Kebersamaan Yang Kokoh Antar Umat Beragama Adalah Kekuatan Melawan Ancaman Terorisme

Minggu, 17 Januari 2016

366113lintas-imanJakarta, DMC – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan bahwa terorisme dan kekerasan adalah ancaman nyata yang sering ditemui sehari-hari, disamping ancaman bencana alam, peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Terorisme memang dilakukan untuk menimbulkan ketakutan pada masyarakat, namun Menhan menekankan agar tidak perlu takut. Yang perlu diutamakan adalah terbangunnya kebersamaan yang kokoh dan kuat diantara masyarakat. Karena kebersamaan 250 juta rakyat Indonesia adalah kekuatan yang maha dahsyat, sehingga tidak akan ada kekuatan lain yang dapat melawannya.

Demikian dikatakan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Minggu (17/1) dalam amanatnya saat menjadi inspektur upacara pada Apel Kebhinekaan Lintas Iman Bela Negara yang diselenggarakan oleh PB NU di Lapangan Banteng, Jakarta. Apel lintas iman bela negara ini diikuti oleh 15 ribu orang perwakilan ormas dan kelompok agama yang berasal dari 5 agama dan aliran kepercayaan yang diakui di Indonesia.

Dengan adanya acara ini diharapkan tumbuh kesadaran di masing-masing individu untuk menjadi duta dalam membangun semangat bela negara, dengan menjadikan nilai-nilai bela negara sebagai landasan sikap berperilaku di dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sehingga pengaruh atau ajaran radikalisme tidak akan tumbuh dan mempengaruhi bangsa Indonesia.

Menhan menekankan, bahwa perang di masa mendatang tidak lagi menggunakan perang alutsista, melainkan peran dengan cara mencuci otak. Perang ini adalah perang yang mempengaruhi hati dan pikiran rakyat yang ditujukan untuk membelokkan pemahaman terhadap ideologi negara. Strategi cuci otak ini adalah strategi yang murah meriah karena hanya menggunakan kata-kata tertentu dan dengan bantuan-bantuan terselubung masyarakat dapat dipengaruhi dan kemudian mengikuti paham yang disebarkan itu.

Sikap bela negara pada hakekatnya adalah perilaku dan semangat pengabdian yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI untuk mengutamakan kepentingan nasional dan kedaulatan negara. Perilaku dan semangat pengabdian itu diaktualisasikan dalam wujud nilai-nilai bela negara yaitu; cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia kepada Pancasila sebagai ideologi negara, dan rela berkorban untuk bangsa dan negara.

Kekuatan rakyat yang dibangun melalui kesadaran bela negara ini bukanlah kekuatan yang bersifat fisik atau material belaka. Namun merupakan kekuatan jiwa yang didasari oleh kecintaannya yang mendalam terhadap bangsa dan negara. Inilah kekuatan yang maha dahsyat yang disebut sebagai bela negara.

Pada akhir amanatnya menhan mengajak kepada peserta apel lintas iman bela negara untuk menunjukkan kepada masyarakat dunia bahwa kebersamaan rakyat Indonesia kuat. Untuk itu, menhan mengajak segenap masyarakat untuk menghindari ego sektoral dalam menyelesaikan setiap persoalan.

Kata kuncinya menurut Menhan adalah silaturahmi, karena tanpa itu kita akan menjadi lemah dan tidak mendapat rahmat dari Tuhan YME. Takdir Bangsa Indonesia adalah bangsa dengan beragam suku, agama, budaya, dan bahasa serta berediologikan Pancasila. Setiap agama mengajarkan kepada umatnya untuk saling mengasihi bukan memusuhi. Jalinan silaturahmi harus senantiasa dilakukan untuk memperbesar persamaan dan memperkecil perbedaan. (DAS/JLY)




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia