Indonesia-AS Pimpin ADMM-Plus EWG Military Medicine ke-21: Fokus Integrasi Medis Militer untuk Kesiapan Bencana Regional
Kamis, 16 Oktober 2025Jakarta – Kementerian Pertahanan RI melalui Direktorat Kesehatan (Ditkes) Ditjen Kekuatan Pertahanan (Ditjen Kuathan) yang dipimpin oleh Marsma TNI dr. Mukti Arja Berlian bersama Amerika Serikat (AS) sukses menjadi Co-chair dalam penyelenggaraan rangkaian kegiatan ke-21 ASEAN Defence Ministers’ Meeting Plus Experts’ Working Group on Military Medicine (ADMM-Plus EWG on MM), Initial Planning Conference (IPC), dan Military Medicine Conference. Pertemuan berlangsung di Jakarta pada tanggal 14 hingga 17 Oktober 2025.
Dirkes Ditjen Kuathan Kemhan secara resmi membuka pertemuan, menyambut Major General (DR.) Darin Cox, Commanding General 18th Medical Command dari AS, dan menegaskan komitmen Indonesia untuk memperkuat kerja sama dalam menghadapi tantangan kesehatan dan keamanan global, termasuk pelajaran dari COVID-19, peningkatan frekuensi bencana alam, dan tantangan operasional dari konflik global. Dirkes juga menyampaikan apresiasi atas dukungan dan komitmen AS dalam co-chairmanship EWG on Military Medicine siklus 2024-2027.
Fokus utama dari pertemuan ini adalah persiapan Latihan Gabungan (Field Training Exercise/FTX) yang akan datang. Dalam sesi IPC, delegasi membahas Discussion on Combined FTX Scenario, Discussion on Details of PCMD/MAP, dan Discussion on EWG on MM portion on the Combined FTX. FTX ini dijadwalkan berlangsung pada September 2026 di Banten, Indonesia, dan akan menjadi yang pertama menggabungkan tiga kelompok kerja: Humanitarian Assistance and Disaster Relief, Military Medicine, dan Cyber Security, menyoroti efisiensi dan kolaborasi yang berwawasan ke depan.
Agenda lain yang dibahas meliputi Update on EWG on Military Medicine Work Plan yang disampaikan oleh perwakilan Indonesia (Kol. Arm. Aziz Mahmudi) dan AS, Key Takeaways from 2021-2023 EWG on Military Medicine Co-Chairmanship and Related Activities yang disampaikan oleh Australia, dan Update on ACMM Roles and Programme. Sesi berbagi pengalaman (Sharing Experiences on Receiving Foreign Assistance, Providing Foreign Assistance or Emergency Medical Team) menghadirkan presentasi dari Indonesia, Australia, Jepang, Filipina, Singapura, Vietnam, dan AS.
Delegasi dari Kementerian Kesehatan (Kemkes) memberikan Presentation on the Credentials, dan delegasi dari Kementerian Keuangan (Kemkeu) memaparkan Presentation on the CIQ, yang merupakan bagian penting dalam kelancaran mekanisme bantuan lintas batas.
Rangkaian acara dilanjutkan dengan Military Medicine Conference, yang menghadirkan tiga panelis terkemuka yaitu perwakilan WHO Indonesia mengenai Emergency Medical Team; perwakilan United Kingdom mengenai Modernizing UK Military Medicine for Partnership in Southeast Asia; dan perwakilan Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Republic of Indonesia Defense University/RIDU) Mayjen TNI Dr. dr. Achmad Jadi Didy Surachman, Sp.OT(K) Spine., M.A.R.S., S.H., M.H.Kes., membahas mengenai Emergency Medical Team. Dirkes Ditjen Kuathan Kemhan dalam sambutannya di konferensi menyampaikan bahwa unit medis militer memiliki peran vital dalam jaringan respons darurat yang lebih luas.
Dirkes berharap, hasil pertemuan dan konferensi ini akan menjadi fondasi yang kokoh untuk menyusun peta jalan masa depan dalam kedokteran militer dan meningkatkan kesiapan kolektif untuk latihan puncak pada tahun 2026. (Biro Infohan Setjen Kemhan)