Menhan : Tumbuhkan Rasa Hubbul Wathon Untuk Persatukan Elemen Bangsa

Kamis, 22 Februari 2018

220218 Rakernis I Hubbul WathonJakarta – Pada hari kedua penyelenggaraan Rakernis I Majelis Dzikir Hubbul Wathon, Kamis (22/2), Menhan Ryamizard Ryacudu didaulat untuk menjadi pembicara pada seminar yang berlangsung di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta. Menhan yang didampingi Kasum TNI Laksdya TNI Dr. Didit Herdiawan Ashaf, M.P.A., M.B.A. pada seminar kebangsaan tersebut menyampaikan paparannya tentang “Tantangan dan Strategi Pertahanan Keamanan Nasional.”

Diungkapkan Menhan bahwa pelaksanaan Rakernis ini sangat tepat waktunya sejalan dengan upaya penguatan visi dan pondasi organisasi Hubbul wathon sejak dibentuk pada 13 Juli 2017 lalu. Hubbul Wathon yang berarti mencintai tanah air sangat diperlukan ditengah kondisi bangsa saat ini untuk mempersatukan elemen-elemen bangsa.

Lebih lanjut Menhan mengatakan bahwa kita perlu mengembalikan kesadaran bersama dan memprsatukan kembali negara ini, mengingat banyak negara-negara di Timur Tengah yang mengalami perpecahan karena tidak memiliki rasa hubbul wathon. Melalui forum ini Menhan berharap untuk memperkuat rasa kebangsaan dan menjaga keutuhan bangsa.

Terkait dengan tema yang diangkat dalam paparannya, Menhan mengatakan bahwa tantangan terbesar bangsa Indonesia dan negara-negara di dunia saat ini adalah adanya potensi ancaman nyata yaitu terosrisme dan radikalisme. Saat ini yang perlu menjadi perhatian bersama adalah menyebarnya ancaman ISIS ke seluruh dunia. Salah satu ciri penyebarannya adalah kembalinya pejuang ISIS dari Timur Tengah dengan menggunakan media sosial sebagai sarana untuk melakukan propaganda.

Untuk itu strategi pertahanan yang digunakan adalah kembali kepada Pancasila yang merupakan pengikat bangsa Indonesia dengan keberagamannya. Selain itu sinergitas ulama dan umara memberikan andil dalam melawan kolonialisme. Peran ulama dan umara sangat penting dalam pertahanan mengingat ulama dan umara merupakan bagian dari strategi pertahanan yaitu soft power selain hard power.    (ERA/RAF)




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia