Wamenhan Rapat Dengan Komisi I DPR RI Bahas Hibah Drone Scan Eagle UAV dan Upgrade Helikopter Bell 412 dari AS Untuk TNI AL

Rabu, 26 Februari 2020

JAKARTA – Kementrian Pertahanan (Kemhan) akan mendapat hibah 14 drone ScanEagle dan upgrade (meningkatkan kemampuan) tiga unit Helikopter Bell 412 dari pemerintah Amerika Serikat (AS) guna memperkuat Alat utama sistem senjata (Alutsista) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL).

“Kami hadir di Komisi I DPR ini untuk menyampaikan permohonan persetujuan penerimaan hibah 14 drone Scan Eagle UAV dan upgrade Helikopter Bell 412 dari pemerintah AS,” kata Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sakti Wahyu Trenggono saat Rapat Kerja dengan Komisi I DPR, Rabu (26/2).

Dijelaskannya, pemerintah AS sejak tahun 2014 sampai 2015 menawarkan program hibah (FMF) kepada TNI, atas dasar itu, maka pada tahun 2017 TNI AL mengambil program FMF Hibah tersebut berupa Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dan upgrade helikopter Bell 412. Sesuai ketentuan dibentuklah tim pengkaji oleh Kemhan untuk melakukan penilaian apakah barang tersebut layak diterima dari aspek teknis, ekonomis, politis, dan strategis. Dari kajian tersebut Kemhan memutuskan untuk menerima program hibah dimaksud.

Drone ScanEagle memiliki nilai US$28,3 juta, dibutuhkan TNI AL utk meningkatkan kemampuan ISR maritim guna memperkuat pertahanan negara.

ScanEagle adalah bagian dari ScanEagle Unmanned Aircraft Systems, yang dikembangkan dan dibangun oleh Insitu Inc., anak perusahaan The Boeing Company. UAV didasarkan pada pesawat miniatur robot SeaScan Insitu yang dikembangkan untuk industri perikanan komersial.
Ads by Kiosked

Menurut laman Boeing, drone ScanEagle dapat beroperasi di atas 15.000 kaki (4.572 m) dan berkeliaran di medan perang untuk misi yang diperpanjang hingga 20 jam. Drone dengan bobot maksimum tempat pilot diizinkan untuk lepas landas atau maximum takeoff weight (MTOW) 22 kg ini, digerakkan mesin piston model pusher berdaya 15 hp.

Kecepatan terbang jelajah ScanEagle berada di kisaran 111 km/jam dan kecepatan maksimum 148 km/jam. Batas ketinggian terbang mencapai 5.950 m. ScanEagle sanggup berada di udara dengan lama terbang (endurance) lebih dari 24 jam.

ScanEagle akan digunakan untuk melaksanakan patroli maritim, integrasi ISR (intelijen, pengawasan, dan pengintaian)

Sementara untuk upgrade peralatan Helikopter Bell 412 dengan nilai US$6,3 juta dibutuhkan TNI AL untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas dan meningkatkan kemampuan pertahanan negara.

“Nantinya Drone ScanEagle ini akan digunakan oleh TNI AL untuk kepentingan khusus. Kita hanya keluar dana sekitar Rp10 miliar untuk mengintegrasikan dan memastikan keamanan data dari peralatan ini dengan Alutsista lainnya. Nanti PT LEN yang akan bertugas untuk integrasikan,” katanya.

Di kawasan Asia Tenggara-Pasifik, drone ScanEagle sudah digunakan oleh Angkatan Laut Singapura. Pengguna lainnya adalah AL dan Angkatan Darat Australia. Bahkan, ScanEagle milik Militer Australia telah teruji perang (battle proven) di Irak.

Menanggapi permintaan dari Kemhan, Komisi I DPR secara prinsip menyetujui keinginan dari Kemhan untuk mendapatkan hibah dari pemerintah AS. Namun, Komisi I mengingatkan Kemhan untuk mengedepankan kehati-hatian dan kerahasiaan data, serta tidak membebani APBN dalam setiap penerimaan hibah dari negara asing.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia