Dampak Syirik bagi Umat Islam

Senin, 22 Desember 2014

DAMPAK NEGATIF PERBUATAN SYIRIK

 

 

 

Syirik adalah sebesar-besar dosa yang wajib kita jauhi, karena
perbuatan syirik (menyekutukan Allah) menyebabkan kerusakan dan bahaya
yang besar, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Di antara kerusakan dan bahaya akibat perbuatan syirik adalah:
Pertama: Syirik merendahkan eksistensi kemanusiaan

Syirik menghinakan kemuliaan
manusia
, menurunkan derajat dan martabatnya. Sebab Allah
menjadikan manusia sebagai hamba Allah di muka bumi. Allah memuliakannya,
mengajarkan seluruh nama-nama, lalu menundukkan baginya apa yang ada di langit
dan di bumi semuanya. Allah telah menjadikan manusia sebagai penguasa di jagad
raya ini. Tetapi kemudian ia tidak mengetahui derajat dan martabat dirinya. Ia lalu
menjadikan sebagian dari makhluk Allah sebagai Tuhan dan sesembahan. Ia tunduk
dan menghinakan diri kepadanya.


Ada sebagian dari manusia yang menyembah sapi yang sebenarnya diciptakan
Allah untuk manusia agar hewan itu membantu meringankan pekerjaannya. Dan ada
pula yang menginap dan tinggal di kuburan untuk meminta berbagai kebutuhan
mereka. Allah berfirman: “Dan berhala-berhala yang mereka seru selain Allah,
tidak dapat membuat sesuatu apapun, sedang berhala-berhala itu (sendiri) di
buat orang. (Berhala-berhala) itu benda mati, tidak hidup, dan berhala-berhala
itu tidak mengetahui bilakah penyembah-penyembahnya akan dibangkitkan”.
(Al-Hajj: 20-21)
“Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah maka ia seolah-olah jatuh
dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan angin ketempat yang
jauh”. (Al-Hajj: 31)

Kedua: Syirik adalah
sarang khurofat dan kebatilan

Dalam sebuah masyarakat yang
akrab dengan perbuatan syirik, “barang dagangan” dukun, tukang nujum, ahli
nujum, ahli sihir dan yang semacamnya menjadi laku keras. Sebab mereka
mendakwahkan (mengklaim) bahwa dirinya mengetahui ilmu ghaib yang sesungguhnya
tak seorangpun mengetahuinya kecuali Allah. Jadi dengan adanya mereka, akal
manusia dijadikan siap untuk menerima segala macam khurofat/takhayul serta
mempercayai para pendusta (dukun). Sehingga dalam masyarakat seperti ini akan
lahir generasi yang tidak mengindahkan ikhtiar (usaha) dan mencari sebab serta
meremehkan sunnatullah (ketentuan Allah).

Ketiga: Syirik adalah kedholiman
yang paling besar

Yaitu dhalim terhadap hakikat
yang agung yaitu (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah). Adapun
orang musyrik mengambil selain Allah sebagai Tuhan serta mengambil selainNya
sebagai penguasa. Syirik merupakan kedhaliman dan penganiayaan terhadap diri
sendiri. Sebab orang musyrik menjadikan dirinya sebagai hamba dari makhluk yang
merdeka. Syirik juga merupakan kezhaliman terhadap orang lain yang ia
persekutukan dengan Allah karena ia telah memberikan sesuatu yang sebenarnya
bukan miliknya.

 

 

Hadits Berikut tentang Anjuran
untuk berkata Baik atau lebih baik diam serta memuliakan tetangga serta tamu.

 

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول
الله صلى الله عليه وسلم قال : من كان يؤمن بالله واليوم الاخر فليقل خيراً أو
ليصمت , ومن كان يوم بالله واليوم الاخر فليكرم جاره , ومن كان يؤمن بالله واليوم
الاخر فليكرم ضيفه

 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu
anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah bersabda :
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia
berkata baik atau diam, barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tetangga dan barang siapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tamunya”.

 

 

Kalimat
“barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat”, maksudnya adalah
barang siapa beriman dengan keimanan yang sempurna, yang (keimanannya itu)
menyelamatkannya dari adzab Allah dan membawanya mendapatkan ridha Allah, “maka
hendaklah ia berkata baik atau diam” karena orang yang beriman kepada Allah
dengan sebenar-benarnya tentu dia takut kepada ancaman-Nya, mengharapkan
pahala-Nya, bersungguh-sungguh melaksanakan perintah dan meninggalkan
larangan-Nya. Yang terpenting dari semuanya itu ialah mengendalikan gerak-gerik
seluruh anggota badannya karena kelak dia akan dimintai tanggung jawab atas
perbuatan semua anggota badannya, sebagaimana tersebut pada firman Allah :

 

“Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya kelak pasti akan dimintai tanggung
jawabnya”. (QS. Al Isra’ : 36)

 

dan
firman-Nya:

“Apapun
kata yang terucap pasti disaksikan oleh Raqib dan ‘Atid”. (QS. Qaff : 18)

Bahaya lisan itu sangat banyak. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga
bersabda:
“Bukankah manusia terjerumus ke dalam neraka karena tidak dapat mengendalikan
lidahnya”.

Beliau juga bersabda :

“Tiap
ucapan anak Adam menjadi tanggung jawabnya, kecuali menyebut nama Allah,
menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah kemungkaran”.

 

Barang
siapa memahami hal ini dan beriman kepada-Nya dengan keimanan yang
sungguh-sungguh, maka Allah akan memelihara lidahnya sehingga dia tidak akan
berkata kecuali perkataan yang baik atau diam.

 

Sebagian
ulama berkata: “Seluruh adab yang baik itu bersumber pada empat Hadits, antara
lain adalah Hadits “barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat,
maka hendaklah ia berkata baik atau diam”. Sebagian ulama memaknakan Hadits ini
dengan pengertian; “Apabila seseorang ingin berkata, maka jika yang ia katakan
itu baik lagi benar, dia diberi pahala. Oleh karena itu, ia mengatakan hal yang
baik itu. Jika tidak, hendaklah dia menahan diri, baik perkataan itu hukumnya
haram, makruh, atau mubah”. Dalam hal ini maka perkataan yang mubah
diperintahkan untuk ditinggalkan atau dianjurkan untuk dijauhi Karena takut
terjerumus kepada yang haram atau makruh dan seringkali hal semacam inilah yang
banyak terjadi pada manusia.

 

Allah
berfirman :

“Apapun
kata yang terucapkan pasti disaksikan oleh Raqib dan ‘Atid”. (QS.Qaaf : 18)

Para
ulama berbeda pendapat, apakah semua yang diucapkan manusia itu dicatat oleh
malaikat, sekalipun hal itu mubah, ataukah tidak dicatat kecuali perkataan yang
akan memperoleh pahala atau siksa. Ibnu ‘Abbas dan lain-lain mengikuti pendapat
yang kedua. Menurut pendapat ini maka ayat di atas berlaku khusus, yaitu pada
setiap perkataan yang diucapkan seseorang yang berakibat orang tersebut
mendapat pembalasan.

Kalimat “hendaklah ia memuliakan tetangganya…….., maka hendaklah ia memuliakan
tamunya” , menyatakan adanya hak tetangga dan tamu, keharusan berlaku baik
kepada mereka dan menjauhi perilaku yang tidak baik terhadap mereka. Allah
telah

 

 

 

menetapkan
di dalam Al Qur’an keharusan berbuat baik kepada tetangga dan Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :

 

“Jibril
selalu menasehati diriku tentang urusan tetangga, sampai-sampai aku beranggapan
bahwa tetangga itu dapat mewarisi harta tetangganya”.

 

Bertamu
itu merupakan ajaran Islam, kebiasaan para nabi dan orang-orang shalih.
Sebagian ulama mewajibkan menghormati tamu tetapi sebagian besar dari mereka
berpendapat hanya merupakan bagian dari akhlaq yang terpuji.

 

Pengarang
kitab Al Ifshah mengatakan : “Hadits ini mengandung hukum, hendaklah kita
berkeyakinan bahwa menghormati tamu itu suatu ibadah yang tidak boleh dikurangi
nilai ibadahnya, apakah tamunya itu orang kaya atau yang lain. Juga anjuran
untuk menjamu tamunya dengan apa saja yang ada pada dirinya walaupun sedikit.
Menghormati tamu itu dilakukan dengan cara segera menyambutnya dengan wajah
senang, perkataan yang baik, dan menghidangkan makanan. Hendaklah ia segera
memberi pelayanan yang mudah dilakukannya tanpa memaksakan diri”. Pengarang
juga menyebutkan perkataan dalam menyambut tamu.

 

Selanjutnya
ia berkata : Adapun sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam “maka hendaklah ia
berkata baik atau diam” , menunjukkan bahwa perkatan yang baik itu lebih utama
daripada diam, dan diam itu lebih utama daripada berkata buruk. Demikian itu
karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam sabdanya menggunakan kata-kata
“hendaklah untuk berkata benar” didahulukan dari perkataan “diam”. Berkata baik
dalam Hadits ini mencakup menyampaikan ajaran Allah dan rasul-Nya dan
memberikan pengajaran kepada kaum muslim, amar ma’ruf dan nahi mungkar
berdasarkan ilmu, mendamaikan orang yang berselisih, berkata yang baik kepada
orang lain. Dan yang terbaik dari semuanya itu adalah menyampaikan perkataan
yang benar di hadapan orang yang ditakuti kekejamannya atau diharapkan
pemberiannya.

 

 

Keempat: Syirik sumber
dari segala ketakutan dan kecemasan

Orang yang akalnya menerima
berbagai macam khurofat dan mempercayai kebatilan, kehidupannya selalu diliputi
ketakutan. Sebab dia menyandarkan dirinya pada banyak tuhan. Padahal
tuhan-tuhan itu lemah dan tak kuasa memberikan manfaat atau menolak bahaya atas
dirinya.
Karena itu, dalam sebuah masyarakat yang akrab dengan kemusyrikan, putus asa
dan ketakutan tanpa sebab merupakan suatu hal yang lazim dan banyak terjadi.
Allah berfirman: “Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang yang kafir rasa
takut disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri
tidak memberikan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka adalah Neraka,
dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang dhalim”. (Ali-Imran: 151)

Kelima: Syirik membuat orang malas melakukan pekerjaan yang bermanfaat

Syirik mengajarkan kepada para
pengikutnya untuk mengandalkan para perantara, sehingga mereka meremehkan amal
shalih. Sebaliknya mereka melakukan perbuatan dosa dengan keyakinan bahwa para
perantara akan memberinya syafa’at di sisi Allah. Begitu pula orang-orang
kristen melakukan berbagai kemungkaran, sebab mereka mempercayai Al-Masih telah
menghapus dosa-dosa mereka ketika di salib. Sebagian umat Islam mengandalkan
syafaat Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam tapi mereka meninggalkan
kewajiban dan banyak melakukan perbuatan haram. Padahal Rasul Shallallaahu
alaihi wa Sallam berkata kepada putrinya: “Wahai Fathimah binti Muhammad,
mintalah dari hartaku sekehendakmu (tetapi) aku tidak bermanfaat sedikitpun
bagimu di sisi Allah”. (HR. Al-Bukhari).

Keenam: Syirik menyebabkan pelakunya kekal dalam Neraka

Syirik menyebabkan kesia-siaan
dan kehampaan di dunia, sedang di akhirat menyebabkan pelakunya kekal di dalam
Neraka. Allah berfirman: “Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu
dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Surga dan tempatnya
ialah Neraka, dan tidaklah ada bagi orang-orang dhalim itu seorang
penolongpun”. (Al-Maidah: 72).

Ketujuh: Syirik memecah belah umat

“Dan janganlah kamu termasuk
orang-orang yang memper-sekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah belah
agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa
bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka”. (Ar Ruum: 31-32)

Itulah berbagai kerusakan
dan bahaya yang ditimbulkan perbuatan syirik
. Yang jelas Syirik
merupakan penyebab turunnya derajat dan martabat manusia ke tempat paling hina
dan paling rendah. Karena itu Wahai para pembaca yang budiman yang dirahmati
Allah, Marilah kita bertaubat atas segala perbuatan syirik yang telah kita
perbuat dan marilah kita peringatkan dan kita jauhkan masyarakat di sekitar
kita, anggota keluarga kita, sanak famili kita, dari syirik kerusakan
dan bahayanya
. Agar kehinaan dan kerendahan yang menimpa ummat
Islam segera berakhir, agar kehinaan dan kerendahan ummat Islam diganti menjadi
kemuliaan.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia