FGD Pokja DP Kemhan: Urgensi Indonesia di Pasifik Selatan melalui Forum SPDMM

Senin, 4 Desember 2023

Jakarta – Dinamika politik global mendorong Indonesia memperhatikan Kawasan Pasifik Selatan. Untuk itu Kementerian Pertahanan perlu melakukan berbagai analisa dan pembahasan Urgensi dan Langkah-langkah untuk berperan di Kawasan Pasifik Selatan melalui Forum South Pacific Defense Ministers Meeting (SPDMM). Tentunya terdapat forum lain selain SPDMM, tetapi sebagai lembaga bidang Pertahanan, Kemhan mendorong peran Indonesia di kawasan dimulai dari bidang pertahanan.

 

Ada beberapa alasan pentingnya Indonesia di Pasifik Selatan diantaranya sebagai berikut:

1. Keberadaan sumber daya alam: Pasifik Selatan kaya akan sumber daya alam, seperti minyak, gas alam, dan ikan. Kehadiran Indonesia di daerah ini penting untuk melindungi kepentingan ekonomi dan keamanan negara, terutama dalam hal pengelolaan dan pemantauan sumber daya alam tersebut.

2. Jalur perdagangan strategis: Pasifik Selatan merupakan jalur perdagangan strategis yang menghubungkan Samudra Hindia dengan Samudra Pasifik. Kepentingan pertahanan Indonesia di daerah ini adalah untuk memastikan keamanan dan kelancaran lalu lintas kapal yang melintasi area tersebut, baik dari segi perdagangan maupun alasan militer.

3. Kehadiran Indonesia sebagai negara maritim: Sebagai negara kepulauan yang terbesar di dunia, Indonesia memiliki kepentingan untuk menjaga keamanan dan stabilitas wilayah serta perairan di sekitarnya, termasuk Pasifik Selatan. Dengan memperkuat kehadirannya di daerah ini, Indonesia dapat memastikan keamanan dan kedaulatan wilayah maritimnya.

4. Kemitraan dan kerjasama regional: Pasifik Selatan merupakan wilayah yang penting dalam kerjasama regional, baik dalam hal keamanan, politik, maupun ekonomi. Kehadiran Indonesia di daerah ini memungkinkan negara kita untuk meningkatkan kemitraan dan kerjasama dengan negara-negara di Pasifik Selatan, seperti Australia, Selandia Baru, dan negara-negara Kepulauan Pasifik.

5. Pengaruh geopolitik: Pasifik Selatan merupakan area yang menjadi fokus pengaruh geopolitik dan kepentingan global, terutama dengan adanya persaingan kekuatan antara negara-negara besar di kawasan tersebut, seperti China dan Amerika Serikat. Kehadiran Indonesia di daerah ini memungkinkan negara kita untuk menjaga stabilitas dan mengimbangi kekuatan-kekuatan tersebut, serta menjaga kedaulatan dan integritas wilayah Indonesia.

Dengan demikian melalui forum SPDMM  yaitu forum pertemuan para menteri pertahanan dari negara-negara di wilayah Pasifik Selatan yang membahas dan mengkoordinasikan masalah keamanan dan pertahanan di wilayah tersebut.Pertemuan ini biasanya digelar setiap tahun dan dihadiri oleh menteri pertahanan serta perwakilan negara-negara anggota Forum Kepulauan Pasifik. Topik-topik yang dibahas meliputi kerja sama pertahanan, penanggulangan ancaman keamanan, misi penjaga perdamaian, perlindungan maritim, dan lain sebagainya.

Dalam rangka memperkuat peran Indonesia di wilayah Pasifik Selatan, maka Kementrian Pertahanan melalui Pokja DP Kemhan bersama K/L terkait lainnya melaksanakan Focus Discussions Group tentang Kepentingan Indonesia Masuk SPDMM dan Strategi Mewujudkannya. FGD yang dilaksanakan pada hari Jumat, 1 Desember 2023 di Hotel Ibis Gajah Mada Jakarta Pusat  dihadiri oleh para pejabat yang mewakili K/L yang terkait lainnya. Dirjen Strahan Kemhan Mayjen TNI Bambang Trisnohadi menjadi Keynote Speaker untuk memulai diskusi.

Para narasumber dari diskusi ini adalah:

1. Atase Pertahanan Indonesia di Australia, Laksma TNI Anak Agung Oka Wirayudha yang membahas tentang Kepentingan Pertahanan Indonesia di Kawasan Pasifik Selatan.

2. Duta besar RI di Fiji bapak Dupito Simamora yang membahas tentang Persaingan Kekuatan Negara Besar di Kawasan Pasifik Selatan

3. Guru Besar Fakultas Strategi Pertahanan Universitas Pertahanan RI Prof. Salim Said, Ph.D. yang membahas: Strategi Diplomasi Pertahanan Indonesia, Teori dan Realita

4. Dosen Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada, Dr. Gabriel Lele. Dengan topik Eksistensi Masyarakat Melanesia Indonesia di Pasifik Selatan.

FGD dilaksanakan dengan lancar dihadiri oleh perwakilan pejabat dari Kemhan, Kemlu, Kemenko Polhukam, TNI, BIN, Bais TNI dan para Akademisi dari UI, UGM dan Uncen serta perwakilan masyarakat etnis Melanesia di Indonesia. Secara online pejabat yang hadir diantaranya adalah para Atase Pertahanan Indonesia di wilayah Pasifik. Karena FGD dilaksanakan dengan metode Hybrid maka pejabat Kementerian dan Lembaga yang berada di Jakarta hadir pada lokasi (on site) sementara pejabat yang di luar Jakarta hadir secara virtual (online) melalui aplikasi Zoom Meeting. Pada akhir acara, Dirjen Strahan berkesempatan memberikan plakat kepada perwakilan narasumber On site, Prof Salim Said.

Acara ditutup dengan Foto bersama dilanjutkan makan siang.   ($)

 




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia