PUSREHAB KEMHAN SELENGGARAKAN SEMINAR MOTIVASI

Jumat, 11 Februari 2022

Tugas pokok Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan Republik Indonesia menurut Kep Menhan Nomor: Kep/1365/M/IX/2019 tanggal 11 September 2019 adalah menyelenggarakan rehabilitasi terpadu Return to Duty (RTD) dan rehabilitasi medik paripurna Return to Combat (RTC) serta perumahsakitan bagi penyandang disabilitas personel TNI dan PNS Kemhan. Salah satu wujud nyata pelaksanaan tugas poko tersebut, Pusrehab Kemhan menyelenggarakan seminar motivasi bagi peserta RTD dan RTC gelombang I TA.2022 yang bertempat di lantai III Gedung Departemen Rehabilitasi Medik RS. dr. Suyoto Pusrehab Kemhan Jl. RC. Veteran No. 178 Bintaro Jakarta Selatan, (Rabu, 9/2).

Kepala Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan Brigjen TNI dr. Nana Sarnadi, Sp.OG., M.M.R.S diawal sambutannya mengajak kepada semua yang hadir untuk tetap mematuhi protokol kesehatan karena pandemi covid 19 masih melanda Negara kita, Indonesia. Beliau menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Angkie Yudistia (Staf khusus Presiden bidang Sosial) sebagai narasumber yang telah berkenan hadir di Pusrehab Kemhan, juga kepada moderator serta seluruh peserta seminar. Kapusrehab melanjutkan bahwa penyandang disabilitas merupakan masalah yang sangat komplek.

Dengan adanya kedisabilitasan berakibat timbulnya masalah sosial karena adanya keterbatasan pada fungsi organ tubuh yang kurang sempurna. “Adanya keadaan seperti itu dapat menimbulkan rawan psikologis yang ditandai sikap emosional yang labil, kurangnya rasa percaya diri serta hambatan penerimaan diri dan penyesuaian diri di lingkungan, satuan kerja maupun di lingkungan masyarakat” tegas beliau. Dengan adanya seminar ini diharapkan dapat memberikan motivasi dalam menghadapi permasalahan yang timbul agar para penyandang disabilitas dapat mandiri, profesional dan entrepreneurship serta dapat bertugas kembali di satuannya masing-masing sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.

Menurut Ketua Panitia penyelenggara Kolonel Ckm dr. Sunaryo Kusumo, M.Kes., Sp.OT (K) yang juga menjabat sebagai Kabid Rehabsos, bahwa jumlah peserta seminar yang hadir adalah 125 orang yang terdiri dari peserta RTD dan RTC (Jakarta/offline), RTD (Surakarta/online) serta undangan pejabat terkait.

Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Ibu Dewi Rosidah, S.Sos., M.M. Tema yang dibawakan oleh Ibu Angkie Yudistia, yang juga ibu dari dua anak ini, adalah “Bersinergi untuk berkarya dan berprestasi dalam keterbatasan”. Beliau menceritakan bagaimana awal mula mengalami disabilitas. Usia 10 tahun, Angkie ‘kecil’ mengalami demam tinggi sehingga berpengaruh terhadap sistem pendengarannya. Seiring dengan berjalannya waktu, wanita pengarang buku “Perempuan tuna rungu menembus batas” ini terus berjuang untuk melanjutkan ‘hidup” sampai akhirnya menemukan semangat dan motivasi yang diperolehnya tanpa mengenal lelah. Perjuangan wanita yang berperawakan tinggi ini, akhirnya berbuah manis dengan dipercaya oleh Presiden Joko Widodo sebagai staf khusus Presiden bidang sosial. Hal ini tentunya, bukanlah hal yang mudah bagi seseorang untuk masuk ke lingkaran istana.

Salah satu ‘karya’ beliau adalah terbentuknya Komisi Nasional Disabilitas, dimana ada sekitar 22,9 juta penyandang disabilitas seluruh Indonesia dan jumlah ini, semakin tahun semakin bertambah, ungkapnya. Beliau juga turut mengapresiasi Pusrehab Kemhan yang telah membuat inovasi dengan menyelenggarakan Rehabilitasi RTD dan RTC. “Untuk melompat lebih jauh, maka kita harus update skill atau kemampuan kita”, tegas Ibu Angkie, terutama kepada penyandang disabilitas Personel TNI dan Kemhan ini yang berasal dari seluruh Indonesia. Pesan menyentuh Beliau adalah agar kalau sudah mandiri, hendaknya mengabdi kepada masyarakat. “Setiap orang berbeda-beda ceritanya, ada kelebihan, kekurangan dan juga harapan”, tandasnya.

Sebagai penutup dari materi seminar yang dibawakan oleh Sarjana Komunikasi ini, adalah sebagai berikut :

1. Kita harus yakin bahwa dibalik keterbatasan ada sesuatu yang bisa diperbuat.

2. Setiap ada masalah, pasti ada solusinya atau jalan keluarnya.

3. Browsing sesuatu yang positif dan selalu berpikir kritis.

4. Belajar bagaimana memahami lingkungan sekitar dan kita harus mempunyai karakteristik.

5. Pandai mengontrol emosi (emosional inteligent).

6. Seorang leader dapat menjaga wibawa.

7. Hidup ini harus adaftif (menempatkan diri).

Acara seminar ini, juga ditandai dengan pemberian cindera mata dan buku motivasi “Berdampak Melampaui Keterbatasan” oleh Kapusrehab Kemhan kepada Ibu Angkie dan juga staf. (subbagdatin)




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia