PERBEDAAN TIPE RADAR AKIBATKAN KOMUNIKASI TIDAK OPTIMAL

Jumat, 25 Mei 2012

Jakarta,  Perbedaan tipe radar yang ada di Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) akan berdampak pada perbedaan keluaran sistem data, sehingga akan mengakibatkan pengoperasian komunikasi data radar tidak optimal.
Pangkohanudnas Marsekal Muda TNI JFP Sitompul, melalui siaran pers yang diterima ANTARA, di Jakarta, Kamis, mengatakan, sistem yang diterapkan pada pertahanan udara nasional saat ini mengintegrasikan radar-radar yang terhubung dengan Sektor Operation Center (SOC) yang berada di Kosekhanudnas.

SOC yang ada di Kosekhanudnas tersebut terintegrasi dengan beberapa tipe radar yang berbeda, sehingga terjadiperbedaan output data. Dengan adanya perbedaan output data maka komunikasi data tidak optimal, katanya.

Adanya suatu penelitian dan pembuatan Protokol Komunikasi Data Radar yang dilaksanakan oleh Dislitbangau, maka Kohanudnas menyambut optimistis karena hingga kini, jajaran Kohanudnas belum memiliki standarisasi Protokol Komunikasi Data Radar.

Padahal, Protokol Komunikasi Data Radar itu bisa menjadi solusi atas persoalan ini. Oleh karena itu, pihaknya mendukung langkah Dislitbangau agar dikembangkan protokol ini guna lebih mendukung tugas-tugas Kohanudnas di masa mendatang, kata Pangkohanudnas.

Kohanudnas sendiri telah berupaya untuk mencari solusi terkait masalah tersebut, salah satunya dengan dengan menggelar diskusi di Makohanudnas pada Rabu (23/5). Upaya itu dilakukan bersama Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Udara (Dislitbangau), Dinas Komonikasi dan Elektronika TNI Angkatan Udara (Diskomlekau), Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi LIPI, dan BPPT Bidang Teknologi Informasi Energi dan Material.

Kapen Kohanudnas Letkol Sus Maylina Saragih, mengatakan, diskusi itu untuk mencari dan menentukan Protokol Komunikasi Data Radar yang terbaik bagi seluruh alutsista yang ada di jajaran Kohanudnas, sehingga proses komunikasi data dapat terlaksana dengan baik dan optimal dalam mendukung tugas-tugas Kohanudnas.

Sumber :  Antara




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia