PUSHANSIBER HADIRI KEGIATAN CYBER SECURITY DRILL TEST

Kamis, 28 Maret 2019

Jakarta – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) kembali menggelar kegiatan bertemakan keamanan siber. Sejak berdirinya pada tahun 2017 lalu BSSN terus memberikan wawasan keamanan siber dan mengajak masyarakat untuk membangun kesadaran akan serangan siber.

Bertempat di Hotel Mercure, Jakarta, BSSN mengundang sedikitnya 44 instansi untuk hadir dalam acara Cyber Security Drill Test. Kegiatan yang dilaksakan pada hari Senin (25/3) tersebut mengambil tema “Membangun Kesadaran Respon Insiden” dan berlangsung selama 3 hari.

Pada kesempatan yang sama BSSN juga melakukan soft launching website govcsirt.bssn.go.id yaitu website yang memuat informasi, pelayanan aduan, kegiatan seputar BSSN sebagai CSIRT pemerintah.

Pusat Pertahanan Siber (Pushansiber) Bainstrahan Kemhan merupakan salah satu peserta yang turut diundang oleh BSSN. Pushansiber mendelegasikan 2 anggotanya yakni Kolonel Sus R. Trisatya Wicaksono, M.I.T. dan Viko Aldiano Anggoro Pamungkas, S. Kom.

Adapun susunan acara pada hari pertama adalah pembukaan dan materi Cyber Security Drill Test yang disampaikan oleh Marsda TNI Asep Chaerudin (Deputi Bidang Penanggulangan dan Pemulihan), Restu Widodo (Direktorat Penanggulangan dan Pemulihan Pemerintah) dan Bisyron Wahyudi (ID-SIRTII/CC). Pada hari kedua diisi dengan simulasi Cyber Security Drill Test, dan ditutup dengan evaluasi Cyber Security Drill Test di hari terakhir.

Penting untuk diketahui bahwasannya domain yang sering diserang adalah .go.id (pemerintah). Sebanyak 232.447.974 serangan siber terpantau oleh sensor monitoring ID-SIRTII pada tahun 2018 dengan rincian 2.885 laporan pengaduan publik, 122.435.215 aktivitas malware, 1.875 total informasi celah keamanan, DNS merupakan port yang paling sering diserang, dan terdapat 16.939 insiden website. Selain itu Indonesia merupakan target sekaligus sumber serangan terbanyak.

Sedemikian massive serangan siber yang terjadi di Indonesia BSSN menekankan bahwa hal terpenting dari suatu insiden adalah koordinasi antar instansi dan melaporkan setiap insiden siber yang terjadi. Agar koordinasi lebih efektif, BSSN menyarankan untuk setiap instansi memberikan PoC (Point of Contact) yang berfungsi sebagai kontak terpercaya dari suatu instansi untuk berbagi informasi terkait isu siber. (red/anang)




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia