Teladan Nabi Muhammad SAW, Sumber Inspirasi Dalam Pelaksanaan Tugas Sebagai Abdi Negara

Rabu, 20 Januari 2016

63499200116-Maulid-NabiJakarta, DMC – Alquran sebagai kitab suci umat Islam memberi penegasan bahwa prikehidupan Nabi Muhammad SAW merupakan uswatun khasanah atau contoh teladan bagi umat manusia. Untuk itu kita sebagai umat manusia hendaknya selalu meneladani sikap dan perilaku Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan tema yang diangkat dalam peringatan maulid Nabi Muhammad SAW yaitu, “Hikmah Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Tahun 1437 H/2016 M Sebagai Pencerminan Uswatun Hasanah Moralitas dan Kinerja bagi Personel Kemhan dalam Pelaksanaan Tugas.“

Tema tersebut dapat merenungi kembali nilai-nilai keutamaan yang diteladankan Nabi Muhammad SAW. Teladan sebagai sumber inspirasi dalam melaksanakan tugas yang diemban baik sebagai abdi negara maupun sebagai abdi masyarakat dengan dilandasi moral dan etika yang luhur serta mulia. Untuk itu diharapkan peringatan ini dapat meningkatkan moralitas dan kinerja pegawai Kemhan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Demikian harapan Menhan yang disampaikan Irjen Kemhan Marsdya TNI Ismono Wijayanto dalam peringatan maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan di kantor Kemhan, Rabu (20/1).

Lebih dari 14 abad yang lampau, Nabi Muhammad SAW telah memberi keteladanan kepada manusia untuk menjadi insan-insan yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta memiliki akhlak yang mulia. Nabi Muhammad SAW telah mengukir sejarah perjalanan umat Islam tidak hanya di semenanjung Arab tetapi juga diseluruh dunia hingga ke Indonesia.

Peringatan maulid Nabi Muhammad SAW bagi umat Islam merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kadar keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Peringatan ini menyegarkan kembali ingatan kita kepada perjuangan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya dalam menegakkan kebenaran dan keadilan dalam kehidupan manusia.

Sementara itu penceramah Ust. drs. Widjajanto, S.Sos. M.Sc., mengungkapkan bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan uswatun khasanah. Rasulullah lebih banyak dikaruniai hikmah daripada kepandaian karena orang pintar belum tentu memiliki sikap yang bijak. Hikmah itu adalah sesuatu yang memberi nilai-nilai kecerdasan, keberuntungan dan kebaikan atau kebahagiaan.

635734Foto-2Hikmah itu penggabungan dari tahu, mau dan mampu. Seperti halnya orang yang merokok adalah orang yang mengetahui dan mengerti kalau merokok adalah sesuatu yang buruk, namun masih banyak orang yang melakukannya. Ini artinya orang tersebut tidak mempunyai hikmah. Seperti juga halnya orang pintar namun sesat atas keilmuannya. Untuk itu kecerdasan seseorang harus diimbangi oleh sikap yang bijak.

Peringatan itu menjadi penting, bermanfaat dan berguna bagi orang mukmin jika seseorang apabila diingatkan akan menjadi lebih baik dalam uswahnya yaitu baik  dalam penampilan atau kepribadian (outer dan inner beauty), baik dalam keluarga dan baik dalam bekerja. Ini yang disebut dengan baik secara surah. Untuk itu kita harus dapat menjadi bermanfaat bagi orang lain atau nafiun lighoirihi.

Peringatan itu menjadi penting secara sirah yaitu uswatun khasanah Rasulullah dilakukan dalam segala aktifitas. Jika dikaitkan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW maka hendaknya kegiatan ini harus mengandung 4 (empat) unsur yaitu benar, baik, indah dan suci. Selanjutnya, peringatan menjadi penting secara sarirah yaitu kondisi bathin. Allah SWT menilai seseorang bukan hanya perbuatannya saja tetapi juga rasa dendam atau penyakit hati. Ini salah satu yang kita harus diperbaiki, yang harus kita usahakan dalam uswatun khasanah.

Sementara dalam pelaksanaan tugas akan dinilai ibadah jika mengandung 4 (empat) unsur, pertama yaitu niat. Kebaikan itu hendaknya disegerakan, jangan ditunda-tunda karena niatnya seorang mukmin lebih baik daripada amalnya. Allah menilai seseorang dari niat yang benar dan hal itu akan dicatat sebagai amal kebaikan.

Yang kedua adalah cara kerjanya yang dilaksanakan secara benar. Yang ketiga adalah bidang  kerjanya dan yang keempat adalah jika hasilnya kerjanya “rahmatan lil alamin” yaitu rahmat untuk semua dengan mensejahterakan keluarga, orang-orang dhuafa di sekitar kita. Untuk mendapatkan keberkahan rezeki, kita harus peduli kepada orang-orang dhuafa yang ada disekitar kita dengan tidak lupa untuk mengeluarkan zakat, infaq dan shadaqah.   (ERA/SSI)




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia