Menhan Membuka Jakarta Geopolitical Forum III/2019

Kamis, 26 September 2019

Jakarta – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menghadiri dan membuka The 3rd Jakarta Geopolitical Forum III/2019: From World Disarray Toward a News Normal, Kamis (26/9) di Jakarta. Forum tahunan yang diselenggarakan oleh Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) tersebut membahas tentang isu – isu geopolitik dan geoekonomi serta isu – isu keamanan internasional.

Jakarta Geopolitical Forum merupakan forum intelektual bagi para akademisi, praktisi dan pemimpin dunia untuk saling berbagi ide – ide dalam upaya menciptakan tatanan dunia yang aman, sejahtera dan beradab.

Saat memberikan sambutannya, Menhan menyampaikan menyambut baik atas diselenggarakannya Jakarta Geopolitikal Forum yang menurutnya sangat relevan ditengah pesatnya perkembangan lingkungan strategis global dan regional, yang dalam dasawarsa terakhir sangat dinamis dan Kompleks dalam dimensi ruang dan waktu.

Lemhannas RI sebagai institusi independen, strategis dan profesional dalam geopolitik, seyogyanya dapat berfungsi sebagai institusi untuk mempelajari/menganalisis/ mengevaluasi lesson learned dari berbagai peristiwa strategis yang pernah terjadi dan berpengaruh terhadap Indonesia untuk meningkatkan ko-adaptasi.

“Lemhannas seyogyanya mampu mengembangkan pengukuran ketahanan regional di kawasan sebagai upaya kuantitatif untuk memantau perkembangan geopolitik di kawasan”, ungkap Menhan.

Lebih lanjut Menhan mengungkapkan bahwa kompetisi geopolitik dan geo-ekonomi antara negara – negara Major Powers guna merebut pengaruh kekuatan menengah (middle power) pada tataran global dan regional bergerak semakin progressif serta membentuk konstelasi hubungan antar negara yang semakin terpolarisasi.

Kawasan Indo-Pasifik sebagai pusat gravitasi keamanan global terus berevolusi menjadi barometer terbentuknya tatanan peradaban dunia yang baru. Peradaban ini dapat bermakna terbentuknya peradaban yang mulia yaitu terwujudnya masyarakat kawasan yang aman, makmur dan sejakhtera atau sebaliknya malah menjadi peradaban yang mundur kebelakang yang kontra produktif (disarray).

Beberapa kekuatan yang dapat menjadikan kawasan Indopasifik menjadi suatu peluang untuk terbentuknya tatanan dunia yang lebih maju, sejahtera dan aman, sangat ditentukan oleh bagaimana negara-negara kawasan dan negara-negara besar melihat Indo-Pasifik ini.

Dikatakan Menhan, tiap-tiap negara tentunya memiliki kepentingan strategisnya masing-masing, dan pada hakekatnya kepentingan strategis masing-masing negara memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mensejahterakan rakyatnya dan menciptakan rasa aman rakyatnya serta terus melakukan pembangunan demi kemajuan bangsa dan negaranya.

Kesamaan ini merupakan peluang untuk seluruh negara mengambil manfaat dari kekuatan Indo-Pasifik dengan membangun suatu tatanan dunia yang baru yang lebih mengarah kepada pembentukan kesejahteraan dan keamanan bersama yang lebih mengedepankan kekuatan hati dan meninggalkan kepentingan ego sektoral-nya.(BDI/ADI)




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia