“STRATEGI COPYING FROM DALAM MEMPERKUAT PERTAHANAN NEGARA PADA DOMAIN MILITARY AVIATION”

Rabu, 10 Mei 2023

Oleh : Gede Priana Dwipratama, S.E., M.M.

Analis Pertahanan Negara Ahli Muda Set Ditjen Pothan Kemhan

Kompetisi keamanan regional antara Amerika Serikat dan Cina lingkup Asia Pasifik semakin memanas dalam beberapa tahun terakhir. Situasi ini terus berkembang, salah satunya insiden yang terjadi pada bulan September 2015. 1Seorang reporter CNN yang ikut dalam patroli US Navy P-8Surveillance Aircraft terbang melintasi Laut Natuna Utara. Chinese Navy memperingatkan pesawat patroli US Navy untuk pergi agar terhindar dari kesalahpahaman saat pesawat patroli US Navy terbang melintasi China’s new man-made island. Pada Mei 2016, Fighter Jet J-11 milik Cina melakukan intercepted US Navy EP-3A Aries Aircraft yang tengah menjalankan misi patroli rutin di wilayah penerbangan internasional Laut Natuna Utara. Selain itu juga terdapat beberapa insiden lain seperti Juni 2016, Pentagon menyatakan protes kepada Cina, saat US Air Force RC-135 melaksanakan patroli di wilayah Laut Cina Timur, Chinese Fighter Jettiba-tiba melintas dengan kecepatan tinggi dan membahayakan pesawat partroli Amerika Serikat. Pada Februari 2017, US Navy P-3C terbang dalam misi rutin pengamanan di wilayah pulau Scarborough Shoal yang menjadi pusat konflik Cina dengan Filipina. Pesawat patroli Amerika Serikat terpaksa merubah rute penerbangannya untuk menghindari potensi unsafe encounter dengan Chinese KJ-200. Pada Mei 2017, dua Chinese Fighter Jet Su-30 terbang dan berpapasan dengan US Air Force WC-135 di wilayah Laut Cina Timur.

Amerika Serikat merespon berbagai insiden tersebut dengan berbagai cara agar tetap dapat mempertahankan dominasinya dalam wilayah udara. Pada Maret 2016, Amerika Serikat dan Filipina kembali membuka empat pangkalan udara militer di wilayah Filipina sebagai bentuk kerja sama kedua negara dalam menjaga keamanan di sekitar Laut Natuna Utara. 2Pada Juni 2016, Amerika Serikat mengirimkan satu temporary detachment US Navy EA-18G Glower Electronic Attack Aircraft ke Filipina dalam rangka melaksanakan latihan militer bersama untuk mendukung operasi rutin yang dapat meningkatkan kewaspadaan maritim regional dan menjaga keamanan wilayah udara dan maritim berdasarkan hukum internasional. Setelah Korea Utara gagal melaksanakan missile test pada Februari 2017, US Air Force menerbangkan empat Pesawat B-1B Lancer Heavy Strategic Bomber menuju wilayah Guam dengan tujuan memperkuat pengamanan kawasan regional. Kompetisi strategis Industri Aviasi Militer telah menjadi salah satu komponen fundamental bagi Amerika Serikat dan Cina dalam menunjukkan posisinya di kawasan global. Perkembangan Industri Aviasi Militer Cina bergantung pada kemampuan dan kekuatan People’s Liberation Army Air Force (PLAAF) baik untuk operasi militer offensive maupun defensive. Peningkatan kemampuan PLAAF dalam domain Aviasi Militer dilakukan oleh Cina melalui pengembangan strategic warning, air attack, anti-air, missile defense, airborne operations dan strategic airlift.

Amerika Serikat memandang kemampuan Aviasi Militer sebagai tulang punggung dalam setiap US Air Force (USAF) core missions lingkup air and space superiority, intelligence, surveillance, reconnaisance, rapid global mobility, global strike, command and control. Peningkatan tensi bilateral kedua negara dan kepentingan dalam pengembangan airpower to national defense menghadirkan kompetisi long-term peacetime strategic antara Amerika Serikat dengan Cina khususnya dalam domain Aviasi Militer. Sejak 2004, pimpinan PLAAF telah menjadi bagian dari China’s powerfull Central Military Commission (CMC). Selain itu, PLAAF juga menerima kebijakan own service-specific strategyyang bertujuan untuk mengembangkan “integrated air and space, and simultaneous offensive and defensive operations”.Cina memandang kekuatan Militer Amerika Serikat sebagai model sebuah negara dalammengembangkan kekuatan militernya, namun sekaligus juga dipandang sebagai bentuk ancaman nyata bagi keamanan Cina. Situasi ini membuat Cina meningkatkan sumber daya negaranya dalam sektor pertahanan (termasuk kemampuan dalam mencegah intervensi oleh Militer Amerika Serikat), modernisasi kekuatan militer (termasuk kapabilitas Aviasi Militer) dan pengembangan kemampuan tempur pasukan (termasuk kemampuan tempur udara dalam konteks joint campaigns). Cinaselalu melakukan evaluasi alokasi sumber daya, pengembangan platform dan airpower concepts serta fokus dalam menangkal potensi ancaman militer Amerika Serikat. Kebijakan pertahanan tersebut telah dilakukan Cina selama lebih dari sepuluh tahun terakhir.

Belanja pertahanan Cina terus mengalami peningkatan sejak dua puluh tahun terakhir. Meskipun anggaran pertahanan tampak berkurang sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi Cina, PLA tetap dapat memaksimalkan anggaran yang ada dan terus membuat progress dalam modernisasi perangkat keras, penguatan kualitas personel, improvisasi metode pelatihan dan membangun kesiapan tempur pasukan. 3Kemampuan Militer Cina telah berkembang pesat selama beberapa tahun dengan menetapkan prioritas pada pengembangan kemampuan tempur udara, teknologi misil, ruang angkasa dan kapabilitas maritim. Saat ini PLAAF telah menjadi kekuatan terbesar angkatan udara di Asia dan ketiga di dunia, tren peningkatan kekuatan militer tersebut lebih banyak dalam modernisasiaircraft (sekitar 600 unit) fourth-generation fighters, diantaranya Su-27s, Su-30s, J-10s, J-11As dan J-11B Fighters. Dari perspektif Cina, pengembangan advanced hardware menjadi komponen yang sangat penting bagi PLAAF untuk terus bertransformasi. Pengembangan advanced hardware tersebut merupakan strategi copying from dan sekaligus penyiapan dalam menangkal kemampuan Militer Amerika Serikat.Strategi copying from yang dilakukan oleh Cina terhadap Amerika Serikat, dalam hal ini PLAAF terhadap USAF bertujuan untuk mengembangkan kemandirian Industri Pertahanan Cina seperti stealth aircraft, unmanned systems, information technology, airborne warning and control, early warning systems dan strategic transport capability. Strategi Cina tersebut mengindikasikan bahwa PLAAF membutuhkan kesiapan dalam menangkal intervensi Militer Amerika Serikat dan melindungi kepentingan Cina diluar negeri dalam menjalankan operasi militer selain perang. 4Program Aviasi Militer yang menjadi prioritas tertinggi bagi Cina meliputi stealth fighters, large transport aircraft, UAV dan strategic bombers.Cina terus melakukan modernisasi stealth fighters dan mengejar pengembangan teknologi fifth-generation fighter sejak tahun 2009. Hal ini membuat Cina menjadi satu-satunya negara selain Amerika Serikat yang memiliki dua target sekaligus dalam pengembangan teknologi stealth fighter.

PLAAF selalu melakukan pengamatan terhadap kemampuan foreign military employment of stealth aircraft dan menempatkan teknologi tersebut dalam melaksanakan transformasi dari predominantly territorial air force menuju kemampuan dalam melakukan operasi baik ofensif dan defensif. Strategi copying fromCina terhadap Amerika Serikat telah melahirkan J-20 dan J-31 Stealth Fighter. Selain itu, dengan strategi tersebut Cina tidak hanya melakukan modernisasi platform,tapi juga berfokus dalam meningkatkan kemampuan lainnya, seperti radar system dan air-to-air missiles. Dalam hal modern large transport aircraft, Cina juga telah memiliki Pesawat Y-20 dimana teknologi pesawat tersebut turut membantu dalam pengembangan platform lainnya, seperti aerial refueling dan airborne early warning planes. Strategicopying from yang dilakukan Cina terhadap Amerika Serikat juga menghadirkan kemajuan teknologi UAV, Strategic Bombers yang meliputi H-6K Bomber dan diklaim lebih hemat dalam konsumsi bahan bakar, memiliki keunggulan dalam melakukan ground attack, serta menggunakan peralatan elekronik modern.

Hasil lain dari strategi tersebut secara otomatis berupa peningkatan knowledge bagi personel militer Cina. Beberapa simulasi latihan militer Cina yang diselenggarakan antara lain latihan serangan misil konvensional yang bertujuan melumpuhkan target vital musuh, joint blockade campaign yang bertujuan melumpuhkan konektivitas server militer dan ekonomi pihak musuh, joint island landing campaign yang bertujuan untuk melumpuhkan dan menduduki seluruh wilayah pulau atau lokasi-lokasi strategis pihak musuh. Simulai latihan militer Cina lainnya seperti latihan militer ofensif di coral island yang memiliki konflik potensial antara Cina dengan Filipina dan Vietnam, serta joint anti-air raid untuk mempertahankan wilayah Cina dari serangan udara dan serangan misil, hal ini penting bagi Cina karena diproyeksikan serangan udara merupakan serangan paling berbahaya yang mengancam kedaulatan negara.

DAFTAR PUSTAKA

Chase, Michael.Emerging U.S – China Strategic Competition in Defense Technological and Industrial Development”, The Gathering Pasific Storm, 2018

Jim Sciutto, “Exclusive: China Warns US Surveillance Plane”, CNN, September 15, 2015, http://www.cnn.com/2015/05/20/politics/south-chine-sea-navy-flight/

PACAF, PACFLT Coordinate Arrival of Electronic Attack Squadron Detachment in Philippines, US Pasific Command, June 20, 2016.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia