ACARA PEMBUKAAN LOMBA PCTA TINGKAT PUSAT DI BANDUNG TANGGAL 18 SEPTEMBER TAHUN 2018

Selasa, 18 September 2018

pcta

Dirjen Pothan Kemhan Prof. Dr. Ir. Bondan Tiara Sofyan, M.Si membuka lomba PCTA tingkat Pusat tahun 2018 bertempat di Hotel Golden Flower Jln. Asia Afrika No. 15-17 Braga Kota Bandung Jawa Barat Selasa tanggal 18 September 2018 yang dihadiri oleh Para Pejabat Eselon II dan Pejabat Perwakilan Kemhan di Daerah, Para Pejabat di Lingkungan Pemprov Jawa Barat, Pendamping peserta Ketua Alumni PCTA Provinsi se-Indonesia, Para Rektor serta Kepala Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, Para juri dan panitia lomba PCTA TK. Pusat TA. 2018.

Globalisasi telah merubah tatanan baru disegala aspek kehidupanya, baik budaya, ekonomi, politik, teknologi, lingkungan pertahanan keamanan. Dampak yang dibawa sangat beragam, baik positif maupun negatif. Pada satu sisi Globalisasi telah menciptakan peluang-peluang yang dapat memberikan keuntungan manusia, tetapi pada sisi lain, banyak yang merasa kesulitan dengan adanya perubahan teknologi yang baru tersebut. Banyak perubahan yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat, tapi ada juga yang negatif pada gilirannya akan merugikan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia itu sendiri.

Bela negara merupakan sebuah konsep yang disusun melalui perangkat perundangan dan dalam suatu kebijakan negara yang mencerminkan patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen bangsa untuk kepentingan mempertahankan eksistensi negara. Secara fisik hal ini dapat diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan fisik atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara, sedangkan secara non- fisik konsep ini diartikan sebagai upaya untuk serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan.

Bela negara biasanya selalu dikaitkan dengan paham kemiliteran, dimana seolah-olah kewajiban dan tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak pada Tentara Nasional Indonesia, padahal berdasarkan pasal 30 Undang Undang Dasar 1945, bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kesadaran bela negara hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras, mulai berhubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata. Termasuk didalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.

Beberapa sikap dan prilaku seseorang warga negara seperti cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin akan pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban demi negara dan bangsa, memiliki kemampuan awal bela negara yang semua itu dikenal sebagai unsur dasar bela negara. Lakukan belajar dengan rajin, Taat akan hukum dan aturan negara, melestarikan budaya, bergotong royong, menjauhi narkoba, menanamkan sikap kejujuran dan lain-lain maka pada dasarnya seseorang itu sudah dapat dikatakan memiliki sikap bela negara yang baik.

Pemuda merupakan generasi yang mampu merubah (agent of change). Pemuda dengan kekuatan, kecerdasanya lebih mampu berfikir secara terbuka dan toleran untuk menerima perubahan, dan pemudalah yang akan melestarikan semangat nasionalisme sampai keanak cucunya kelak. Sebab nasionalisme merupakan roh yang menggerakan semua elemen masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Nasionalisme terbentuk dari interaksi antar elemen didalam suatu bangsa dan tanggapan bangsa terhadap lingkungan, sejarah dan cita-citanya. Oleh karena itu generasi muda harus mampu menyikapi perkembangan dunia dan ambil sisi positifnya untuk membangun bangsa dan negara walaupun berbeda agama, suku, dan budaya dapat berpikir rasional, demokratis dan kritis dalam menuntaskan segala masalah yang ada di Negara kita.

Generasi muda sebagai dinamisator pembangunan nasional perlu mendapat perhatian serius, hal mendasar yang harus dimiliki oleh generasi muda dalam kontribusi mengisi kemerdekaan adalah senantiasa menjaga martabat bangsa serta memahami apa dan bagaimana mewujudkan masa depan bangsa. Salah satu perwujudan bela negara tersebut Kemhan melaksanakan program Parade Cinta Tanah Air untuk mensosialisasikan dan menyampaikan pesan pembentukan karakter kepada generasi muda Indonesia.

Program ini diperuntukan bagi mahasiswa dan pelajar SLTA sederajat di seluruh Indonesia, lomba PCTA Tahun 2018 dengan tema ”Mewujudkan Generasi Muda Berkarakter, Maju dan Mandiri yang Cinta Tanah Air” Tujuan lomba tersebut agar generasi pemuda mencintai dan mampu menampilkan hasil inovasi dan karya nyata serta pengetahuannya secara konstruktif dan komperhensif dalam mewujudkan pemuda yang memiliki karakter bangsa yang memiliki cinta tanah air. Beberapa harapan Dirjen Pothan Kemhan pada pembukaan PCTA Tingkat Pusat 2018 dalam penguatan karakter dan jati diri kepada para mahasiswa dan pelajar sbb:

  1. Jadilah pemuda yang dapat menjadi pemimpin, yang senantiasa menjadi solusi dari setiap permasalahan. Pemimpin harus senantiasa mengedepankan hati nurani sebagai landasan tingkah laku dan perbuatan. Karena pemimpin yang punya hati nurani tidak akan mudah menyerah dan bahkan merupakan pribadi yang berjiwa besar, arif dan bijak sana serta senantiasa pandai merasa, bukan merasa pandai, serta bermanfaat bagi dirinya, keluarga, terutama untuk lingkungan dan bangsanya.

  2. Masa depan Indonesia ada dipundak saudara sekalian untuk itu tingkatkan kompetensi dan kapasitas diri sebagai modal insani yang unggul dan konfentitif serta berwawasan kebangsaan dan memiliki kesadaran Bela Negara guna mewujudkan cita-cita Bangsa.

  3. Ilmu pengetahuan memang faktor penting menjadikan generasi bangsa yang cerdas. Namun kecerdasan tersebut tidak akan berarti apa-apa, jika tidak diperkaya dengan karakter dan wawasan kebangsaan yang kuat.

  4. Jadilah duta-duta Bela Negara dari kalangan mahasiswa dan pelajar yang menjadi modal bagi masyarakat yang membawa manfaat dan kontribusi positif bagi peningkatan kesadaran Bela Negara di masyarakat.

  5. Sebagai mahasiswa dan pelajar yang nantinya dibentuk untuk menjadi manusia Indonesia yang berpikiran rasional intuitif, harus mampu memiliki dan memilah mana yang harus diterima dan mana yang harus ditolak. Jadilah Pancasila dan kesadaran bela negara sebagai standar dan landasan karakter dalam mengambil suatu sikap dan keputusan.

Giat pembukaan PCTA tingkat Pusat Tahun 2018 di kota Bandung Provinsi Jawa Barat berjalan tertib, aman dan lancar. (Red. Bag Datin)

.

♥ KOMENTAR, SARAN, MASUKAN… KIRIM KE : komentar.pothan@kemhan.go.id




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia