Keluarga Besar Kemhan Peringati Tahun Baru Hijriyah 1 Muharam 1439 H

Rabu, 11 Oktober 2017

Jakarta – Keluarga besar Kementerian Pertahanan, Rabu (11/10) melaksanakan peringatan Tahun Baru Hijriyah 1 Muharam 1439 yang menghadirkan KH Yahya Zainul Maarif (Ustadz Buya Yahya) di Aula Bhineka Tunggal Ika, Kantor Kemhan, Jakarta. Peringatan Tahun Baru Hijriyah 1 Muharam 1439 H ini mengangkat tema “ Dengan Semangat Tahun Baru Hijriyah 1 Muharam 1439 H, Kita Berhijrah Menuju Pribadi yang Berakhlak Karimah Sebagai Landasan Pelaksanaan Tugas dan Pengabdian Kepada Bangsa dan Negara”.

Dalam acara peringatan tahun baru Hijriyah ini Pelaksana Tugas Sekjen Kemhan Letjen TNI I Wayan Midhio M.Phil yang mewakili Menhan Ryamizard Ryacudu membacakan sambutan tertulis Menhan. Menurut Menhan, tema peringatan Tahun Baru Hijriyah ini mengandung makna untuk terus meningkatkan kualitas pembenahan dan perubahan pribadi ke arah yang lebih baik dan memberikan pengabdian terbaik kepada bangsa dan negara.

Dalam sambutan Menhan dikatakan bahwa dalam peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW membawa misi dakwah antara lain; pembentukan watak, pembangunan mental, penataan keimanan, dan ketakwaan kepada Allah SWT serta membangun sebuah bangsa yang tercerahkan dan sekaligus merajut peradaban yang dibanggakan.

Salah satu makna penting Tahun Baru Hijriyah 1439 H ini adalah adanya proses transformasi dari kegelapan menuju peradaban yang tercerahkan. Dalam konteks kebangsaan, hijrah dapat dimaknai sebagai transformasi menuju peningkatan kesejahteraan seluruh elemen masyarakat. Jika seluruh pegawai Kemhan senantiasa memelihara akhlak dan sikap yang baik maka akan berdampak kepada produktivitas kerja pegawai yang pada akhirnya membawa dampak yang besar pada kinerja organisasi.

Sementara itu Ustadz Buya Yahya dalam tausiahnya menekankan mengenai empat sikap untuk mewujudkan hijrah yang sesungguhnya. Pertama adalah mengawali segala sesuatu dengan niat yang baik. Dua, mendoakan kebaikan kepada semua orang terutama kepada orang-orang yang menzalimi kita sehingga safaat doa itu akan kembali kepada kita. Ketiga adalah agar selalu menghindari berprasangka buruk. Bersangkalah yang terbaik karena penyakit hati seperti iri, dengki, dendam, akan membunuh hati nurani kita. Keempat, Ustadz Buya Yahya menekankan agar tidak bergunjing karena akan menggelapkan seluruh hati kita dan menggerus amal ibadah kita. (DAS/SSI)




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia