Seminar Nasional Pasis Sekkau A.112 Tahun 2022

Rabu, 2 November 2022

Jakarta – Direktur Wilayah Pertahanan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia Laksamana Pertama Idham Faca, S.T., M.M., melaksanakan kegiatan sebagai Narasumber pada Seminar Nasional Pasis Sekkau A.112 T.A.2022 yang merupakan program Kodiklatau Tahun 2022.

Dirwilhan Ditjen Strahan Kemhan menyampaikan paparan tentang tema yang diberikan dari SEKKAU yaitu “STRATEGI PERTAHANAN MATRA UDARA DI IBU KOTA NUSANTARA”. Besar harapan saya bahwa penyampaian ini akan memberikan kesamaan berpikir dan manfaat bagi kita, terutama bagi para perwira siswa terhadap rencana Sistem Pertahanan Negara di IKN Nusantara.

Pembangunan sistem pertahanan di IKN tidak terlepas dari amanat UUD 1945 tentang sistem pertahanan dan kemanan rakyat semesta (sishankamrata). Sishankamrata IKN dikembangkan dengan strategi pertahanan berlapis yang cerdas (Smart Defence) yaitu sinergi antara hard defence (pertahanan militer) dan Soft Defence (pertahanan nirmiliter) yang keduanya didukung dengan diplomasi pertahaan secara total. Sistem pertahanan yang terintegrasi dan terpadu ini diarahkan pada ; Pertama, Pembangunan postur pertahanan negara yang bertujuan mewujudkan pertahanan negara yang terintegrasi dan terpadu antara pertahanan nirmiliter dan pertahanan militer menuju kekuatan yang disegani dikawasan dengan prinsip defensif aktif dan berlapis. Pembangunan postur pertahanan diselenggarakan dengan mewujudkan gelar, kemampuan dan kekuatan yang tersebar diseluruh pulau besar Indonesia. Kedua, Pembangunan sistem pertahanan negara yang terintegrasi antar matra dengan pertahanan nirmiliter menjadikan sishankamrata sebagai sistem pertahanan negara yang tangguh. Ketiga, Pembangunan kelembagaan dilaksanakan melalui pembagunan satuan baru dan merelokasi satuan dari pulau Jawa ke Kalimantan untuk memperkuat pertahanan di IKN.

Kebijakan Pemerintah untuk memindahkan Ibu Kota negara ke Kalimantan, menjadi acuan TNI Angkatan Udara untuk menyusun strategi pertahanan Matra Udara untuk menjaga dan mendungi IKN. Pernyataan Gubernur Lemhannas tentang kerentanan wilayah IKN terhadap serangan eksternal dari ruang udara adalah hal yang urgen. Terlebih bila kita mencermati perkembangan alutsista matra udara yang menggunakan teknologi terbaru, dapat dipastikan tidak ada setapak wilayah yang tidak dapat dijangkau oleh kekuatan matra udara.

Hal yang paling penting dan mendasar yang dapat kita lakukan adalah bagaimana kita membangun sistem pertahanan udara untuk dapat mencegah segala bentuk ancaman terhadap IKN. Strategi matra udara yang dibangun untuk melindungi IKN harus terintegrasi antara matra dan pertahanan nirmiliter sesuai doktrin Sishankamrata.

Selanjutnya, langkah awal dalam membangun strategi matra udara untuk melindungi IKN adalah melakukan reposisi ADIZ (Air Defence Identification Zone). Hingga saat ini ADIZ Indonesia yang berlaku hanya melingkupi pulau Jawa. Diperlukan adanya reposisi ADIZ Indonesia yang melindungi seluruh wilayah kedaulatan NKRI menjadi sebuah keharusan bahkan bila perlu ditambah dengan ADIZ khusus untuk melindungi wilayah IKN.

Untuk menjaga IKN dari serangan udara strategi pertahanan udara berlapis, menjadi sebuah pilihan yang tepat untuk mengamankan IKN dengan dibangunnya satuan Kosek yang membawahi satuan Radar di wilayah Kalimantan beserta satuan Rudal baik jarak sedang maupun jarak jauh, yang didukung oleh satuan Pesawat Tempur Strategis maupun Taktis yang siap digerakkan untuk menghancurkan setiap ancaman. Pemerintah juga telah merencanakan membangun Pangkalan Udara (Lanud) IKN yang dilengkapi Skadron VVIP, Batalyon Hanud dan Hanlan yang siap menjaga dan melindungi wilayah IKN serta siap mengamankan pejabat negara bila terjadi kontijensi terhadap IKN.

Demikian juga dengan sistem pertahanan Cyber perlu diperkuat untuk melindungi IKN sebagai kota modern yang segala sesuatunya dibangun menggunakan sistem Computerize yang terintegrasi. Pembanguan postur pertahanan negara matra udara dibangun melalui pembangunan kekuatan, penigkatan kemampuan dan penataan gelar kekuatan TNI AU di wilayah Kalimantan.

Pembangunan kekuatan dilakukan dengan membangun komponen utama (AD, AL dan AU) yang didukung komponen cadangan dan komponen pendukung yang siap dimobilisasi. Dalam aspek kemampuan maka akan ditingkatkan kemamuan intelijen, kemampuan pertahanan, kemampuan diplomasi, dan kemampuan pemberdayaan wilayah yang saling terintegrasi untuk menjaga dan melndungi IKN. Aspek penggelaran kekuatan TNI AU telah merencanakan gelar kekuatan di wilayah Kalimantan untuk melindungi IKN.

Sesuai dengan rencana induk IKN yang telah ditetapkan Pemerintah, maka TNI AU telah melakukan perencanaan membangun satuan baru dan meningkatkan satuan yang telah ada di Kalimantan.

Sebagai penutup dalam paparan ini Dirwilhan Ditjen Strahan Kemhan menyampaikan bahwa Kebijakan Pemeritah untuk memindahkan Ibu kota negara ke wilayah Kalimantan Timur adalah hal sangat tepat, karena kondisi Jakarta sebagi Ibu Kota Negara saat ini sudah sangat berat bebannya dan tidak dapat dikembangkan lagi. Kebijakan ini perlu didukung oleh segenap komponen bangsa agar dapat terealisasi dengan baik, Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur memiliki nilai strategis sebagai simbol identitas bangsa sekaligus menjadi Center of Gravity bangsa Indonesia, sehingga perlu didukung dengan sistem pertahanan negara melalui doktrin sishankamrata yang modern dengan tetap melibatkan seluruh warga negara, seluruh wilayah dan seluruh sumber daya nasional yang kita miliki, sebagai kota modern dan memiliki tata kelola yang efektif dan efisien maka Ibu kota Nusantara harus memiliki sistem pertahanan yang cerdas (Smart Defence) yang terintegrasi antara pertahanan militer (Hard Defence) dan pertahanan nirmiliter (Soft Defence) yang didukung oleh diplomasi total pertahanan yang tangguh. ($)




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia