Menhan RI : Perlu Dibentuk Regional Practical Security Platform di Kawasan

Sabtu, 2 Juni 2018

tmp_10553-020618 Shangrila Dialogue1802447990

Singapura — Sudah banyak masyarakat yang menjadi korban aksi serangan terorisme serta ancaman-ancaman lainnya, maka kini saatnya negara-negara di kawasan dan dunia mengkalibrasi ulang arsitektur dan tatanan kawasan yang baru yang lebih berorientasi pada kemanusiaan. Dengan mengedepankan transparansi dan keterbukaan guna memperbesar persamaan dan memperkecil perbedaan.

Demikian diungkapkan Menhan RI Ryamizard Ryacudu saat menjadi pembicara pada The17 The IISS Asia Security Summit Shangri-La Dialogue, di Singapura, Sabtu (2/6). Hal ini sesuai dengan tema yang diangkat Menhan RI dalam plenari ketiga tersebut, yaitu, “Membangun Tatanan Arsitektur Keamanan Baru yang Terus Berevolusi.”

Pada forum pertahanan dan keamanan ini, Menhan RI menyampaikan perlunya pembentukan konsep kerjasama kawasan geostrategy dengan nama Regional Practical Security Platform. Pembentukan security platform ini dimaksudkan untuk menghadapi ancaman nyata bersama yaitu terorisme dan kejahatan lintas negara lainnya yang didasarkan pada kesamaan tata nilai dan cara pandang.

Hal ini guna mewujudkan stabilitas, perdamaian dan kesejahteraan kawasan yang melibatkan semua negara yang memiliki kepentingan di kawasan Indo — Pacific. Bentuk konkret kerjasama ini diantaranya adalah melalui Latihan Keamanan Bersama untuk menjaga keamanan maritim dan pertukaran informasi intelijen keamanan serta skema kerjasama dalam menghadapi keadaan darurat.

Dihadapantmp_10553-0202618 Shangrila dialog-1611497199 sejumlah negara peserta Shangri-La Dialogue, Menhan RI mangatakan bahwa kita sudah memiliki modalitas arsitektur kerjasama kawasan yang dapat dikembangkan mulai dari Forum ARF, EAS, ADMM, ADMM Plus, Track Diplomacy seperti Raisina Dialogue, Japan Defence Forum, Putrajaya Forum serta Forum Shangri-La Dialogue.

Modalitas tersebut lebih dari cukup sebagai pedoman untuk menghancurkan teroris. Tetapi yang lebih penting lagi adalah pelaksanaan dari diskusi-diskusi atau forum yang telah dibuat. Pada akhirnya, kebutuhan untuk mengkalibrasi ulang tatanan arsitektur keamanan di kawasan Indo-Pacific menjadi sebuah urgensi yang perlu segera direalisasikan agar negara-negara dapat menavigasi setiap ancaman dan tantangan di kawasan dengan tepat serta proporsional.

Hal ini tidak lain demi menunjukkan visi para pemimpin negara di belahan dunia manapun yaitu untuk menjamin keamanan bagi wargana yang pada gilirannya dapat mewujudkan kesejahteraan bersama.

Menhan RI yakin bahwa dengan niat yang baik dan pikiran jernih serta dilaksanakan sebaik-baiknya maka permasalahan yang ada pasti dapat diselesaikan secara bersama-sama.  (ERA/JLY)




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia