WADANJEN KOPASSUS: DATA-DATA TEMUAN HARUS AKURAT

Rabu, 6 Juni 2012

Nunukan, Wakil Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Wadanjen Kopassus) Brigjen TNI Doni Monardo meminta semua data-data temuan Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 harus dicatat seakurat mungkin.

“Untuk tim penjelajah agar benar-benar mampu mendapatkan data yang lebih akurat,” pintanya saat memberikan arahan di depan prajurit TNI dan mahasiswa peserta Ekspedisi Khatulistiw 2012 di Pos Komando Taktis (Pos Kotis) di KM 15 Kecamatan sei Menggaris, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, Selasa.

Menurut dia, data akurat itu sangat dibutuhkan karena dapat menjadi referensi bagi pemerintah baik di pusat maupun di daerah.

Dia mencontohkan, apabila menemukan kayu yang dianggap langka dan memiliki ukuran lebih besar dari biasanya agar didata sebaik-baiknya.

Temuan semacam itu, katanya, tentunya dapat dijadikan pegangan bahwa benar di lokasi tersebut terdapat sebuah pohon yang berbeda dengan yang lainnya.

“Saya minta kepada tim penjelajah agar mendata pohon-pohon yang tergolong langka baik dari jenisnya maupun ukurannya,” ujar Wakil Komandan Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 ini.

Bukan hanya masalah langka dan ukurannya tetapi juga mengenai kualitas dari pohon tersebut seperti yang ditemukan di negara Amerika Serikat daerah California, di mana terdapat kayu yang ukuran diameternya mencapai 5-6 meter.

Keberadaan kayu ini, selain menjadi aset negara juga bisa mendatangkan keuntungan dari aspek ekonomi. Karena apabila diketahui bahwa ada pohon yang berbeda dengan lainnya maka orang-orang akan datang dengan membayar hanya untuk melihat langsung.

Peluang ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh tim ekspedisi khususnya tim penjelajah agar benar-benar mampu menelusuri semua wilayah perbatasan yang masih dipenuhi hutan “perawan” yang kemungkinan terdapat pohon yang ukuran dan bentuknya dapat dijadikan tempat berlindung bagi manusia.

“Tidak tertutup kemungkinan akan menemukan pohon yang ukurannya lebih besar dari yang ditemukan di Amerika,” kata pria asal Sumatera Barat itu.

Dia mengingatkan tim penjelajah dan tim-tim lainnya seperti peneliti dan komunikasi sosial (komsos) jangan sampai kehilangan momen penting seperti itu.

Karena, katanya, penjelajahan di wilayah perbatasan yang hutannya masih asli, penuh dengan kejadian-kejadian yang mungkin tidak pernah ditemukan ketika berada di perkotaan.

Sumber : Antara




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia