Kemhan Selenggarakan Silaturahmi Purnawirawan TNI dan Ziarah Bersama ke Makam Pangsar Jenderal Sudirman

Senin, 29 Juli 2019

Jakarta – Kementerian Pertahanan menyelenggarakan Silaturahmi Purnawirawan TNI dan Ziarah Bersama ke Makam Pangsar Jenderal Sudirman dengan tema “Dengan Jiwa Sapta Marga dan Sumpah Prajurit, Keluarga Besar TNI Selalu Menjaga Soliditas Guna Mengawal Keutuhan NKRI”, Acara tersebut dibuka secara langsung oleh Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu. Senin (29/7), di Kantor Kemhan, Jakarta.

Menhan dalam sambutannya mengatakan bahwalatar belakang sejarah TNI telah menempatkan TNI menjadi salah satu institusi terpenting dalam sejarah Indonesia, selain sebagai kekuatan bersenjata yang besar, maka TNI juga memiliki kekuatan sosiopolitik dan kultural yang sangat menentukan dalam setiap pengambilan keputusan dan kebijakan negara.

Ada 3 (tiga) macam tentara di negara ini yaitu prajurit TNI aktif, Purnawirawan dan TNI pecatan. Dalam hal ini TNI aktif dan Purnawirawan akan terus terikat dengan sumpah dan janjinya yaitu Sapta Marga dan Sumpah Prajurit”, ujar Menhan.

Menurut Menhan, menjadi Tentara tidak sama dengan menjadi jabatan Direktur, Bupati atau Gubernur. Tentara itu jiwa, Bupati atau Gubernur itu jabatan. Jabatan akan ditinggalkan dan meninggalkan (dengan paksa) orang yang menyandangnya. Sedangkan ketentaraan adalah jiwa yang menyatu dengan manusianya, adalah ruh yang tak bisa dicopot kecuali oleh pengkhianatan dan ketidaksetiaan, adalah kepribadian yang mendarah daging sampai maut tiba.

TNI dan rakyat adalah suatu kesatuan yang utuh dan tidak terpisahkan, oleh karena itu tidak ada istilah dikotomi Sipil dan Militer yang ada adalah “Kemanunggalan TNI dengan Rakyat”, Roh kita adalah roh para pejuang 45, satu roh namun beda jasad.

TNI adalah sebagai organisasi panggilan negara, artinya TNI adalah organisasi pejuang. Kita bukan organisasi bayaran dan kita bukan organisasi yang dibentuk karena kepentingan tertentu, tetapi “kita adalah organisasi yang terikat sumpah untuk menjaga ideologi negara Pancasila sesuai Marga ke dua Sapta Marga”, ujar Menhan.

Lebih lanjut Menhan mengatakan bahwa dari sejak terbentuknya TNI adalah tentara rakyat, berarti kita adalah pengayom bangsa dan TNI harus berdiri diatas semua golongan apapun juga. Artinya politik TNI adalah politik negara dan TNI tidak boleh sedikitpun memiliki ambisi kekuasaan. bahwa politik TNI adalah politik negara dan kita harus selalu bersatu “Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”, tegasnya.

Hadir pada acara tersebut Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar, Jenderal TNI (Purn) Joko Santoso, Jenderal TNI (Purn) Widjojo Soejono, Letjen TNI (Purn) Rais Abin, dan dihadiri oleh Kasum TNI, Aster Kasad, Wakasal, Sekjen Kemhan, Irjen Kemhan, Rektor Unhan, Ketua LVRI, Ketua Umum Pepabri, PPAD, PPAL, PPAU, Para Pejabat di lingkungan Kemhan dan TNI.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia