RSAL Selenggarakan Pelatihan Kelaikan Hyperbaric Chamber

Friday, 27 May 2016

Jakarta – Dalam rangka untuk memenuhi standardisasi peralatan terapi hiperbarik (hyperbaric chamber) sesuai PVHO (Pressure Vessels for Human Occupancy)dan/atau ASME 2 (American Society of Mechanical Engineers 2) serta untuk mengetahui tingkat keamanan (safety) hiperbarik, RSAL Mintohardjo bekerjasama dengan PT Hyperbaric Medical Solusindo mengadakan “Pelatihan Standar Teknis dan Supervisi Kelaikan Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT)”.

Pelatihan yang diadakan di RSAL Mintohardjo mulai tanggal 25-27 Mei 2016 diikuti oleh personel Dislaikmatal TNI AL, Puslaik Baranahan Kemhan dan Subdep RUBT RSAL Mintohardjo. Hadir sebagai pembicara diantaranya Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kelautan (Perdokla) Laksma (Purn) dr. Adi Riyono, Sp.KL, Ketua Kolegium Perdokla Dr. dr. M. Sajidi Hadipoetro, M.Sc, Sp.KL dan PT Biro Klasifikasi Indonesia Ir. Agung Prihatno.

Melalui pelatihan ini diharapkan terdapat kesepahaman diantara para peserta mengenai standard hiperbarik berstandar nasional Indonesia yang akan digunakan baik oleh pelaksana (operator) maupun oleh pengguna hyperbaric chamber (untuk terapi oksigen) di seluruh Indonesia.

Terapi oksigen hiperbarik adalah suatu cara pengobatan dimana peserta terapi bernafas dengan menghirup oksigen murni (100%) di dalam Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT). Terapi oksigen hiperbarik merupakan terapi utama pada penyakit penyelaman dan terapi tambahan pada berbagai penyakit klinis. Oksigen sangat diperlukan oleh mahluk hidup agar seluruh organ tubuhnya dapat berfungsi normal dan tetap sehat.

Terapi pengobatan ini awalnya populer sebagai bentuk pengobatan penyakit dekompresi akibat penyelaman sekitar tahun 1960-an. Gangguan itu disebabkan akumulasi nitrogen saat menyelam yang membentuk gelembung udara serta menyumbat aliran darah dan saraf. Gejalanya antara lain mati rasa, kelumpuhan, kehilangan kesadaran, bahkan bisa menyebabkan kematian.

Adapun manfaat utama dari terapi oksigen hiperbarik adalah untuk mengobati penyakit penyelaman (Decompression Sickness dan Emboli Gas Arteri), keracunan gas (CO, HCN, H2S), mempercepat pelepasan gas beracun dan meningkatkan kadar oksigen sehingga kebutuhan seluruh sel tubuh akan terpenuhi.

Sementara manfaat klinis antara lain untuk mengobati luka yang sulit sembuh seperti luka pada penderita kencing manis, luka terinfeksi, infeksi tulang, gangguan telinga, gangguan keseimbangan (vertigo) dan gangguan saluran cerna.

Pada dekade terakhir, hiperbarik terbukti bermanfaat untuk meningkatkan kebugaran dan kecantikan, meningkatkan kadar oksigen seluruh tubuh, mempercepat recovery pada kelelahan fisik dan meningkatkan kebugaran, meningkatkan pembentukan jaringan kolagen untuk kelenturan & kecantikan kulit dan memperbaiki pola tidur.

Sementara itu Kolegium Perdokla Laksma (Purn) dr. Harmin Sarana, Sp.B, Sp.KL menjelaskan bahwa kedokteran kelautan adalah salah satu spesialis dalam bidang kedokteran yang membawahi kedokteran atas air termasuk kepelautan, kedokteran bawah air termasuk penyelaman dan hiperbarik serta kesehatan pelabuhan dan pesisir yang lebih mengarah pada kesehatan masyarakat pesisir. (ERA/SGY)




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia