Menhan Prabowo Dampingi Presiden Jokowi Cek Prospek Produksi Munisi Pindad

Senin, 24 Juli 2023

Turen, Malang – Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mendampingi Presiden RI Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Jokowi mengunjungi fasilitas produksi munisi PT Pindad, di Turen, Malang, Senin (24/7).

Selain Menhan Prabowo, Menteri BUMN Erick Thohir, Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Dudung Abdurachman, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga turut mendampingi.

Kunjungan Presiden ini merupakan tindak lanjut rapat antara Presiden RI dengan Menteri Pertahanan dan Menteri BUMN pada Minggu, 16 Juli 2023 di Istana Bogor.

Presiden Jokowi menyampaikan bahwa tujuan kedatangannya ke PT Pindad adalah untuk melihat prospek produk-produk buatan PT Pindad.

“Setiap kunjungan saya ke negara lain, mereka selalu menanyakan mengenai barang ini, peluru ini. Saat ini dunia kekurangan peluru,” tegas Presiden Jokowi.

“Sebelum diberi Penanaman Modal Nasional, produksi PT Pindad untuk peluru ini sebanyak 275 juta peluru. Sesudah diberikan PMN 700 milyar, produksi meningkat 415 juta peluru. Hampir 2 kali lipat karena memiliki line tambahan dari PMN yang telah kita berikan,” tambah Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi pun menggaris bawahi bahwa industri pertahanan Indonesia memiliki prospek yang baik dan harus dikembangkan, baik yang berkaitan dengan peluru maupun kendaraan dan senjata karena permintaannya banyak.

Lebih lanjut Presiden Jokowi menyampaikan saran agar PT Pindad mencari mitra agar pengembangan lebih baik lagi.

Pada sela-sela kunjungan, Presiden dan Ibu Negara juga mencoba mengendarai langsung produk kendaraan operasional PT Pindad, Maung 4×4, dengan disetiri oleh Menhan Prabowo.

Fasilitas produksi munisi PT Pindad terdiri dari Area Produksi Munisi Kaliber Kecil, Area Produksi Munisi Khusus (Pyrotechnics), Area Produksi Detonator, Area Produksi Munisi Kaliber Besar & Roket hingga Lapangan Balistik 200 m & 1.000 m.

Produk-produk PT Pindad telah memiliki nilai TKDN rata-rata di atas 50%, terutama pada produk munisi kaliber kecil. (Biro Humas Setjen Kemhan)




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia