Peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharam 1437 H Sebagai Ajang Instrospeksi Diri

Kamis, 22 Oktober 2015

1012152Jakarta,  Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Rabu (21/10) dalam amanatnya saat bersama-sama seluruh Warga Kementerian Pertahanan memperingati Tahun Baru Hiriyah 1 Muharam 1437 H di kantor Kemhan, Jakarta. Tema dalam peringatan Tahun Baru Hijriyah 1437 H kali ini adalah “Hikmah Tahun Baru Hijriyah 1 Muharam 1437 H Sebagai Motivasi, Introspeksi, dan Peningkatan Kinerja Personel Kementerian Pertahanan”. Menurut Menhan Ryamizard Ryacudu, tema ini sesuai dengan situasi aktual yang dihadapi saat ini.

Dalam memasuki Tahun Baru Islam 1437 Hijriyah ini Menhan mengharapkan agar seluruh Keluarga Besar Kemhan dapat meningkatkan semangat pengabdian melalui peningkatan disiplin, kinerja, utamanya peningkatan kualitas pada aspek moralitas, dan aspek profesionalitas sesuai tuntutan dan tantangan tugas ke depan.

Tema ini juga sejalan dengan tausiah  Ustad Ahmad Al Habsy yang diundang sebagai penceramah dalam peringatan Tahun Baru Islam 1437 Hijriyah ini. Menurutnya, manusia yang paling mulia di mata Allah SWT adalah semakin hari semakin bertambah umur, semakin baik amal dan ibadahnya. Dan agar berkah perjuangannya, harus tetap pada aturan dan loyal kepada atasan. Konsep kepemimpinan sudah jelas diajarkan dalam pelaksanaan sholat berjamaah. Jika seorang pemimpin tawadu, bawahannya pun akan mulia. Karena itulah, mau jadi apa umat ini tergantung dari pemimpinnya.

“Jika ingin anak buah melakukan apa yang kita perintahkan, seorang pemimpin harus memberi contoh dan tidak segan belajar dari bawahannya”, ujarnya.

Ustad Al Habsy juga memberikan tips singkat bagaimana mengolah potensi diri untuk menjadi orang yang dicintai oleh Allah SWT, dirindukan oleh manusia, dicintai kehadirannya dan selalu didoakan dimanapun berada.

Pertama, mujahadah atau berjihad, berjuang, berusaha untuk menjadi yang terbaik di muka bumi Allah ini. Akan menjadi apa kita adalah tergantung kita sendiri seperti yang ditekankan dalam ayat “Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum melainkan kaum itu sendiri berjuang sekuat tenaga untuk merubah nasibnya”.

Kedua, muaqobah, jadikan pergantian tahun menjadi ajang menyiapkan waktu untuk terus menghukum diri sendiri yang diisi dengan memperbanyak tobat, istighfar, dan memperbanyak berbuat kebaikan karena kebaikan yang diperbuat akan menghapus keburukan. Setiap manusia pasti pernah berbuat dosa, manusia yang terbaik adalah yang menyadari dosa dan kesalahannya, dan mau kembali ke jalan Tuhannya.

Ketiga, muhasabah, berintrospeksi diri dan merenungkan tahun yang telah berlalu dan waktu serta kesempatan yang telah diberikan oleh Allah, merenungi keburukan yang telah kita lakukan pada tahun-tahun sebelumnya.

Sumber : DMC




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia