TNI JAJAKI KERJA SAMA ANTITEROR DENGAN CHINA

Selasa, 3 Juli 2012

Jinan, Tentara Nasional Indonesia tengah menjajaki kerja sama antiteror di laut dan udara dengan Angkatan Bersenjata China (People’s Liberation Army/PLA), mengingat makin beragamnya modus kejahatan terorisme baik secara regional maupun internasional.

Panglima TNI dalam amanat tertulis pembukaan Latihan Bersama Antiteror Kopassus dan Komando Pasukan Khusus PLA, yang dibacakan Komandan Jenderal Kopassus Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya di Jinan, Shandong, China, Selasa, mengatakan, tindak kejahatan terorisme kini semakin beragam termasuk kemungkinan terjadi di laut dan udara.

Terkait itu dalam Latihan Antiteror Kopassus dan Komando Pasukan Khusus PLA kali ini, TNI mengirimkan peninjau dari Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara dan Detasemen Jala Malangkara Korsp Marinir TNI Angkatan Laut.

“Pada 2011 pola kejahatan terorisme cenderung menyerang institusi asing, pusat bisnis, aparatur keamanan, tempat peribadatan dan ruang publik, dan tidak menutup kecenderungan itu akan mengarah pada aksi terorisme di wilayah maritim dan udara seiring dengan perkembangan teknologi,” Panglima TNI.

Agus menambahkan pola yang terjadi pada 2011 adalah pesan yang dilempar para pelaku yang harus dianalisa secara cermat baik bagi kepentingan realitas latihan maupun sebagai langkah antisipasi kemungkinan terjadinya terorisme, baik di darat, laut maupun udara.

“Fenomena tersebut sekaligus dapat menjadi upaya untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan setiap satuan antiteror TNI dan pengembangan kemampuan individual maupun satuan khususnya kemampuan penyediaan data dan analisa dari perkembangan yang terjadi,” katanya.

Kopassus dan Komando Pasukan Khusus PLA melakukan latihan bersama untuk yang kedua kalinya dengan sandi “Sharp Knife 2012”. Latihan bersama diikuti sekitar 144 personel dari kedua pihak di Pangkalan Latihan Terpadu Kodam Jinan, Shandong, China.

Sementara itu Kasdam Kodam Jinan Mayjen Qiuxing mengatakan, tindak kejahatan terorisme telah menjadi musuh internasional. Setiap negara termasuk Indonesia dan China harus bekerja sama untuk mengatasi terorisme, katanya.

Qiuxing menambahkan dengan kerja sama militer antarnegara, khususnya kerja sama satuan antiteror dari setiap negara, akan mampu mengatasi aksi terorisme dengan lebih baik tidak saja di darat, tetapi juga di laut dan udara.

Selain dengan China, Kopassus telah lama menjalin kerja sama serupa dengan beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Australia. Selain untuk meningkatkan kemampuan dan kapalitas satuan antiterror TNI dan militer negara mitra, kerja sama juga bertujuan mempererat hubungan Indonesia dan negara mitra.

Sumber :   Antara




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia