Kegiatan Seminar Web Hacking Dan Digital Forensic Tanggal 19 April 2017 Di Lombok

Selasa, 25 April 2017

seminar web lombok2 Melanjutkan dari acara sebelumnya di Solo dan Palembang, sekitar 60 orang mengikuti seminar “Seminar Web Hacking Dan Digital Forensic” Peserta seminar dalam acara yang digelar di Aula Hotel Lombok Raya (19/4/2017), yang di hadiri pelajar, SMA, SMK, dan Mahasiswa Informatika di wilayah NTB, serta Relawan TIK, Komunitas TIK, Korem Mataram, dan Lanud Rembiga.

Pertahanan siber sebagai bagian dari Pertahanan Negara menjadi tanggung jawab Kementerian Pertahanan dalam koordinasi pelaksanaannya. Dalam mengantisipasi hal tersebut, saat ini Kementerian Pertahanan juga telah dalam proses akhir untuk membentuk kelembagaan struktural Pusat Pertahanan Siber. Namun, mengingat perlunya penyelesaian secara cepat dan akurat, maka diperlukan koordinasi dengan semua lapisan masyarakat khususnya praktisi dan pengguna, sehingga dampak yang mungkin timbul dapat diminimalkan.

seminar web lombok3

Materi yang di bahas dalam seminar di lombok ini adalah Web Standing, Digital Forensic, serta kesadaran multi stakeholder dalam mengantisipasi rencana kontingensi serangan siber.

Dalam membangun kekuatan pertahanan siber ini, berbagai keahlian yang perlu dimiliki misalnya di bidang strategi keamanan dan pengamanan serta serangan informasi (information security and warfare), ahli peretasan (hacking), spionase (espionage), forensik digital (digital forensic) dan analisis keamanan jaringan (network security analyst). Melihat berbagai realitas tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketika logika perang mengalami perubahan dari konvensional menuju perang siber, maka TNI pun di tuntut kesiapannya mengimplementasikan teknologi perang modern guna menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Ditambah lagi saat ini semakin banyak infrastruktur kritikal Indonesia yang bergantung pada teknologi elektromagnetik dan teknologi informasi dan komunikasi. Kalau infrastruktur komando pasukan siber tidak disiapkan sejak dini, maka dikhawatirkan Indonesia berada di posisi inferior dan tidak memiliki posisi tawar dalam percaturan sistem pertahanan dunia moderen masa mendatang, apalagi dalam konteks komunikasi internasional, keharmonisan hubungan antar negara tidak menjamin terlepas dari bahaya laten pertempuran siber. Meski secara eksplisit negara – negara menjalin hubungan diplomatik yang baik. Hal tersebut tidak banyak di ketahui publik, karena tidak semua negara mau merilis terjadinya pertempuran dunia maya dengan berbagi alasan salah satunya menghindari provokasi perang konvensional.

Pertahanan siber sebagai bagian dari Pertahanan Negara menjadi tanggung jawab Kementerian Pertahanan dalam koordinasi pelaksananya. Dalam mengantisipasi hal tersebut, saat ini Kementerian Pertahanan juga telah dalam proses akhir untuk membentuk kelembagaan struktural Pusat Pertahanan Siber. Namun, mengingat perlunya penyelesaian secara cepat dan akurat, maka diperlukan koordinasi dengan semua lapisan masyarakat khususnya praktisi dan pengguna, sehingga dampak yang mungkin timbul dapat diminimalkan. Hal ini didasari oleh hal-hal antara lain:

seminar web lombok4

1. Sebagai besar hacker berasal dari individu, sehingga kesadaran pengguna teknologi informasi komunikasi dalam tujuan positif juga tergantung pada semua individu.

2. Dalam dunia yang serba digital, gangguan yang diakibatkan oleh masalah-masalah siber akan berdampak pada banyak aspek, mulai dari keamanan individu, tergantung system kendali alutsista pertahanan, maupun secara lebih luas dan serius yaitu gangguan terhadap pertahanan negara sehingga perlu berbagi keahlian dalam menyelesaikannya.

3. Dalam mencari solusi untuk masalah siber, perlu dilakukan dengan memperbanyak alternatif kemungkinan pemecahan sehingga kemungkinanan kerugian akan dapat diminimalkan. Hal ini hanya mungkin jika masalah tersebut ditangani oleh banyak pihak dengan ide-ide yang konstruktif dan saling melengkapi. Bila masalah tersebut tidak segera terselesaikan, maka semakin lama risiko yang muncul akan semakin besar.

4. Menjaga ketahanan siber akan lebih kuat bila pelaksanaan identifikasi potensi masalah di lakukan secara bersamasama, karena setiap potensi yang mungkin muncul akan segera di ketahui dan segera di temukan solusi untuk menutupnya

5. Terakhir, masukan dari para ahli dibidang keamanan siber dapat menjadi input yang berharga bagi pembuat kebijakan yang dapat dan segera dapat diaplikasikan secara mudah dan murah di semua sektor terkait.

Oleh karena itu Direktur Komponen Pendukung Ir Tristan Sumarjono MM., mengajak kepada seluruh peserta yang hadir untuk bersama-sama meningkatkan pemahaman di bidang Pertahanan Siber, khususnya tentang Web Hacking dan Digital Forensik. Dengan bekerja sama, mensinergikan semua kemampuan dan sumber daya, maka akan mampu untuk menjaga cyberspace.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia