Pasukan Bela Negara menunjukkan kemampuan didepan Menteri Pertahanan

Jumat, 26 September 2014

72fdb61cc477b7e702e8f061d3e4e4cd.jpg

Jakarta, Setelah selesai menempuh Pendidikan Pendahuluan Bela Negara, para Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kemhan/TNI harus dapat menjadi motor penggerak dalam mewujudkan gerakan nasional bela negara. Selain itu, juga menjadi “role model” bagi PNS Kementerian/Lembaga lain, yang mampu menggelorakan jiwa dan semangat kebersamaan, disiplin, jiwa korsa, persatuan dan kesatuan di kalangan PNS serta memiliki loyalitas terhadap bangsa dan negara.

Demikian dikatakan Menteri Pertahanan (Menhan) RI Purnomo Yusgiantoro saat memimpin Upacara Penutupan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara sekaligus Pembaretan dan Penyematan Brevet Bela Negara, di Pelataran Monas, Kamis (25/9).

Konsepsi Bela Negara dapat diartikan secara fisik dan non fisik. Secara Fisik dilakukan dengan mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh, sedangkan secara non fisik dilakukan dengan upaya meningkatkan rasa nasionalisme pada tanah air serta berperan aktif dalam memajukan pembangunan bangsa dan negara.

Selanjutnya, usai melaksanakan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara, tidak berarti pekerjaan sudah selesai, karena ujian yang sesungguhnya ada pada medan tugas masing-masing, yaitu bagaimana mengimplementasikan semua nilai-nilai bela negara dalam tugas dan kehidupan sehari-hari, dengan tetap memegang teguh disiplin, jiwa korsa, loyalitas dan profesionalisme.

Hal tersebut merupakan salah satu upaya pelatihan seluruh komponen bangsa, dalam peyelenggaraan pertahanan negara, sebagaimana menjadi amanah Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

Pemberian Baret dan Brevet Bela Negara merupakan simbol kehormatan sebagai kader bela negara, sekaligus kebanggan sebagai PNS Kemhan/TNI. Namun kehormatan dan kebanggan harus dapat dipertanggungjawabkan dalam pelaksanaan tugas masing-masing di kehidupan bermasyarakat.

Usai Upacara Penutupan, Pembaretan dan Penyematan Brevet Bela Negara PNS  Kemhan/TNI, para PNS melaksanakan demonstrasi atau unjuk kemampuan yang diperoleh selama pendidikan, berupa  kemampuan bongkar pasang senjata, kolone senapan, beladiri militer, kemampuan menjinakkan ular, mountenering dan halang rintang yang dirangkai dengan parade dan defile pasukan.

Pendidikan Pendahuluan Bela Negara bagi PNS Kemhan/TNI yang berlangsung selama satu bulan tersebut, dilaksanakan di tiga tempat berbeda, yakni di Rindam Jaya, Gunung Bunder dan Kompleks Pusdiklat Bela Negara Kemhan di Cibodas, Rumpin, Bogor. Sampai saat ini, Pendidikan Pendahuluan Bela Negara tahun 2014 telah dilaksanakan sampai Gelombang III dengan keseluruhan peserta didik dari Kemhan, Mabes TNI dan Angkatan berjumlah 1457 orang. Materi pelajaran yang diberikan diantaranya kerukunan hidup beragama, kesadaran disiplin, psikologi terapan, character building yang bertujuan untuk meningkatkan rasa cinta tanah air, wawasan nusantara dan pengetahuan tentang pertahanan negara.

Sedangkan secara praktek di lapangan, materi yang diberikan untuk meningkatkan jiwa kebersamaan dan soliditas para PNS, antara lain pelajaran baris berbaris (PBB), pengetahuan survival, kesegaran jasmani, tehnik berkomunikasi serta berbicara efektif.

Program Pendidikan Pendahuluan Bela Negara bukan berarti militerisasi, tetapi lebih kepada penanaman jiwa kedisiplinan dan cinta tanah air sekaligus merupakan pilot project, untuk ditunjukkan kepada masyarakat, agar dapat memahami bahwa pendidikan ini sesuai dengan yang tertuang dalam UUD 1945 pasal 30, dimana tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara (NH/Datin 2014)




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia