Integrasi instansi terkait dalam menghadapi wabah penyakit menular

Jumat, 22 Mei 2015

619460DSC_1225Nusa Dua Bali,  Dibutuhkan kerjasama yang komprehensif antara Angkatan Bersenjata dengan pemangku kepentingan lainnya dalam menghadapi ancaman penyakit menular seperti ebola, flu burung.  Kerjasama tersebut sangat dibutuhkan karena penyakit tersebut tidak hanya menyangkut bidang medis tetapi juga terkait dengan upaya pencegahan penyebarannya, seperti lingkungan sosial, bidang imigrasi terkait dengan keluar masuk orang ke negara lain dan kesiapan satuan kesehatan militer untuk diperbantukan.   Dengan demikian instansi-instansi terkait di pemerintah seperti Militer, Kementerian Kesehatan, Kementerian Lingkungan hidup, Keimigrasian.

Isu kerjasama tersebut diangkat dalam salah satu seminar pada Kongres ke 41 Kesehatan Militer Dunia di Nusa Dua, Bali Kamis (21/5). Seminar dengan topik “Ebola, Pandemic Influenza: Military Preparedness” mengangkat pengalaman-pengalaman pemapar dalam menangani wabah penyakit seperti ebola dan flu burung.  Para pemapar yang berasal dari Indonesia, Rusia, Perancis dan Amerika Serikat.

Pemapar dari Rusia, Col. Prof. Ivan dengan judul “International Legal Responsibility for the Spread of Pandemics, Epidemics and Mass Diseases” mengawali penjelasan tentang tentang resolusi dari Dewan Keamanan PBB tahun 2014 yang menyatakan bahwa wabah Ebola sebagai ancaman perdamaian dan keamanan internasional.  Dengan dasar tersebut, Rusia memberangkatkan tim medik ke Rep. Guinea untuk membantu penanganan wabah ebola yang terjadi dan bekerjasama dengan pemerintah setempat. Rusia berbagi pengalaman bagaimana kesiapan militernya ditugaskan keberbagai daerah di dunia yang terjangkit wabah penyakit seperti ke Haiti (wabah Kolera).

Sedangkan pemapar dari Perancis, Col. Jean-Baptiste Meynard, MD, PhD, dengan judul“Pandemic Influenza: Lessons Learned to Improve Military Preparedness” menjelaskan tentang historis wabah flu burung yang dimulai sejak 1895 yang terjadi di Rusia sampai dengan tahun 2009 yang terjadi di Asia.  Lesson learned dari pengalaman militer Perancis dalam menghadapi wabah penyakit flu burung adalah : Medical Intelligence and Information; Medical Care and Support; Protective Measure; Vaccinations dan Surveillance. Pengalaman tersebut tidak hanya militer yang terlibat tetapi juga instansi terkait lainnya di Perancis untuk aktif terlibat.   Selain itu pelatihan bagi personel yang menangani harus terus-menerus dilakukan guna antisipasi menghadapi segala kemungkinan wabah penyakit menular.

Paparan Walter Diaz dari US Souther Command dengan judul “Ebola Virus Disease (EVD) Preparation in the Americas: A Whole of Social Approach” berbagi pengalaman tentang bagaimana Amerika Serikat bekerjasama dengan negara-negara Amerika Selatan dan Karibia melakukan langkah-langkah menghadapi ancaman wabah ebola dari Afrika.   US Southern Command mengirimkan tim perancang untuk berkoordinasi dengan mitranya di US African Command untuk mereview situasi terkini untuk mendukung dan merespon penyebaran wabah ebola di Afika Barat.

Sementara itu, pemapar dari Indonesia, Kolonel CKM Dr Alex Ginting dengan makalah berjudul “The Enggament of TNI in National Plan of Pandemic Influenza Preparedness” menjelaskan bagaimana pengalaman TNI  (dengan pengerahan personel dan peralatan) dalam penanganan wabah flu burung yang terjadi di Indonesia.  Saat ini sudah ada protap nasional yang mengintegrasikan pelibatan  instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam menghadapi wabah penyakit menular.

Sumber : DMC




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia