Gelar Radar Ground Control Intercept di Rapim Kemhan dan TNI

Thursday, 8 August 2024

Menteri Pertahanan RI pada Rapim Kemhan dan TNI tanggal 20 Januari 2022 di Kemhan, menyerahkan dokumen strategis pertahanan negara yang dapat menjadi acuan bagi Kemhan dan TNI dalam menghadapi ancaman yang akan ditimbulkan dari dinamika perkembangan lingkungan strategis.

Menhan Prabowo Subianto dalam sambutannya mengatakan bahwa kebijakan pertahanan negara tahun 2022 merupakan hasil evaluasi dan tindak lanjut dari upaya pencapaian sasaran kebijakan yang telah ditetapkan dalam kebijakan pertahanan negara tahun 2021. Pada akhir rangkaian Rapim 2022, Menhan Prabowo juga menyerahkan sejumlah Alat Peralatan Pertahanan untuk menunjang tiga matra TNI dalam menjaga kedaulatan negara RI.

Prototipe Radar GCI yang dikembangkan oleh Balitbang dan KSO Litbangyasa juga ikut berpartisipasi dalam pameran disela-sela Rapim Kemhan dan TNI. Alat ini merupakan sistem radar yang digunakan dalam mendeteksi, melacak, dan mengarahkan pesawat terbang serta target udara lainnya ke dalam jangkauan pesawat tempur untuk intersepsi. GCI

mengelola lalu lintas udara, memberikan informasi yang akurat dan real-time kepada pilot tempur, dan memungkinkan intersepsi yang efektif dan efisien terhadap pesawat yang masuk ke wilayah Indonesia.

GCI Radar bekerja dengan memancarkan gelombang elektromagnetik ke udara dan kemudian menerima pantulan gelombang tersebut dari pesawat terbang dan target udara lainnya. Data yang dikumpulkan dari pantulan ini kemudian di proses dan dianalisis untuk menentukan posisi, kecepatan, dan arah pesawat, serta untuk mengidentifikasi apakah itu adalah pesawat kawan atau lawan. Informasi ini kemudian disampaikan kepada pilot tempur untuk tindakan selanjutnya.

Pada pengembangan produk teknologi radar pertahanan dengan target capaian produk riset nasional berupa prototipe laik industri radar dan target capaian produk inovasi nasional berupa radar pertahanan udara nasional Ground Control Interception (GCI). Mengingat kompleksitas teknologi serta perlunya penguasaan teknologi lintas disiplin, maka pelaksanaan program Litbang Radar GCI dibagi dalam 4 (empat) tahap selama 4 (empat) tahun yang dimulai pada tahun 2021-2024.

Pada Tahap I tahun 2021, telah dibuat rancangan awal sistem Aerial, yang merupakan sistem utama dari Radar GCI. Pada sistem Aerial ini, telah diintegrasikan sistem Secondary Surveillance Radar (SSR) dengan jarak jangkau 423 km. Pada Tahap II tahun 2022, Radar 2D, pada tahap ini hanya mendeteksi Azimuth dan Range dengan Power Output : 1,2 KW, Signal Processor : Hw disiapkan untuk tahap selanjutnya, SW masih dengan fungsi terbatas dan C2 menambah fungsi-fungsi pada C2. Dan pada tahap III tahun 2023, meliputi Sistem Radar PSR 3D dengan jarak jangkau 200 KM, Terintegrasi antara sistem PSR dan IFF, namun C2 belum dapat menerima data dari lokasi lain. Kemudian pada Tahap IV Tahun 2024, melipurti Sistem Radar PSR 3D dengan jarak jangkau 300 KM, Terintegrasi antara system PSR dan IFF, sudah dapat dilakukan komunikasi dengan C2 lain, maupun dengan pesawat. Dalam pelaksanaan Litbang ini Balitbang Kemhan melibatkan beberapa industri nasional dalam negeri dan perguruan tinggi yang dijalin dalam bentuk Kerja Sama Operasional (KSO), diantaranya PT.LEN, PT. RTI dan LAPI ITB.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia