MENHAN: DPR-AL TINJAU PEMBUATAN KAPAL FREGAT

Senin, 14 Mei 2012

fcdfd84ccedb66c1fe3a2a491eb655fbSurabaya, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan DPR dan TNI AL saat ini sedang meninjau proses pembuatan kapal tempur jenis “Multi Role Light Fregat” (MRLF) yang ditolak DPR.

“TNI AL memang meminta pembelian kapal Fregat itu, karena kapal itu modern sekali, bisa untuk serangan bawah air, serangan permukaan air, dan serangan udara,” katanya setelah meresmikan Gedung “Technopark” UPN Veteran Jatim di Surabaya, Rabu.

Didampingi Rektor UPN Veteran Jatim Prof Dr Ir Teguh Soedarto MP, ia mengemukakan hal itu menanggapi penolakan Komisi I DPR untuk pembelian tiga unit kapal tempur jenis MRLF yang dibuat perusahaan di Inggris itu, karena kapal itu sudah ditolak oleh Brunei dan Vietnam.

Menurut Menhan, penolakan suatu negara untuk tidak jadi membeli suatu alutsista itu memiliki alasan tersendiri, dan alasan penolakan negara itu belum tentu menjadi alasan negara lain untuk tidak jadi membeli juga.

“Alasan Brunei tidak jadi membeli itu internal mereka dan alasan itu belum tentu sama dengan alasan negara lain, karena itu sekarang ada tim dari DPR dan TNI AL yang meninjau langsung proses pembuatan kapal itu,” tukasnya.

Bahkan, katanya, bila kapal fregat itu sudah dibeli pun tetap harus melalui mekanisme pengawasan dan pengendalian yang ketat. “Jadi, kita tidak hanya membeli, tapi di sisi lain akan ada tim yang melakukan pengawasan dan pengendalian itu,” tuturnya.

Sebelumnya, pemerintah Brunei mencium ada aroma penggelembungan anggaran dalam pengadaan kapal itu dan spesifikasi juga diturunkan, sehingga Sultan Brunei tidak mau membayar, namun perusahaan Inggris BAE akhirnya memperkarakan Brunei ke Arbitase Internasional pada 2007, sehingga Brunei pun terpaksa membayar.

Menanggapi protes DPR itu, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno mengatakan TNI AL memang memerlukan tambahan armada untuk menjaga wilayah perbatasan laut Indonesia.

“Soal masalah teknis yang dialami oleh kapal perang ini, silakan DPR menyiapkan tim teknis untuk mengetes kapal tersebut. Kata orang kalau tidak percaya silakan dicoba. Apa benar miring atau tidak,” ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi DPR RI pada beberapa waktu lalu.

Dalam peresmian “Technopark” UPN Veteran Jatim untuk teknologi tepat guna (TTG) itu, Menhan meninjau sejumlah TTG yang dipamerkan di dalam gedung itu, di antaranya TTG pembuatan pupuk organik (granul), TTG pengolahan tepung ikan, dan TTG bioetanol.

Ada pula, TTG pengolahan tempe, TTG pengolahan jagung, TTG pengolahan minyak kelapa, TTG mesin pemecah kemiri, TTG mesin penepung kopi luwak, TTG mesin penyerut serat nanas, TTG mesin sangrai kopi, TTG mesin abon ikan, dan sebagainya.

“Kami sudah bekerja sama dengan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal untuk pemanfaatan TTG itu, di antaranya penyerahan bantuan mesin TTG pengolahan tepung dan abon ikan serta pelatihannya di Bangkalan (Jatim),” kata Rektor UPN Veteran Jatim, Prof Dr Ir Teguh Soedarto MP.

Selain itu, pelatihan pengolahan jagung menjadi tepung jagung di Bondowoso, Madiun, dan Situbondo (Jatim), pelatihan mesin penepung kopi dan pengupas biji kopi di Kabupaten Phakphak (Sumatera Utara) serta Kabupaten Dairi (Sumatera Barat).
Sumber :  Antara




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia