FGD Peningkatan Pembinaan Teritorial TNI Dalam Rangka Menghadapi Ancaman Nonmiliter

Thursday, 8 March 2018

500x300

Jakarta, rabu (7 Maret 2018), Puslitbang Strahan Balitbang Kemhan mengadakan FGD, Pokja Peningkatan Pembinaan Teritorial TNI Dalam Rangka Menghadapi Ancaman Nonmiliter dengan ketua Kolonel Inf FX. Giyono, S.E. yang dilaksanakan pada hari rabu tanggal 7 Maret 2018 di rupat Puslitbang Strahan Balitbang Kemhan Jl. Jati No.1 Pondok labu, Jaksel, yang dipimpin oleh Dr. Ernalem Bangun Kabid Lingstra Puslitbang Strahan Balitbang Kemhan dan di hadiri oleh beberapa instansi antara lain Staf Sterad Kolonel Inf Daryatno, Staf Dirjen Strahan Letkol Sus Tjahjo Khurniawan, Staf Ster Mabes TNI Letkol Adm Jusak Salamate, MSi, Staf Potmar Mabesal Letkol laut (KH) Drs. H. Sony S. MSi, Staf Pusterad Kol. Inf Asrul Sani, Staf Dirpotdirga Kol. Tek. Christian Syahno, ST, Staf Dispotmar Kol. Joni Siahaan, SM, MSc, Dekan Fakultas Hubungan Internasional Universitas Bina Nusantara Ganesh Aji W.

Tujuan dilaksanakan FGD ini adalah untuk mencapai satu visi tentang konsep Binter di lingkungan Kemhan dan TNI yang ditujukan untuk menghadapi ancaman nonmiliter. Litbang yang sedang dilaksanakan saat ini adalah untuk menghasilkan strategi peningkatan pembinaan teritorial dan untuk membangun sistem pertahanan semesta. Binter TNI apabila ditinjau dari fungsinya yaitu menyelenggarakan unsur-unsur geografi ,demografi dan kondisi sosial menjadi ruang, alat dan kondisi (RAK) juang yang tangguh, maka dapat dilakukan pendekatan terhadap indikator keberhasilan binter dari ketiga unsur dimaksud. Indikator tersebut merupakan capaian target yang dapat bersifat fisik maupun non fisik, yang meliputi :

  1. Tingkat keberhasilan pemberdayaan unsur geografi (wilayah dengan sumber daya alam dan sumber daya buatan yang terkandung didalamnya) menjadi ruang juang yang tangguh. Diantaranya diukur dari sejauh mana kemajuan/peningkatan dari kesiapan rencana wilayah nasional/prov/kab/kota, kesiapan logistik wilayah dan implementasinya untuk kepentingan pertahanan.

  1. Tingkat keberhasilan pemberdayaan demografi (penduduk/masyarakat setempat) sebagai komponen pendukung pertahanan Negara. Diantaranya dapat diukur berdasarkan indikator keberhasilan pembinaan kesadaran bela Negara di lingkungan pemukiman, pendidikan dan pekerjaan, dengan kelima nilainya yaitu : cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, keyakinan pancasila sebagai ideologi bangsa, rela berkorban untuk bangsa dan Negara, serta memiliki kemampuan awal bela Negara. Indikator-indikator tersebut tercantum di dalam Buku Tataran dasar Bela Negara yang diterbitkan oleh Ditjen Pothan Kemhan pada tahun 2014.

  1. Tingkat keberhasilan pemberdayaan kondisi sosial, misalnya kearifan lokal, untuk dapat dieksploitasi menjadi kondisi juang yang kondusif bagi pertahanan Negara. Diantaranya dapat diukur melalui tingkat partisipasi tokoh masyarakat/tokoh adat/tokoh agama, intensitas dukungan media setempat dan sebagainya.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia