PERLUNYA PEDOMAN, STANDARISASI DAN KRITERIA DALAM MEMBANGUN JALAN DAN JEMBATAN GUNA SARPRAS KEPENTINGANPERTAHANAN NEGARA

Senin, 8 April 2019

Oleh : Tri Rahayu Irianingsih, S.H.,M.H.

Pembina IV/a NIP. 196206201987032001

Analis Pertahanan Negara Madya Dit. Komduk

PENDAHULUAN

Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan masih menjadi program prioritas utama yang berkelanjutan dan berkesinambungan oleh pemerintahan saat ini. Dari visi dan misi yang dicanangkan yaitu terwujudnya pembangunan jalan dan jembatan yang mantap dalam rangka mendukung kemandirian pemerintah dan masyarakat.

Infrastruktur jalan dan jembatan sebagai prasarana transportasi darat merupakan bagian dari sarana dan prasarana yang dipersiapkan sebagai komponen pendukung dalam rangka mendukung sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer. Infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah mempunyai arti yang sangat penting, mengingat fungsinya untuk memperlancar arus barang dan orang dari satu tempat ketempat lain dan arus barang dari sumber-sumber produksi ke pusat-pusat pemasaran. Selain itu, kegunaan jembatan dan jalan raya antara lain memperlancar pertumbuhan perekonomian sebuah bangsa; pemerataan perekonomian; kelancaran lalu lintas; pertumbuhan PDRB (Produk Domestic Regional Bruto) daerah dan sebagainya. Adanya jembatan atau jalan raya juga memiliki fungsi sebagai penghubung; keamanan sebuah bangsa dapat lebih merata; pertukaran budaya antar daerah  dan mempercepat aktivitas masyarakat di wilayahnya.

Sarana dan prasarana transportasi, mempunyai pengertian sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan tertentu. Contoh sarana yaitu bis, taxi, kereta, pesawat, dan lain sebagainya. Sedangkan prasarana transportasi adalah alat penunjang utama bagi terselenggaranya suatu usaha pembangunan atau proyek prasarana. Contoh prasarana transportasi yaitu jalan raya, jembatan dan lain sebagainya.

Bicara masalah infrastruktur, pemerintah saat ini sedang gencar-gencarnya membangun rangkaian infrastruktur jalan dan jembatan di seluruh penjuru Indonesia.Bila sebelumnya hanya terpusat di Pulau Jawa, kini sedang mencanangkan sebuah proyek prestisius jalan lintas Papua. Selain Papua, pemerintah juga sedang membangun beragam proyek jalan raya lainnya di pulau-pulau lainnya. Di Pulau Kalimantan, pemerintah sedang membangun jalan tol untuk rute Balikpapan menuju Samarinda sepanjang 99 km. Di tol untuk rute Balikpapan menuju Samarinda sepanjang 99 km. Di Pulau Sulawesi, dibangun jalan tol dengan rute dari Manado menuju Bitung sepanjang 39 km. Di kedua pulau ini, dilakukan preservasi untuk memastikan kondisi infrastruktur.

Pulau Jawa sendiri saat ini sedang dicanangkan pembangunan Tol Trans Jawa yang menghubungkan Merak hingga Banyuwangi. Bila tercapai sepenuhnya, jalan tol ini akan memiliki panjang sebesar 1.187 km. Saat ini, proses pembangunannya baru sekitar 43%, atau setara dengan 516 km.Pembangunan jalan tol Trans Jawa akan membantu distribusi logistik serta turut membangun perekonomian negara. Dengan infrastruktur jalan yang mumpuni tentunya akan mempermudah arus distribusi barang yang ujungnya akan membuat roda perekonomian terus bergerak.

Di Indonesia saat ini, 90% pengiriman distribusi logistik memanfaatkan jalur darat dan hanya 10% yang menggunakan fasilitas laut.Padahal di negara-negara lain pengiriman logistik melalui darat maksimal berkisar pada angka 75%.Menggerakkan perekonomian menjadi alasan pemerintah gencar membangun serangkaian infrastruktur di pulau-pulau di Indonesia, pemerintah meyakini dengan infrastruktur yang baik akan membuat roda perekonomian berjalan dan mengurangi disparitas harga, terutama di wilayah-wilayah terdalam dan terluar di Indonesia. Namun ada infrastruktur jalan layang yang di bangun untuk mengatasi hambatan, menghindari daerah/kawasan yang selalu menghadapi permasalahan kemacetan lalu lintas, melewati persilangan kereta api guna meningkatkan keselamatan lalu lintas dan efisiensi.

Pemerintahjuga membangun jembatan bentang panjang di Ambon dan Pontianak, juga membangun jembatan gantung untuk manusia di Lebak dan Bali. Sedangkan di Jayapura, pemerintah membangun Jembatan Holtekamp. Jembatan yang dibangun selain memiliki fungsi infrastruktur juga bisa menjadi ikon wisata dengan menjadi landmark untuk wilayah setempat.

Proyek pembangunan infrastruktur jalan dan jembatanditanganioleh Direktorat PreservasiJalanDirektorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR sebagai leading sector bersama pemangku kepentingan (stake holder) yaituKementeriaan Perhubungan, Pemda dan badan usaha swasta, serta menggandeng pihakkontraktor maupun konsultan BUMN sebagai pelaksana pekerjaan. Gencarnya pembangunan infrastruktur yang dilakukan saat ini, lebih menitikberatkan pada kepentingan kesejahteraan sementara jugajalan dan jembatanperludipertimbangkan aspek multifungsinyauntukkepentingan pertahanan negara,yangsewaktu-waktu dalam menghadapi ancaman musuh dapat diberdayakan gunaprasarana alutsista TNI.

Permasalahan,Kemen PUPR membangun infrastruktur jalan dan jembatan berdasarkan Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) mengacu pada Permen Pekerjaan Umum Nomor: 19/PRT/M/2011 tanggal 15 Desember 2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Teknis Jalan, dalam Pasal 56 ayat (3) menyebutkan bahwa Perencanaan konstruksi jalan mengacu kepada pedoman perencanaan perkerasan jalan yg berlaku, umumnya konstruksi jalanterdiri dari jalan beton dan jalan aspal. Kedua konstruksi jalan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga dalam aplikasinyapun berbeda dan masing-masing jenis jalan memiliki kelebihan dan kelemahannya.

Jalan beton, konstruksi pada jalan beton biasa disebut dengan perkerasan kaku. Dimana komposisinya terdiri dari plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah di atas tanah dasar.

Plat beton biasanya disebut sebagai lapis pondasi karena dimungkinkan masih adanya lapisan aspal beton di atasnya yang berfungsi sebagai lapis permukaankonstruksi jalan beton ini tergolong kuat, sebab memiliki modulus elastisitas yang tinggi, dalam ilmu teknik sipil, modulus elastisitas merupakan angka yang digunakan untuk mengukur objek atau ketahanan bahan untuk mengalami deformasi elastasi ketika gaya diterpakan pada benda itu.Itu sebabnya, konstruksi jalan beton kerap diterapkan untuk jalan raya dan jalan lingkungan. Tebal jalan beton ini minimal 20cm. Kelebihan jalan beton antara lain tahan terhadap genangan air dan banjir; biaya perawatan lebih murah dibandingkan jalan aspal dan direkomendasikan untuk jalan yang mempunyai tanah dasar yang jelek, dan jalan yang lalu lintas kendaraan beratnya cukup tinggi.

Jalan aspalatau biasa disebut hot mix, merupakan konstruksi jalan yang menggunakan bahan pengikat aspal panas.Biasanya campuran aspal panas didatangkan impor, misalnya Shell dan ESSO 2000.Cairan aspal ini sedikit mahal, menghabiskan biaya 60% dari total biaya hot mix.Adapun kelebihan konstruksi jalan aspal antara lain kondisi jalan lebih halus, tidak bergelombang, jalan yang diaspal memiliki warna yang gelap, sehingga memberikan dampak secara psikologis rasa aman dan nyaman.Untuk membuat jalan aspal, biasanya kontraktor atau pemda sudah menerapkan sistem drainase yang baik.Perawatan jalan ini juga terbilang mudah bila ada yang berlubang, tinggal menggali dan mengganti dengan yang barupada area jalan yang rusak. Sedangkan kekurangan jalan aspal tidak tahan terhadap genangan air, untuk itu diperlukan sistem drainase yang baik. Jika tidak, jalan akan berlubang karena genangan air setelah hujan.

Konstruksi jembatan adalah suatu struktur kontruksi yang memungkinkan route transfortasi melaluisungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan lain-lain. Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanyarintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi dan pembuang.

Pada umumnya bagian konstruksi suatu bangunan jembatan terdiri dari :  Bangunan atas, Bangunan bawah dan  Pondasi. Sedangkan konstruksi pembangunan jalan dan jembatanuntuk kepentingan pertahanan negara, belum ada infrakstruktur yang dibangun lengkap sesuai standarisasi/kriteria penggunaan alutsista yang terstruktur/ yang ditentukan oleh TNI AD dalam hal ini Direktorat Zeni Angkatan Darat (Ditziad).

Berkaitan dengan standarisasi/kriteria konstruksijalan dan jembatanuntuk kepentingan pertahanan negara makaperludikomunikasikan, dikoordinasikan, dikerjasamakan dan diintegrasikanantara Kementerian Pertahanan/TNI dengan Kementerian PUPR, Kemenhub dan Pemda bahwa jalan atau jembatan yang dibangun, pemanfaatannya harus bersifatmultifungsi. Selain untuk kesejahteraan juga sebagai ruang wilayah pertahanan negaraantara lain jalan berfungsi untukpendaratan darurat pesawat terbang TNI, jalandapat dilalui Tank Leophard yang bobotnya rata-rata ± 60 Ton, panser, truktentara danlain sebagainya. Karenanya, kepentingan hal ini akan dapat diwadahi dalam penyusunan RPJMN Kebijakan Pertahanan Negara.Selanjutnya juga,harus menjadi agenda perhatiannya pemerintah bahwapemanfaatan seluruhsarana dan prasarana nasional berupa infrastruktur jalan dan jembatan yang dibangun hendaknya juga berwawasan untuk kepentinganpertahanan negara.

ANALISIS

Alasan gencarnya pemerintah membangun rangkaian infrastruktur jalan dan jembatan di seluruh penjuru Indonesiaadalah untuk menggerakkan pemerintahan dan perekonomian rakyat Indonesia. Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang dilakukan olehDirektorat PreservasiJalanDirektorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPRmerupakan perwujudan dari Nawa Cita Pemerintah,utamanya untuk peningkatan aksesibilitas, konektivitas serta pertahanan dan keamanan.

Pembangunan jalan dan jembatan selain untuk kepentingan kesejahteraan, juga perlu mempertimbangkan aspek multifungsi guna kepentingan pertahanan negara yang sewaktu-waktu dalam menghadapi ancaman musuh dapat diberdayakan sarana dan prasarana alutsista TNI.

Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya bahwa pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan harus dilaksanakan sesuai spesifikasi kriteria/standar penggunaan alutsista TNI. Walaupunpernah adanya pelibatan Zeni pada tahun anggaran 2017 dengan Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah XI Kalbar dalammembantu membuka lahan di jalan perbatasan Kalbar sepanjang 82 Km. Namun pembangunan konstruksi jalan perbatasantersebut hanya karena didasari pertimbangan TNI lebih tahan lama untuk berada di lapangan dan lebih mengerti medan. Karena disadari oleh BBPJN Wilayah XI Kalbar,tantangan pembangunan jalan perbatasan, medannya itu membelah gunung, menyisir perbukitan hutan dan kerawanan kelompok kriminal bersenjata (KKB).Untuk itu digandenglah TNI-AD dalam hal ini Direktorat Zeni TNI-AD sesuai kesepakatan bersama, pihaknya hanya membantu Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR untuk membuka lahan dengan lebar 25 meter lengkap dan saluran drainase pada sisi kanan-kirinya yang dilanjutkan tahap perkerasan tanahnya.

Kerjasama antara Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR dengan Zeni sudah berlangsung sejak 2015 namun TNI membutuhkan jalan perbatasan ini dapat tersambung khususnya dalam konteks menjaga pertahanan dan keamanan. Karena untuk menghubungkan satu pos jaga dengan pos jaga lainnya bisa membutuhkan waktu 1,5 sampai 2 hari dan sekarang setelah ada jalannya hanya butuh beberapa jam saja.Dengan demikianinfrastruktur jalan yang dibangun lebih difokuskan pada kepentingan kondisi saat ini yang kemungkinannyabelum memenuhi standarisasi atau kriteria jalan maupun jembatan yang akan digunakanuntuksarana dan prasarana alutsista kepentingan pertahanan negara, yang sewaktu-waktu dibutuhkandalam menghadapi ancaman musuh.

Direktorat Zeni Angkatan Darat (disingkat Ditziad) merupakan salah satu Badan Pelaksana Pusat di tingkat TNI Angkatan Darat, yang bertugas pokok membina dan menyelenggarakan fungsi Zenidalam rangka pelaksanaan tugas pokok TNI AD. Zeni sebagai salah satu kecabangan di dalam TNI AD mempunyai kemampuan melaksanakan fungsi teknis militer, baik di daerah pertempuran maupun daerah pangkalan.Sehingga Satuan Zeni AD dapat diklasifikasikan sebagai satuan bantuan tempur dan satuan bantuan administrasi.

Kesatuan ini merupakan kesatuan standar militer di seluruh dunia karena perannya dalam pertempuran sejak zaman purba, karena pada intinya fungsi bantuan tempur Zeni adalah bersifat improvisasi, insidentil, dan menggunakan standar teknik yang khusus dikualifikasikan pada Satuan Zeni.

Zeni Tempur sendiri secara umum baik di luar negri maupun di Indonesia mempunyai fungsi sebagai pasukan Bantuan Tempur terhadap Pasukan Manuver (Infanteri) berupa Bantuan Tempur Zeni (Banpurzi) dan Bantuan Administrasi Zeni (Banminzi).Banpurzi diaplikasikan pada segala pekerjaan yang bersifat membantu gerak maju pasukan manuver, dan aksi menghambat gerak maju pasukan lawan, sedangkan Banminzi adalah segala upaya kegiatan dan pekerjaan yang dilakukan oleh prajurit Zeni di medan Tempur dalam rangka membantu pasukan manuver agar tetap dapat bertahan di luar perbekalan, peralatan, serta komunikasi. Karena ketiga masalah ini menjadi tanggung jawab satuan korps perbekalan, korps peralatan, dan korps komunikasi. Bantuan Administrasi Zeni hanya bersifat kebutuhan yang bersifat taktis dan teknis di medan tempur. 9 (sembilan) tugas Pokok Zeni AD terdiri dari: Konstruksi, Destruksi, Rintangan, Samaran, Penyeberangan, Penyelidikan, Perkubuan, Penjinakan bahan peledak (Jihandak), serta Nuklir-Biologi-Kimia (Nubika) pasif.

Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area. Secara ringkas konstruksi didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangun(an) yang terdiri dari bagian-bagian struktur. Misal, Konstruksi Struktur Bangunan adalah bentuk/bangun secara keseluruhan dari struktur bangunan. contoh lain: Konstruksi Jalan Raya, Konstruksi Jembatan, Konstruksi Kapal, dan lain lain.

Permasalahan pembangunan infrastruktur Jalan dan Jembatan yang dihadapi saat ini, yaitu:rendahnya mutu pelayanan jasa transportasi baik secara kuantitaif maupun kualitatif; Kondisi Jaringan Jalan Nasional, Propinsi dan Kabupaten mengalami penurunan; rendahnya pengeluaran pemerintah di sektor transportasi dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah; seringnya terjadi bencana alam; biaya pembangunan yang tinggi dan pemeliharaan jalan relatif tinggi karena faktor topografis daerah yang bergelombang dan berbukit; serta belum terpadunya penanganan sistem jaringan jalan kabupaten, kota, propinsi dan nasional.

Dampak positif dan negatif dari pembangunan Jalan dan Jembatan, pada dasarnya kegiatan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan pasti mengakibatkan dampak terhadap lingkungan baik dampak positif maupun dampak negatif, sebagai contoh pembangunan jalan pada daerah yang tidak stabil dapat mengakibatkan kejadian tanah longsor . Dampak positif dan negatif yang sering kita temui dalam pembangunan jalan dan jembatan adalah :

a.      Dampak Positif

1.      Kelancaran lalu lintas

Manfaat langsung dari pembangunan jalan dan Jembatan adalah meningkatnya kelancaran arus lalu lintas atau angkutan barang dan orang khususnya dalam menghubungkan Daerah satu kedaerah lainnya.Dengan semakin lancarnya arus lalu lintas berarti lebih mengefisiensikan waktu dan biaya.

2.      Merangsang tumbuhnya aktivitas perekonomian

Manfaat langsung ini sudah terasa ketika pertama kali jembatan dan jalan dibuka.Diantaranya adalah tumbuhnya aktivitas perekonomian di sekitar jembatan dan jalan yang dibangun.Sebagai contoh adanya aktivitas PKL di sekitar kaki jembatan dan dipinggir jalan banyak masyarakat setempat yang mulai membuka warung.

3.      Pertumbuhan PDRB (Produk Domestic Regional Bruto) daerah

Semakin lancarnya transportasi akan menimbulkan dampak pergerakan orang maupun barang.  Dengan demikian akan memicu peningkatan jumlah penduduk. Meningkatnya jumlah penduduk akan merangsang naiknya permintaan barang dan jasa. Selanjutnya akan merangsang meningkatnya kegiatan perekonomian, berkembangnya usaha di sektor pertanian, industri, perdagangan, jasa dan meningkatnya arus barang masuk ke Pulau Madura.

4.      Percepatan Penyediaan Infrastruktur

Sesuai fakta yaitu adanya peningkatan jumlah penduduk yang dibangun jalan dan jembatan. Maka akan diimbangi dengan penyediaan infrastruktur khususnya di Daerah tempat pembangunan tersebut dalam rangka memfasilitasi kebutuhan penduduk.

b.      Dampak Negatif

1.     Menurunnya Pendapatan Industri Jasa penyeberangan di sekitarJembatan yang dibangun.

2.     Pertumbuhan PKL kurang terkendali yang merusak keindahan

lingkungan jembatan khususnya.

3.     Jalan yang bagus, terkadang sering terjadi kecelakaan.

4.     Dampak majunya suatu daerah akan berpengaruh pada Budaya lokal.

Dari uraian di atas, disimpulkan bahwa untuk kepentingan pertahanan negara,pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan harus dapat mengakomodir untuk kepentingan mobilitassarana prasarana alutsista TNI,karena itu harus memenuhi standarisasi/kriteria, yang ditentukan oleh TNIdiantaranya:

a. Jalan yang luas karena memiliki traksi offroad lebih besar dan lebih mudah bermanuver, termasuk berputar 180 derajat;

b Memiliki badan jalan yang kuat karena biasanya kendaraan berantai diangkut dengan kereta, truk tronton atau truk pengangkut khusus;

c Jalan beraspal agar menggunakan roda bergerak lebih cepat dan dapat menempuh jarak yang cukup jauh;

d Infrastruktur jalan dan jembatan harusmemiliki tekanan tanah yang lebih tinggi dengan berat yang sebanding, karena treknya memiliki luas permukaan yang lebih besar saat bersinggungan dengan tanah; dan

e Tingginya tekanan tanah meningkatkan kemungkinan kendaraan tidak bisa bergerak di lumpur, salju atau pasir.

Terselenggaranya infrastruktur jalan dan jembatan yangbersifat multifungsi yaitu berwawasan kepentingan pertahanan negara menjadi sangat penting. Hal ini harus dipikirkan oleh pemerintah dalam hal ini antara Kementerian Pertahanan/TNI dengan Kementerian PUPR, Kemenhub dan Pemda dengan melaksanakankomunikasi, koordinasi, kerjasama dan integrasi lintas sektoral.

KESIMPULAN

Kedepan, pembangunan Infrastruktur jalan dan jembatanperlu dilaksanakan sesuai spesifikasi kriteria/standarisasi, yang memiliki multifungsi. Hal ini agar mewadahipenggunaan sarana dan prasarana alutsista TNIuntukkepentingan pertahanan negaradalam menghadapi ancaman musuh. Sehingga Infrastruktur jalan dan jembatandapat digunakan sebagai aksesbilitas, konektivitas serta pertahanan dan keamanan untuk prasarana alutsista TNI guna kepentingan pertahanan negara.

REKOMENDASI

  1. Kemhan dan TNI perlu menyusun pedoman, standarisasi dan kriteria sarana dan prasarana transportasi darat untuk kepentingan pertahanan negara.
  2. Kedepan, daam menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) kepada Bappenas tentang Kebijakan Pertahanan Negaraperlu dimasukkan dalam halKebijakan Pemberdayaan Pertahanan Negara khususnya sarprasnas untuk kepentingan pertahanan negara.Hal ini dilaksanakanagar pembangunan tersebut memiliki manfaat multifungsi yaitu selain untuk kesejahteraan juga berwawasan untuk kepentingan pertahanan negara

  3. Perlu membangunkomunikasi, koordinasi, kerjasama dan integrasi lintas sektoral antara Kementerian Pertahanan/TNI dengan Kementerian PUPR, Kemenhub dan Pemdadalam membangun infrastruktur jalan dan jembatan guna kepentingan pertahanan negara sebagai aksesibilitas, konektivitas serta pertahanan dan keamanan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan MoU/Kesepakatan bersama/Kerja sama).

  4. Kemhan segera melakukan inventarisasi pendataan infrastruktur jalan dan jembatan, yang telah memenuhi standarisasi/kriteria yang ditentukan oleh TNI guna kepentingan pertahanan negara.

Jakarta, 2019

APN Madya Ditkomduk,

Tri Rahayu Irianingsih, SH.MH

Pembina Tk I IV/b Nip.196206201987032001




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia