PERAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI) DALAM MENDUKUNG PERTAHANAN NEGARA DI ERA DIGITAL

Senin, 14 Juli 2025

Jusuf Sarante.ST.,Msi.Analis Pertahanan Negara Madya Ditekindhan Ditjen Pothan Kemhan

Pendahuluan.

Di era digital sekarang ini perkembangan teknologi semakin pesat dan bahkan telah merambah dalam berbagai sektor, termasuk pertahanan dan keamanan negara secara nasional. Salah satu inovasi yang paling berpengaruh adalah Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Awal konsep kecerdasan buatan (sebelum 1950) konsep mesin yang bisa berpikir sudah muncul sejak jaman filsuf Yunani seperti Aristoteles tepatnya pada abad 17 dan 18 tokoh seperti René Descartes dan Gottfried Wilhelm Leibniz mulai mengeksplorasi ide tentang pemikiran logis yang dapat diotomatisasi. Pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20, tokoh seperti George Boole (logika Boolean) dan Alan Turing (konsep mesin universal) meletakkan dasar bagi pemrograman komputasi modern.

Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) telah menjadi komponen penting dalam sektor pertahanan di berbagai negara. Kemajuan teknologi AI memberikan peluang besar bagi militer dan keamanan nasional dalam meningkatkan efisiensi, kecepatan, dan efektivitas operasional. AI dalam pertahanan berkembang pesat seiring dengan kemajuan dalam komputasi, big data, dan machine learning. Teknologi ini digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari analisis data intelijen hingga sistem persenjataan otonom.

Dengan meningkatnya ancaman siber dan konflik berbasis teknologi, integrasi AI menjadi kebutuhan yang tidak bisa dihindari bagi sistem pertahanan modern.

Artificial Intelligence (AI).

Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan adalah cabang ilmu komputer yang berfokus pada pembuatan sistem atau mesin yang dapat melakukan tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia. AI mencakup berbagai teknologi seperti machine learning, deep learning, pemrosesan bahasa alami (Natural Language Processing), dan visi komputer (computer vision).

AI dapat digunakan dalam berbagai bidang, seperti:
a.
Asisten Virtual (Siri, Alexa, Chat GPT)
b.
Kendaraan Otonom (Mobil tanpa sopir)
c. Analisis Data (Prediksi keuangan, kesehatan, bisnis)
d.
Robotika (Robot industri, robot medis)
e. Keamanan Siber (Deteksi ancaman
digital)

Pertahanan Negara.

Pertahanan Negara adalah segala upaya yang dilakukan oleh suatu negara untuk melindungi kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dari berbagai ancaman, baik ancaman yang datang dari dalam maupun luar negeri. Pertahanan ini melibatkan berbagai aspek, seperti Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial budaya dan Pertahanan keamanan serta Teknologi.

Pertahanan negara terdiri dari beberapa komponen utama yang bekerja sama untuk menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan negara. Komponen tersebut meliputi:

  1. Komponen Utama

  1. Tentara Nasional Indonesia (TNI), yang terdiri dari Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU).

  2. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dalam fungsi keamanan dalam negeri.

  1. Komponen Cadangan

  1. Warga negara yang telah dilatih dan disiapkan untuk memperkuat TNI dalam kondisi darurat.

  2. Unsur-unsur lain yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai kekuatan cadangan

  1. Komponen Pendukung

    1. Sumber daya nasional, termasuk warga negara, sumber daya alam, serta sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk mendukung pertahanan negara.

    2. Lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, dan industri pertahanan.

  1. Sistem Pertahanan Semesta (SISHANAS)

      1. Konsep pertahanan negara yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, baik militer maupun sipil.

      2. Memadukan pertahanan militer dan non-militer untuk menghadapi berbagai ancaman.

 

Pertahanan Negara di Era Digital

Di era digital, konsep pertahanan negara tidak hanya terbatas pada aspek militer fisik, tetapi juga mencakup dimensi baru seperti keamanan siber, perang informasi, dan diplomasi digital. Berikut adalah beberapa aspek utama pertahanan negara di era digital:

  1. Keamanan Siber (Cyber Security)

    1. Serangan siber seperti peretasan, malware, dan ransomware menjadi ancaman utama bagi infrastruktur vital negara, termasuk sistem pemerintahan, perbankan, dan militer.

    2. Negara harus memiliki strategi keamanan siber yang kuat, termasuk penguatan firewall, enkripsi data, serta deteksi dan respon cepat terhadap serangan.

    3. Pembentukan unit siber khusus dalam militer dan pemerintahan untuk menangani ancaman siber.

  1. Perang Informasi dan Propaganda Digital

  1. Penyebaran disinformasi dan hoaks dapat digunakan untuk melemahkan stabilitas politik dan sosial suatu negara.

  2. Negara harus memiliki strategi untuk menangkal propaganda digital, seperti dengan memperkuat literasi digital masyarakat dan membangun sistem verifikasi informasi yang kuat.

  3. Kolaborasi dengan platform media sosial untuk mendeteksi dan menghapus informasi yang menyesatkan.

  1. Penggunaan Teknologi dalam Pertahanan

  1. Pemanfaatan kecerdasan buatan (AI), big data, dan Internet of Things (IoT) untuk meningkatkan efisiensi dalam pengumpulan intelijen dan pengambilan keputusan militer.

  2. Pengembangan drone dan robotika untuk operasi militer dan pengawasan perbatasan.

  3. Sistem pertahanan berbasis satelit untuk komunikasi dan pemantauan wilayah udara dan maritim.

  1. Diplomasi Digital

  1. Negara-negara membangun hubungan diplomatik tidak hanya secara konvensional tetapi juga melalui ruang digital.

  2. Perjanjian dan kerja sama internasional dalam keamanan siber menjadi penting untuk menangkal ancaman lintas negara.

  3. Diplomasi digital juga mencakup pengelolaan data lintas batas dan kebijakan terkait perlindungan data pribadi warga negara.

Perkembangan Masyarakat dalam menghadapi dunia Digital.

Perkembangan masyarakat dalam menghadapi dunia digital dan kecerdasan buatan (AI) berlangsung cepat dan kompleks, melibatkan berbagai aspek kehidupan sosial, ekonomi, budaya, hingga etika. Berikut beberapa poin penting perkembangan tersebut:

  1. Adaptasi Teknologi

  1. Pendidikan dan Literasi Digital: Banyak masyarakat mulai menyadari pentingnya literasi digital. Sekolah dan universitas mulai memasukkan pelajaran coding, AI, dan keamanan siber.

  2. Penggunaan AI Sehari-hari: Chatbot, rekomendasi belanja, asisten virtual (seperti Siri, Alexa), dan AI di media sosial sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

  1. Transformasi Dunia Kerja

  1. Otomatisasi: Banyak pekerjaan rutin mulai tergantikan oleh AI, seperti di bidang manufaktur, administrasi, dan layanan pelanggan.

  2. Munculnya Profesi Baru: Masyarakat mulai beradaptasi dengan munculnya pekerjaan baru seperti data analyst, machine learning engineer, dan AI ethicist.

  3. Reskilling & Upskilling: Pelatihan ulang menjadi penting agar pekerja tidak tertinggal.

  1. Tantangan Sosial dan Etika

  1. Kesenjangan Digital: Tidak semua wilayah atau kelompok masyarakat memiliki akses atau kemampuan yang sama terhadap teknologi.

  2. Privasi dan Keamanan Data: Banyak yang belum menyadari bagaimana data pribadi mereka digunakan oleh AI.

  3. Bias AI: AI bisa memperkuat stereotip jika dilatih dengan data yang tidak beragam.

  1. Kehidupan Sosial dan Budaya

  1. Perubahan Pola Komunikasi: Interaksi manusia mulai bergeser ke dunia digital — media sosial, konferensi virtual, dll.

  2. AI dalam Seni dan Budaya: AI digunakan untuk menciptakan musik, lukisan, hingga tulisan, yang mengaburkan batas antara karya manusia dan mesin.

  1. Regulasi dan Kebijakan

Banyak negara mulai menyusun regulasi terkait penggunaan AI, seperti perlindungan data, etika AI, dan tanggung jawab hukum atas keputusan AI.

Kesimpulan:

Di era digital ini, perkembangan teknologi semakin pesat dan merambah berbagai sektor, termasuk pertahanan negara. Salah satu inovasi paling berpengaruh adalah Artificial Intelligence (AI). Sejak konsepnya di masa filsuf Yunani hingga kemajuan modern oleh tokoh seperti Alan Turing, AI kini menjadi komponen penting dalam pertahanan. Di Indonesia, pertahanan negara dilakukan melalui sistem pertahanan semesta yang melibatkan TNI, Polri, komponen cadangan, dan komponen pendukung. Di era digital, ancaman siber, perang informasi, dan diplomasi digital menjadi dimensi baru yang harus dihadapi. AI berperan besar dalam meningkatkan keamanan, efisiensi operasional, hingga diplomasi digital. Di sisi lain, masyarakat juga mengalami transformasi digital yang cepat, baik dalam teknologi, dunia kerja, sosial budaya, hingga regulasi. Adaptasi cerdas, literasi digital, dan kebijakan etis menjadi kunci menghadapi era ini. Masyarakat sedang berada dalam masa transisi besar. Meskipun teknologi digital dan AI membawa banyak manfaat, perlu pendekatan bijak agar tidak menimbulkan ketimpangan dan disrupsi sosial yang merugikan. Kunci utamanya: literasi digital, inklusi teknologi, dan regulasi yang adil.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia