Menhan: Selain Alutsista, Penilaian Kekuatan Pertahanan Negara Juga Diukur Dari Partisipasi Rakyat Dalam Bela Negara

Senin, 15 April 2019

Jakarta – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, penilaian kekuatan pertahanan suatu negara bukan hanya dilihat dari kekuatan Alutsistanya saja, tetapi juga bagaimana kekuatan rakyat mampu mengatasi berbagai ancaman.

Artinya seluruh rakyat itu harus berpartisipasi dalam ikut membela dan mempertahankan negara dari segala bentuk ancaman. Indonesia saat iini masuk dalam jajaran 10 besar kekuatan pertahanan, salah satu faktornya adalah karena meningkatnya kesadaran bela negara seluruh rakyat Indonesia.

“Jadi kalau ada yang bilang masalah pertahanan tidak baik itu tidak benar. Sekarang kita nomor 10 atau 11 dari 193 negara. Artinya pertahanan kita ini kuat, masuk sepuluh besar”, jelas Menhan saat memberikan pengarahannya kepada segenap Prajurit TNI di jajaran Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara, Senin (15/4) di Hanggar Skadron 45, Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta.

Dalam kebijakan pembangunan kekuatan Alutsista, dikatakan Menhan disesuaikan dengan hakekat ancaman terhadap pertahanan negara sehingga lebih efektif, efisien dan tepat guna.

“Sebagai Menhan, saya dalam membangun kekuatan pertahanan negara itu dilihat dari hakekat ancaman, dari hakekat ancaman itulah kita dapatkan tugas – tugas apa yang harus dilaksanakan”, jelas Menhan.
Ancaman perang terbuka antar negara menggunakan kekuatan senjata, menurut Menhan dikategorikan sebagai ancaman belum nyata. Tetapi dapat menjadi nyata kalau kedaulatan, keutuhan dan keselamatan bangsa terganggu.

Sedangkan ancaman nyata yang dihadapi saat ini adalah ancaman terorisme, bencana alam, pemberontakan, narkoba, pencurian sumber daya alam dan pelanggaran wilayah perbatasan. “Ancaman-ancaman ini adalah ancaman nyata yang berulang – ulang, dan harus dihadapi serta direspon dengan baik”, ungkap Menhan.

Lebih lanjut Menhan juga mengingatkan, ancaman yang berbahaya saat ini adalah ancaman terhadap mainset yakni ancaman terhadap ideologi Pancasila yang merupakan pemersatu bangsa.

Hadir mendampingi Menhan dalam kesempatan ini, Komandan Korpaskhas Marsda TNI Eris Widodo Yuliastono, S.E., M.Tr (Han). Pengarahan ini diikuti sebanyak  1000 Personel Prajurit Korpaskhas yang berdinas di Jakarta, Bogor, Subang dan Bandung.

Dankopaskhas menyampaikan terima kasih kepada Menhan atas kunjungannya dan berkesempatan memberikan pengarahan kepada Prajurit Korpaskhas. Pengarahan ini menurutnya sangatlah penting yang akan dapat memberikan semangat dan motifasi bagi Prajurit Korpaskhas TNI AU dalam meningkatkan profesionalismenya. (BDI/ACP)




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia