TIM EKSPEDISI KHATULISTIWA TEMUKAN BURUNG LANGKA

Rabu, 11 Juli 2012

Banjarmasin, Penjelajahan dan penelitian yang dilakukan Tim Ekspedisi Khatulistiwa di Pegunungan Meratus berhasil menemukan beragam flora dan fauna dua di antaranya burung langka.

Hasil temuan itu dikemukakan Wakil Komandan Subkorwil 08/HST Mayor (Inf) Ardian Triwasana pada pelepasan tim oleh Gubernur Kalsel yang diwakili Asisten I Setdaprov Kalsel, Isra Ismail, Selasa, di Graha Abdi Persada Banjarmasin.

Menurut Ardian, hingga kini tim belum bisa memasukkan jenis burung langka itu dalam beragam jenis burung di Indonesia, karena tidak ada dalam katalog fauna.

Selain kedua jenis burung langka itu, tim juga menemukan dua jenis kupu-kupu langka dari 60 spesis temuan kupu-kupu.

Sedangkan untuk jenis flora, tim menemukan pohon agatis “borneensis” atau mampiring sepanjang 75 meter, keberadaannya pohon itu memberikan nilai ekonomis bagi warga pegunungan Meratus, karena menjadi sarang lebah yang menghasilkan banyak madu.

“Kami juga mensinyalir adanya habitat kijang emas di Pegunungan Meratus, karena tim yang melibatkan peneliti Dr Abdul Haris Mustari, dosen Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB ini menemukan tengkorak binatang langka itu,” kata Ardian.

Menurut Ardian, dalam penelitian yang dilaksanakan sejak 11 Mei di kawasan Pegunungan Meratus Kalimantan Selatan (Kalsel) itu, Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 berhasil menemukan 348 temuan baru.

Adapun rincian temuan itu, 78 temuan dalam kelompok flora, 244 temuan jenis fauna, 18 temuan sektor kehutanan, enam temuan sosial budaya, dan dua temuan geo-bencana.

Ekspedisi itu melibatkan 57 peneliti dan penjelajah dari daerah, 55 dari pusat, sedangkan daerah yang dijelajahi dan diteliti adalah kawasan hutan dan Pegunungan Meratus di Kabupaten HST, Hulu Sungai Selatan (HSS), Kabupaten Banjar, dan Kabupaten Balangan. Menurut dia, semua temuan yang telah diteliti itu akan didokumentasikan kemudian dibukukan dan diserahkan ke pemerintah pusat dan daerah.

Perwira sejarah TNI AU Mayor (Sus) Komaruddin mengatakan, Pulau Kalimantan memiliki kekayaan alam dan mineral melimpah yang belum terjamah manusia, namun kondisi alamnya menurun dan beberapa satwanya hampir punah, sehingga perlu ditangani secara baik “Tujuan utama penjelajahan tim ekspedisi ini, untuk melestarikan dan melindungi keanekaragaman hayati, fauna itu apalagi Pegunungan Meratus adalah kawasan resapan air dan menjadi hulu daerah aliran sungai,” katanya.

Sumber : Antara




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia