Indonesia Bersama India Pimpin Pertemuan Ke-16 ADMM Plus EWG on HADR

Rabu, 28 April 2021

Jakarta – Indonesia bersama dengan India memimpin pertemuan The 16th ASEAN Defence Ministers’ Meeting – Plus Expert Working Group on Humanitarian Assistence and Disaster Relief (ADMM Plus EWG on HADR) yang diikuti delegasi dari 10 negara Anggota ASEAN, delapan negara mitra, serta ASEAN Secretariat dan AHA Centre.

Pertemuan ADMM-Plus EWG on HADR tersebut dilaksanakan secara virtual melalui video conference dan dibuka oleh Direktur Kerjasama Internasional Pertahanan Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Dirkersinhan Ditjen Strahan Kemhan RI) Brigjen TNI J. Binsar Parluhutan Sianipar selaku Co-Chair Indonesia bersama dengan Brigadier Operational Logistics, Indian Ministry of Defence, Brigadier Girish Kalia, selaku Co-Chair India, Rabu (28/4) di Jakarta.

Indonesia bersama India mendapat kehormatan untuk menjadi Ketua Bersama ADMM-Plus EWG on HADR pada siklus keempat tahun 2021-2024, menggantikan Malaysia dan Amerika Serikat yang menjadi Ketua Bersama pada siklus ketiga tahun 2017-2019.

Pertemuan yang berlangsung selama dua hari tersebut membahas peningkatan kerjasama yang lebih maju di bidang HADR diantara negara – negara ADMM-Plus, yang meliputi 10 negara ASEAN yakni Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Thailand, Singapura, Vietnam, dan delapan negara mitra yakni Amerika Serikat, Australia, China, India, Jepang, Korea Selatan, Rusia dan Selandia Baru.

Mengawali sambutannya, Dirkersinhan Ditjen Strahan Kemhan RI menyampaikan simpati dan belasungkawa yang mendalam kepada semua negara yang terdampak pandemi Covid-19 dan kini masih berjuang untuk melawannya, termasuk India yang kini menghadapi peningkatan kasus penularan. Indonesia juga masih memerangi pandemi dan berharap vaksin menjadi solusi untuk pandemi berkepanjangan ini.

Pandemi Covid-19 mendasari bahwa kerja sama dan upaya kolektif menjadi lebih penting, karena tidak ada satu negara pun yang dapat menghadapi pandemi ini sendirian. Apalagi, situasi bisa menjadi lebih buruk jika bencana alam melanda pada masa pandemi seperti yang dialami beberapa negara termasuk Indonesia.

Oleh karena itu, pertemuan ADMM-Plus EWG on HADR ini dilaksanakan dengan tujuan untuk membangun interoperabilitas HADR di antara negara-negara ADMM-Plus, untuk memberdayakan ASEAN dan badan-badan regional untuk mendukung HADR, serta metode komprehensif tentang perencanaan, kesadaran, peringatan dini dan mitigasi, dan rehabilitasi mental dan fisik bagi para korban setelah pandemi.

“Melalui pertemuan EWG ini, saya yakin kita akan mendapatkan ilmu melalui sharing pengalaman dan sharing informasi. Kami mengharapkan dukungan penuh dalam bekerja sama menuju tingkat kerjasama yang lebih maju di bidang HADR”, ungkap Dirkersinhan Ditjen Strahan Kemhan.

Dirkersinhan Ditjen Strahan lebih lanjut menyampaikan, Indonesia meyakini bahwa penguatan kolektivitas, kekompakan, sinergi kerjasama, peningkatan kapasitas dan kepercayaan, kerjasama pemberdayaan informasi, pertukaran pakar, serta pendidikan dan pelatihan merupakan upaya terbaik untuk menghadapi situasi darurat saat bencana alam.

Dikatakan Dirkersinhan Ditjen Strahan Kemhan RI, ASEAN telah memiliki AHA Center sebagai lembaga perwakilan resmi negara-negara ASEAN dalam penanggulangan bencana alam yang dapat menjadi hub dan rujukan kerjasama regional yang kolektif, efektif dan responsif dalam penanggulangan bencana.

Untuk memperkuat AHA Centre, dalam ASEAN Defence Ministers Meeting pada 9 Desember 2020, ASEAN telah mengadopsi SOP ASEAN Militaries Ready Group on Humanitarian Assistance and Disaster Relief (AMRG on HADR). SOP ini dimaksudkan sebagai pedoman selama operasi bencana alam dan menyediakan protokol dan kebutuhan mendasar yang mencakup prosedur untuk memfasilitasi dan menggunakan aset dan kemampuan militer dalam membantu negara-negara yang terkena dampak di kawasan. (Biro Humas Setjen Kemhan)




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia