Persaingan Modernisasi dan Globalisasi dapat Ancam Eksistensi dan Keutuhan NKRI

Selasa, 5 September 2017

ASW_2825Malang – Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu tidak ingin Indonesia kalah dan gagal dalam persaingan modernisasi dan global yang pada gilirannya dapat mengancam eksistensi dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena dalam persaingan globalisasi, yang kuat akan keluar sebagai pemenang dan menjadi pemimpin serta pasti akan menjajah. Sedangkan yang lemah akan kalah dan menjadi pencundang dan terus dijajah.

Demikian diungkapkan Dirjen Pothan Kemhan Dr. Sutrimo Sumarlan saat mewakili Menhan RI dalam acara Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba) di Universitas Muhammadiyah Malang, Senin (4/8).

Untuk itu Kementerian Pertahanan memandang perlu untuk selalu mengingatkan dan menyampaikan tentang Pentingnya Penanaman Kesadaran Bela Negara sebagai modalitas kekuatan dan pengikat jati diri bangsa agar kita sebagai bangsa Indonesia berhasil dalam menghadapi setiap tantangan dalam dinamika globalisasi.

Penanaman Kesadaran Bela Negara sejalan dengan visi dan misi yang diemban Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yakni menjadi universitas terkemuka dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) berdasarkan nilai-nilai Islam. Dalam perspektif Muhammadiyah bahwa Islam adalah agama kemajuan yang diturunkan untuk mewujudkan kehidupan umat manusia yang tercerahkan dan terbangunnya peradaban semesta yang berkemajuan.

Peranan ajaran Muhammadiyah dan sekaligus umat Islam Indonesia sebagai pemangku kepentingan negara memiliki arti penting dan tidak dapat dihapus dalam panggung sejarah Indonesia. Oleh karenanya peran dan andil Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi Islam mainstream terbesar di Indonesia sangatlah besar dalam memberikan kontribusi untuk mewujudkan kemerdekaan RI.

Lebih lanjut Dirjen Pothan yang didampingi Rektor UMM Rektor drs. Fauzan, M.Pd, mengungkapkan bahwa dalam diri mahasiswa UMM telah mengalir nilai-nilai luhur bela negara yang mencerminkan semangat juang, semangat kepahlawanan yang tinggi serta rasa cinta tanah air yang sangat mendalam. Karena esensi dari kesadaaran bela negara ini pada hakekatnya adalah untuk membentuk karakter anak bangsa yang berkepribadian dan memiliki kesadaran sikap dan perilaku yang menjunjung tinggi pentingnya aktualisasi nilai-nilai luhur budaya bangsa.

Menutup pembekalan Menhan yang diwakili Dirjen Pothan berpesan kepada sejumlah 7609 mahasiswa UMM untuk menjadikan nilai-nilai bela negara sebagai landasan sikap dan perilaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. “Pelopori dan perkokoh persatuan dan kesatuan diantara seluruh elemen bangsa karena hanya melalui persatuan dan kesatuan kita dapat menyelesaikan setiap permasalahan,” ujar Dirjen Pothan. (ERA/ACP)




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia