UPAYA BALITBANG KEMHAN MENANAM LABU MADU DALAM RANGKA KETAHANAN PANGAN

Tuesday, 3 June 2025

Ketahanan pangan merupakan program prioritas pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto untuk menuju swasembada pangan, selain menjadi salah satu aspek vital dalam menjaga stabilitas nasional, termasuk dalam konteks pertahanan negara. Untuk mendukung Program Gerakan Indonesia Menanam (Gerima) yang bertujuan meningkatkan produksi pangan nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang Kemhan) turut berperan aktif dalam mendukung program nasional tersebut melalui inovasi dan pemanfaatan lahan, salah satunya dengan budidaya tanaman pangan seperti labu madu. Kegiatan ini selain selain mendukung suplai pangan, juga sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat serta lingkungan sekitar dan Satker-Satker lainnya seperti Pusdiklat, Pusiberhan, Pusdatin, Puskodifikasi dan Dislitbangal.

Labu Madu sebagai Komoditas Strategis

Labu madu merupakan salah satu varietas labu yang memiliki nilai gizi tinggi, kaya akan beta-karoten, serat, serta vitamin A dan C. Tanaman ini tergolong mudah dibudidayakan dan memiliki tingkat adaptasi tinggi terhadap berbagai kondisi iklim. Selain itu, labu madu memiliki potensi pasar yang menjanjikan karena bisa diolah menjadi berbagai produk pangan olahan seperti puree, selai, keripik, hingga bahan dasar kue dan makanan bayi.

Balitbang Kemhan memilih labu madu sebagai salah satu komoditas strategis dalam program ketahanan pangan karena tanaman ini dapat tumbuh dalam waktu relatif singkat (sekitar 75–90 hari), memerlukan perawatan minimal, serta memberikan hasil panen yang melimpah. Selain itu, budidaya labu madu juga bisa menjadi sarana untuk menumbuhkan kecintaan bercocok tanam yang efektif bagi personel Kemhan dan masyarakat sekitar.

Pelaksanaan Program Penanaman

Kegiatan penanaman labu madu di Balitbang Kemhan dilakukan dengan memanfaatkan lahan kosong yang belum dimanfaatkan secara optimal. Persiapan dilakukan dengan pengolahan tanah, pemilihan benih unggul, serta penyediaan pupuk organik untuk menjaga kualitas tanah dan hasil panen. Program ini dilaksanakan secara bertahap dengan melibatkan personel internal dan bekerjasama dengan mitra pertanian dalam hal penyuluhan serta pendampingan teknis.

Dalam proses pelaksanaannya, Balitbang Kemhan juga menerapkan prinsip pertanian berkelanjutan, seperti penggunaan pupuk organik dan pengendalian hama terpadu untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi sarana riset terapan dalam pengembangan varietas labu madu yang lebih tahan terhadap hama dan penyakit, serta memiliki produktivitas tinggi.

Manfaat dan Dampak Program

Gerakan penanaman labu madu oleh Balitbang Kemhan memberikan sejumlah manfaat strategis, baik secara internal maupun eksternal. Secara internal, program ini menjadi bentuk konkret peran aktif Kemhan mendukung kebijakan ketahanan pangan nasional yang dicanangkan oleh Presiden RI Prabowo Subianto. Personel Kemhan juga mendapatkan wawasan dan keterampilan baru dalam bercocok tanam , yang dapat berguna dalam konteks pertahanan nonmiliter.

Secara eksternal, kegiatan ini menjadi contoh nyata bagi instansi lain maupun masyarakat sekitar tentang pentingnya pemanfaatan lahan untuk pertanian produktif. Selain itu, hasil panen labu madu dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumsi internal. Ini selaras dengan konsep ketahanan nasional yang mengintegrasikan aspek pangan, ekonomi, dan pertahanan.

Penutup

Upaya Balitbang Kemhan dalam menanam labu madu merupakan langkah inovatif yang memperkuat ketahanan pangan nasional melalui pendekatan berbasis pertahanan. Program ini mencerminkan sinergi antara fungsi riset, pengembangan teknologi, dan pengabdian kepada masyarakat. Diharapkan kegiatan ini tidak hanya menjadi solusi jangka pendek, tetapi juga dapat dikembangkan sebagai model ketahanan pangan terpadu di lingkungan Kementerian Pertahanan dan masyarakat luas. (By: Kol Kav Edwin Dwi Guspana)




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia