Menhan Prabowo pada Seminar Nasional TNI AU : Pentingnya Pengintegrasian Kemampuan dan Pengembangan Taktik untuk Hadapi Perkembangan Teknologi

Selasa, 8 November 2022

 

 

Jakarta – Mengamati perkembangan teknologi peperangan saat ini, diperlukan persiapan menghadapi sifat perang udara dan angkasa yang terus berubah, dengan mengerahkan kumpulan drone dalam jumlah besar, drone kamikaze, dan sistem udara otonomus. Untuk itu, Kemhan juga tengah menyiapkan sistem satelit, dalam jumlah yang cukup, supaya terjadi redundancy (cadangan pengganti) dan kemampuan luar angkasa yang memadai.

Hal itu ditegaskan Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto saat menjadi keynote speaker pada Seminar Nasional TNI AU Tahun 2022, bertemakan “Tantangan TNI AU Dalam Perkembangan Teknologi Elektronika Penerbangan”, di Puri Ardhya Garini I Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (8/11).

Belajar dari pertempuran Rusia dan Ukraina, lebih jauh Menhan Prabowo menjelaskan, pentingnya mengenali tren perkembangan sistematik dengan mengambil langkah-langkah diantaranya mempercepat penggunaan sistem yang lebih murah namun dengan jumlah yang lebih banyak, memikirkan kembali paradigma tradisional tentang keunggulan udara dengan mengutamakan air denial serta memprioritaskan pembangunan kemitraan dengan pihak-pihak komersial dan industri swasta.

“Lakukan pengintegrasian kemampuan cyber ke dalam rencana operasi dan pelaksanaan taktis, kemudian juga kembangkan doktrin lawan UAS/UAV, akuisisi senjata, mengembangkan taktik serta melatih menaklukan UAS/UAV tersebut”, tegas Menhan Prabowo.

Sementara sisi lainnya yang tidak kalah penting untuk menopang kebutuhan pemenuhan alutsista TNI AU, menurut Menhan Prabowo, adalah pengembangan industri pertahanan dalam negeri, karena Indonesia tidak bisa seterusnya mengandalkan produksi luar negeri. “Seminar ini sangat penting. Saya sangat apresiasi karena bisa memunculkan pemikiran teknik-teknik untuk mempercepat ketertinggalan kita. Kita akan kejar sekaligus pacu kemampuan membuat dan memproduksi pesawat sendiri”, ujar Menhan Prabowo Subianto.

Sedangkan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo saat menjadi pembicara pembuka menyatakan, betapa pesatnya teknologi elektronika di semua matra, dan khususnya di bidang kedirgantaraan yang menjadi core business TNI Angkatan Udara, sehingga kita dapat melakukan perbandingan kapabilitas electronic warfare yang telah dikuasai TNI Angkatan Udara, dengan kondisi perkembangan teknologi elektronika yang sedang berkembang.

Pada seminar nasional ini, sejumlah materi yang menjadi bahasan antara lain mulai dari karakteristik perang modern, perkembangan teknologi satelit dan UAV, pengembangan teknologi elektronika di TNI AU, kapabilitas industri pertahanan nasional, arah dan kebijakan pembangunan kekuatan udara, serta yang terpenting yaitu pembangunan postur TNI AU di masa depan.

“Dengan materi yang komprehensif tersebut, saya berharap dapat membuka cakrawala pandang kita bersama, dan sepakat bahwa kekuatan tempur masa depan adalah penguasaan spektrum elektronika” ungkap Kasau.

Seminar ini dihadiri anggota Komisi I DPR/RI Pitut Pramuji, juga menghadirkan narasumber Gubernur Lemhanas Andi Wijayanto, Dr. Ir. Hasto Kristiyanto., M.M., IPU dari Unhan RI, Sekjen Kemhan Marsekal Madya TNI Donny Ermawan Taufanto, Profesor Yosaphat Tetuko, Ph.D, dari Chiba University Japan dan Kepala Departemen Teknik Elektro, Universitas Sebelas Maret, Kadisinfolahtaau Marsekal Pertama TNI Teguh Dharmawan serta Direktur Utama PTDI Marsda TNI (Purn) Gita Amperiawan. (Biro Humas Setjen Kemhan)




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia