Menhan RI Sampaikan Stabilitas dan Ketahanan Kawasan dalam Shangrila Dialogue ke-18

Minggu, 2 Juni 2019

Singapura – Tujuan mulia dari setiap pemerintahan dimanapun yaitu memberikan rasa aman dan mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya. Dalam menciptakan rasa aman baik di kawasan regional maupun internasional, pemerintah Indonesia berupaya untuk mewujudkan suatu ketidakpastian menjadi suatu kepastian.

Demikian diungkapkan Menhan RI Ryamizard Ryacudu saat memberikan pandangan dihadapan negara-negara ASEAN Plus peserta IISS Shangri-La Dialogue ke-18 di Singapura, Minggu (2/6). Dalam kesempatan tersebut Menhan RI memberikan pandangan tentang, “Menjamin Stabilitas dan Ketahanan Kawasan,” pada sesi keenam plenari ini.

Indonesia memandang event ‘Shangri-La Dialog’ ini adalah forum pertemuan yang sangat penting untuk memperkuat komunikasi dan dialog interaktif yang produktif untuk secara bersama-sama mencari kesamaan pandangan didalam menghadapi persoalan dan tantangan bersama yang pada gilirannya dapat mengganggu stabilitas dan keamanan di kawasan. Mengingat kawasan ASEAN sebagai poros maritim strategis di kawasan Indo-Pacific dan juga sebagai lalu lintas perdagangan intenasional dari barat ke timur dan utara ke selatan.

Dikatakan Menhan RI bahwa kunci dari persatuan ASEAN adalah kesamaan cara pandang atas nilai-nilai dasar ASEAN yang berisi ketulusan, kejujuran, saling mengutamakan kepentingan sesamanya, keterbukaan dan transparansi demi terwujudnya tujuan bersama. Tujuan bersama tersebut yaitu “Kesejahteraan, perdamaian, keamanan dan stabilitas di kawasan yang menjadi rumah kita bersama.”

ASEAN adalah sebuah konsep luas dan ASEAN adalah kunci stabilitas kawasan Indo Pacifik. “Didalam ASEAN kita terus mencari dan memperbesar persamaan dan mengecilkan perbedaan,” ujar Menhan RI.

Lebih lanjut Menhan mengatakan bahwa ASEAN juga membuktikan identitasnya sebagai komunitas yang inklusif yang ingin mengajak semua pihak agar bersatu. ASEAN memiliki cara pandang dan visi sama, oleh karena itu ASEAN memiliki 8 mitra strategis, yang bersatu menjadi ASEAN Plus. Hal inilah yang selalu dilakukan ASEAN secara nyata.

Inti dari pada persatuan adalah adanya kesamaan yang tulus untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat di kawasan yang didasarkan pada “kepercayaan’”. Guna terus menjaga “kepecayaan” maka “keterbukaan dan transparansi” yang dilandasi pada ketulusan menjadi sebuah keutamaan didalam karakter komunitas ASEAN dan ASEAN Plus

Menhan RI mengajak seluruh delegasi peserta Shangri-La Dialogue ke-18 untuk bersatu dan menjaga “Keajaiban ASEAN” sebagai modalitas utama untuk menjamin stabilitas dan ketahanan kawasan dengan membangun persatuan dan kerjasama kawasan dengan konsep “Satu Visi, Satu Identitas dan Satu Komunitas.”

Di sela-sela Shangri-La Dialogue, secara berturut-turut Menhan RI melakukan pertemuan dan pembicaraan (cc) diantranya dengan Menhan Singapura H.E.Dr. Ng En Hen dan Senior Minister and Coordinating Minister for National Security (Singapura) Mr. Teo Chee Hean.

Dilanjutkan pertemuan dengan Parliamentary State Secretary of State for Defence UK Peny Mordoun of Germany Dr. Peter Tauber dan Secretary of State for Defence UK, Peny Mordount serta pertemuam dengan Pejabat Semantara Menhan Amerika Serikat.

Dalam kesempatan tersebut Menhan RI juga berkesempatan menghadiri acara Trilateral Meeting antara Indonesia-Malaysia-Filipina. Dalam Triateral Meeting tersebut, Indonesia, Filipina, dan Malaysia sepakat membentuk pasukan darat untuk menindak terorisme. Hal ini merupakan peningkatan setelah sebelumnya ada kerja sama patroli terkoordinasi untuk menanggulangi terorisme di Laut Sulu, Filipina.

Langkah ini diawali dengan latihan bersama pasukan darat dan intelijen. Rencana jangka panjang ketiga negara adalah menerjunkan pasukan gabungan trilateral di Filipina.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia