Unhan Kukuhkan Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, MA Sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Ketahanan

Rabu, 11 Juni 2014

Sidang Senat Terbuka Akademik Universitas Pertahanan Indonesia, Kamis (12/6), mengukuhkan Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, MA. sebagai Guru Besar dalam bidang ilmu Ketahanan Nasional. Melalui pengukuhan tersebut, Dr. H Susilo Bambang Yudhoyono, MA menjadi Profesor pertama di Indonesia dalam bidang ilmu Ketahanan Nasional. Acara pengukuhan tersebut dilaksanakan di Kampus Universitas Pertahanan, Kompleks IPSC, Sentul, Bogor. Pemberian gelar Profesor ilmu Ketahanan Nasional kepada Presiden Republik Indonesia telah sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.40 Tahun 2012 tentang pengangkatan Profesor/Guru Besar tidak tetap pada Perguruan Tinggi.
Universitas Pertahanan Indonesia diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 11 Maret 2009. Pendirian Universitas Pertahanan membuktikan bahwa Indonesia serius dalam penyelenggaraan pertahanan negara. Berdirinya Universitas Pertahanan Indonesia merupakan peristiwa bersejarah yang membawa Indonesia menjadi negara ke-48 di dunia yang memiliki sekolah tinggi bidang ilmu pertahanan.
Universitas Pertahanan Indonesia adalah lembaga pendidikan tinggi bidang pertahanan yang memberikan penekanan pada pembentukan karakter dengan titik berat pada aspek identitas, integritas dan nasionalisme. Ada tiga alasan yang mendasari pendirian Universitas Pertahanan Indonesia. Pertama, dalam perjalanan sejarahnya, Indonesia memiliki beraneka ragam doktrin perang, strategi, dan taktik, mulai dari perang konvensional, gerilya, sampai melawan terorisme. Kedua, dunia dan kawasan, dimana Indonesia berada terus berubah dan berkembang, termasuk hakekat pertahanan, keamanan, dan perdamaian, termasuk pula dinamika geopolitik dan geoekonomi. Ketiga, kerja sama antar negara terus berkembang, sehingga Indonesia harus dapat menempatkan dirinya sebagai bagian dari world class community.
Saat ini Universitas Pertahanan Indonesia memiliki dua fakultas yaitu Fakultas Strategi Pertahanan dan Fakultas Manajemen Pertahanan. Fakultas Strategi Pertahanan memiliki tiga program studi yaitu Strategi Perang Semesta; Damai dan Resolusi Konflik; serta Perang Asimetris. Sedangkan Fakultas Manajemen Pertahanan memiliki lima program studi, yaitu Manajemen Pertahanan; Ekonomi Pertahanan; Manajemen Bencana Untuk Keamanan Nasional; Keamanan Energi; dan Keamanan Maritim.
Sebelum berdirinya Universitas Pertahanan Indonesia, Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, MA telah terlibat langsung dalam kegiatan pengkajian bersama sejumlah profesor dari UI, ITB, Unpad, IPB, UGM, Unair, Unmul dan sejumlah universitas swasta. Sebagai penggagas berdirinya Universitas Pertahanan Indonesia, Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, MA juga mendesain kurikulum di Universitas Pertahanan Indonesia.
Pengukuhan Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, MA sebagai Guru Besar Ilmu Ketahanan Nasional dilakukan dengan mempertimbangkan penguasaan ilmu Ketahanan Nasional yang diperoleh dari berbagai pendidikan militer dan non militer, baik di dalam maupun di luar negeri. Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, MA juga memiliki latar belakang akademik yang diperlukan untuk menjadi Guru Besar. Gelar Master of Art (MA) bidang Manajemen diperoleh dari Webster University, Missouri, Amerika Serikat. Gelar Doktor bidang Ekonomi pertanian diperoleh dari Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2004, dengan judul desertasi “Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Sebagai Upaya Mengatasi Kemiskinan dan Pengangguran: Analisis Kebijakan Ekonomi dan Fiskal”.

Penguasaan akademis berbagai ilmu telah dibuktikan melalui karya-karyanya, berupa buku dan artikel, diantaranya Coping with the Crisis – Securing the Reform (1999); Revitalization of the Indonesian Economy: Business, Politics and Good Governance (2002), Taman Kehidupan, sebuah antologi (2004). Transforming Indonesia: Selected International Speeches (2005), Peace Deal with Aceh is Just a Beginning (2005), The Making of a Hero (2005) dan sebagainya.
Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, MA telah memberikan kuliah umum dan orasi ilmiah di beberapa perguruan tinggi ternama di dunia. Pada September 2005, kuliah umum dengan judul “Perspective on the MDGs and the Way Forward to 2015” diberikan di Columbia University, New York, Amerika Serikat. Pada April 2006, di Islamic University of Imam Muhammad Bin Sa’ud, Riyadh, memberikan kuliah umum dengan judul “Progress and Prosperity”. Pada November 2006, menyampaikan orasi ilmiah di Keio University, Tokyo dengan judul “Governance, Reforms and Democratic Transformation in Indonesia”. Pada Oktober 2008 memberikan kuliah umum di Beijing University, Tiongkok dengan judul “Indonesia, China and East Asia: Building Bridges During Turbulent Times”. Pada September 2009 memberikan kuliah umum di The John F. Kennedy School of Government, Harvard University Boston Amerika Serikat dengan judul “Towards Harmony Among Civilizations”.
Selain gelar akademis, Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, MA juga menerima gelar kehormatan Doctor Honoris Causa dari beberapa perguruan tinggi ternama di dalam dan luar negeri. Pada 2005, Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, MA menerima dua gelar Doctor Honoris Causa. Gelar pertama didapat dari Webster University, Missouri, Amerika Serikat untuk bidang hukum. Sedangkan gelar kedua datang dari Universitas Thammasat, Thailand, untuk bidang politik.
Dua gelar Doctor Honoris Causa juga diterima pada tahun 2006, yaitu dari Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, untuk bidang pembangunan pertanian berkelanjutan; dan yang kedua dari Universitas Keio, Jepang, untuk bidang pemerintahan.
Selanjutnya, pada 2012, Universiti Utara Malaysia menganugerahi gelar Doctor Honoris Causa dibidang perdamaian, yang diberikan langsung oleh Yang Dipertuan Agong di Istana Negara Malaysia, Kuala Lumpur. Pada 2013, Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, MA kembali menerima dua gelar Doctor Honoris Causa, yaitu dari Universitas Tsinghua, Beijing, China, untuk bidang ekonomi, dan dari Rajaratnam School of International Studies (RSIS), Nanyang Technological University, Singapura, untuk bidang kepemimpinan dan pelayanan publik.
Pada Upacara Pengukuhan Guru Besar tersebut, Prof.Dr.H.Susilo Bambang Yudhoyono, MA menyampaikan pidato berjudul “Perdamaian dan Keamanan dalam Dunia yang Berubah: Tantangan Penyusunan Grand Strategy bagi Indonesia”. Sebagai seorang Presiden yang juga aktif meluangkan waktu mengajar atau menyampaikan materi kuliah umum di berbagai forum dan universitas, Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, MA dinilai berhasil mengkonversi “tacit knowledge” yang dimiliki menjadi “explicit knowledge”. “Tacit knowledge” adalah ilmu yang tidak kelihatan, yang sering berasal dari pengabdian dan kinerjanya sebagai Presiden dalam mematangkan demokrasi di Indonesia hingga kontribusinya terhadap perkembangan strategi pertahanan negara, mulai dari sisi anggaran, kebijakan industri pertahanan, hingga keberhasilan menjadikan Indonesia sebagai penjaga perdamaian dunia.

Siaran Berita Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan RI




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia