FUMIGASI PERPUSTAKAAN BAINSTRAHAN KEMHAN 2021

Kamis, 11 Februari 2021

Kemhan (11/02/2021). Untuk mencegah dan membasmi wabah akibat biota khususnya serangga diperlukan suatu cara, sehingga penggunaan bahan pustaka lebih awet dan menghemat biaya. Kegitan ini dikenal dengan nama fumigasi. Pest Tech Control menyatakan bahwa Fumigasi merupakan cara untuk mengendalikan hama dengan menggunakan fumigant, yaitu suatu zat yang pada fase gas bersifat beracun (toxic). Fumigation.co.uk mengungkapkan bahwa: Fumigation is a methods of pest control that completely fills an area with gaseous pesticides to suffocate or poison the pests within.


Kegiatan Fumigasi diperpustakaan Bainstrahan Kemhan
2021 dilaksanakan selama 5 (lima) hari dari tanggal 11 (sebelas) sampai dengan 15 (lima belas) Februari 2021 dalam rangka menjaga serta merawat perpustakaan dari biota yang dapat merusak bahan pustaka yang dimiliki Bainstrahan Kemhan.


Fumigasi perpustakaan merupakan usaha untuk mencegah, mengobati dan mensterilkan bahan pustaka dari gangguan serangga. Serangga dapat menyebabkan kerusakan yang sangat besar pada bahan pustaka di perpustakaan. Hal tersebut ditimbulkan karena suhu yang tidak stabil diantaranya kelembaban tinggi, kurangnya peredaran udara. Apabila dibiarkan begitu saja maka perpustakaan dan bahan pustaka yang ada didalamnya akan digunakan serangga sebagai sumber makanan, dan tempat tinggal mereka. Karena ratusan jenis biota khususnya serangga hidup dengan sumber makanan yang berupa kertas dan zat-zat yang ada dalam kertas yaitu serat alami yang berupa sellulosa dan semisellulosa yang merupakan bagian dari buku.

Terdapat banyak jenis serangga yang merusak bahan pustaka yang terbuat dari kertas yang ditemukan di dunia. Cornell University Library/Department of Preservation and Collection Maintenance menyatakan bahwa terdapat beberapa jenis serangga yang merusak bahan pustaka di perpustakaan, diantaranya adalah:

  1. Kecoa

Kecoa yang menyebabkan kerusakan di perpustakaan ini dibagi dalam empat jenis, semuanya mempunyai bentuk mulut besar dan sangat suka memakan kanji dan perekat sampul buku. Jenis ini memakan habis buku serta kain-kain pada punggung buku. Keempat kecoa itu yaitu: The American cockroach (Periplaneta Americana),  The Australian cockroach (Periplaneta Australsiae), The Oriental cockroach (Blata Orientalis), German cockroach.

  1. Silverfish

Silverfish adalah hewan pemakan kanji, kertas kain, lem pada jilid dan sampul buku serta material organik lain.  Silverfish lebih suka hidup di tempat gelap dan lebih aktif pada malam hari. Bentuknya ramping, tidak bersayap, warna abu-abu dengan panjang kurang lebih 12 mm.

  1. Rayap

Rayap merupakan hewan perusak yang paling berbahaya bagi keberadaan bahan pustaka yang terbuat kertas. Penyebabnya karena rayap dapat merusak dan menghabiskan buku dalam waktu yang singkat. Berwarna putih pucat dengan tekstur lunak. Hidup berkoloni dan sangat teratur dan terorganisasi. 

  1. Binatang pengerat

Tikus termasuk dalam jenis binatang ini. Tikus juga merupakan binatang perusak buku yang sangat berbahaya. Jenis ini berbeda dengan yang lainnya, karena tikus tidak memakan kertas atau buku yang ada di perpustakaan tetapi disobek-sobek dan dikumpulkan untuk dijadikan sarangnya.  

  1. Kutu Buku

Binatang ini disebut juga dengan bookworm atau kumbang buku atau kumbang herbarium, bentuknya sangat kecil, berwarna abu-abu putih. Ancaman bagi perpustakaan karena jenis ini menjadikan perekat, glue dan kertas yang ditumbuhi jamur sebagai bahan makanannya. 

Sedangkan bahan kimia yang biasanya digunakan dalam kegiatan fumigasi yaitu gas vikane (Sulfuryl Flouride) dan Methyl Bromide. Stuctural Pest Control Board  menyatakan bahwa gas ini tidak berbau, tidak berwarna dan tidak meninggalkan residu. Sebelum kedua bahan digunakan untuk kegiatan fumigasi, ini bahan yang sedikit banyak dikenal  adalah ChloropicrinChloropicrin mempunyai bau yang sangat busuk dan menyebabkan gangguan pernafasan serta iritasi mata.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia