Presiden Tinjau Gelar Alutsista TNI AL

Kamis, 13 Maret 2014

106.jpg

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meninjau Alutsista TNI Angkatan Laut. Peninjauan dilakukan pada acara Gelar Kekuatan Alutsista TNI AL yang dilaksanakan oleh TNI AL, Rabu (12/3) di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jawa Timur. Alutsista yang digelar merupakan Alutsista baru hasil pengadaan pada program pembangunan kekuatan matra Laut periode Rencana Strategis (Renstra) 2005-2009 dan 2010-2014.

Sebelum peninjauan, Presiden RI menerima laporan Menhan terkait status pembangunan kekuatan matra Laut pada Renstra 2005-2009 dan 2010-2014 dalam rangka modernisasi alutsista TNI. Menhan menjelaskan, beberapa Alutsista yang telah datang sebagai berikut; 4 (empat) unit kapal perang korvet Kelas Sigma, 4 (empat) unit KRI Kelas LPD (Landing Platform Dock) dimana 2 (dua) unit LPD dibuat di PT PAL, 4 (empat) unit Kapal Cepat Rudal (KCR) type 40 M dan 2 (dua) unit Kapal Patroli Cepat (PC) type 43 M buatan industri pertahanan dalam negeri.

Untuk Korps Marinir TNI AL, telah datang 54 unit Tank Amphibi jenis BMP-3F dan 1 unit BREM-L (Tank Recovery) serta 15 unit Panser LVT 7 A1 (Landing Vehicle Tank). Juga telah datang 2 Unit CN 235-220 MPA (Maritime Patrol Aircraft) dibuat PT DI, 4 (empat) unit Pesawat Latih Bonanza G-36 dan 3 (tiga) unit Heli Bell-412 EP. Dalam waktu dekat ini, akan datang 3 (tiga) unit kapal perang fregat kelas MRLF (Multi Role Light Fregat), 3 (tiga) unit Kapal Cepat Rudal (KCR) type 60 M buatan PT PAL dan 2 (dua) unit Kapal Patroli Cepat (PC) type 43 M buatan industri pertahanan dalam negeri.

Pengadaan Alutsista matra laut membutuhkan waktu yang lebih lama, sehingga beberapa Alutsista melampaui masa bakti KIB-II pada tanggal 20 Oktober 2014. Alutsista tersebut akan disajikan dalam bentuk model (miniature) yaitu; 3 (tiga) unit Kapal Selam yang satu diantaranya akan dibuat di Indonesia sebagai bagian alih teknologi. Dua unit Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) jenis frigate yang sebagian modulnya dikerjakan di Indonesia. Kapal Layar Latih (Tall Ship) pengganti Kapal Layar Latih Dewa Ruci yang sudah berusia lanjut, 62 tahun. 3 (tiga) unit Kapal Angkut Tank yang salah satu diantaranya untuk mengangkut Tank Leopard, 2 (dua) unit Kapal Bantu Hidro Oseanografi (BHO) dan 2 (dua) unit Kapal Bantu Cair Minyak (BCM) dibuat industri pertahanan dalam negeri. TNI AL juga akan diperkuat lagi dengan 3 (tiga) unit Pesawat CN-235 MPA buatan PT DI, 11 (sebelas) unit Heli Anti Kapal Selam (AKS) yang dilengkapi dipping sonar dan torpedo, 5 (lima) unit Panser BTR-4 dan 1 (satu) Batere Multi Launcher Rocket System (MLRS).

Pada kesempatan tersebut, PT Dirgantara Indonesia telah menyerahkan 1 unit pesawat CN-235-220 MPA (Maritime Patrol Aircraft) kepada Kementerian Pertahanan Indonesia dan selanjutnya diserahkan kepada TNI AL melalui Mabes TNI untuk dioperasionalkan. Ini merupakan pelaksanaan kontrak yang ditandatangani pada tanggal 11 Desember 2009 dengan total nilai kontrak sekitar kurang lebih 80 juta USD. Pesawat CN-235-220 MPA ini akan menjadi bagian dari Pusat Penerbangan TNI AL.

Mengakhiri laporannya, Menhan menyampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden RI, DPR-RI

Sumber : DMC




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia