MENHAN: Kemampuan meningkatkan ‘smart power’, ‘hard power’ dan ‘soft power’

Senin, 21 Mei 2012

375a0846e9916e4fb661ca070a47d852Jakarta, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengharapkan agar Universitas Pertahanan dapat mencetak lulusan mahasiswa yang mampu meningkatkan kekuatan kecerdasan atau “smart power” yang dinilai masih lemah.

“Unhan harus mampu berperan meningkatkan ‘smart power’, ‘hard power’ dan ‘soft power’. Kemampuan “smart power” harus ditingkatkan karena ancaman keamanan diprediksi terus mengalami pergeseran dilihat dari segi sifat maupun aktornya,” kata Menhan saat memberi sambutan dalam wisuda mahasiswa pascasarjana Unhan di Kantor Kementerian Pertahanan (Kemhan), Jakarta, Rabu.

Menurut dia, gangguan keamanan regional bisa berdampak pada situasi nasional dan sebaliknya.

Ia mengatakan, bila dilihat dari sifatnya, ada pergeseran nilai dan ancaman, yakni mencakup ancaman nasional ke regional dan kembali lagi ke nasional.

“Aktornya bukan hanya militer. Pergeseran aktor ancaman bisa bergeser dari negara, individu atau organisasi. Aksi-aksi teror jaringan Al Qaeda adalah salah satu contoh konkretnya. Ini bisa mengancam semua bidang,” papar Menhan.

Purnomo menyebutkan, ancaman berupa perang terbuka di masa mendatang kemungkinan jarang dijumpai karena perang akan lebih banyak menggunakan pendekatan soft power dan smart power, seperti teknologi informasi.

“Smart power”, menurut Purnomo, merupakan kekuatan yang harus dikedepankan dalam menghadapi ancaman yang sifatnya multidimensional.

“Smart power lebih mengedpankan kemampuan otak atau penguasaan ilmu pengetahuan dalam menjaga pertahanan negara,” tuturnya.

Oleh karena itu, dirinya mendorong adanya penguatan pertahanan melalui pendidikan, sehingga tidak heran Unhan membuka program studi “cyber security”.

“Di bawah Kemhan ada Unhan, UPN Veteran dan SMA Taruna Nusantara. Kelebihan berada di kampus-kampus itu adalah yang dipelajari tak hanya ilmu pengetahuan, tapi juga pengetahuan bela negara. Ini karakteristik keunikannya,” kata Menhan.

Di tempat yang sama, Rektor Unhan Syarifudin Tippe, menyebutkan, jumlah program studi di Unhan terus bertambah, dimana pada 2009 ada dua program bertambah menjadi empat di tahun 2010.

“Saat ini ada 12 program studi. Program studi “cyber security” juga sudah terwujud, termasuk program studi perang asimetris. Diagendakan dibuka Juli 2012 bersama peace and conflict resolution dan energy security,” papar Syarifudin.

Tak hanya itu, pada Juni 2012 nanti juga dideklarasikan masyarakat perguruan tinggi peduli pembangunan perbatasan, sehingga dapat ditanamkan pemahaman bela negara bagi msyarakat perbatasan.

Pada wisuda kali ini, Unhan mewisuda 54 mahasiswa mahasiswinya, antara lain, 24 orang dari kalangan militer dan 30 orang dari kalangan sipil.

“Mereka dari Manajemen Pertahanan 23 orang, Manajemen Bencana 17 orang, Ekonomi Pertahanan 12 orang, dan Strategi Perang Semesta 2 orang pada tahun ajaran 2010/2011,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh menambahkan, “cyber security” adalah tuntutan zaman modern.

“Kita harus mengembangkan sistem pertahanan terpadu, yang meliputi dimensi fisik, logik, akhlak, ideologi. Saya yakin Unhan mampu mengembangkan semua dimensi itu,” ucapnya.

Sumber :  Antara




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia