Kemhan Lakukan Percepatan Pembangunan Jalan Inspeksi Patroli Perbatasan Di Kalimantan

Senin, 5 Oktober 2015

101215Entikong, Wilayah perbatasan darat Indonesia dengan Malaysia yang berada di Kalimantan secara umum memiliki panjang ± 2.019Km. Sebagai agenda prioritas Pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk membangun Indonesia dari pinggiran, kini Pemerintah tengah memberikan perhatian khusus terhadap pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan wilayah perbatasan.

Sehubungan dengan hal itu, maka Kementerian Pertahanan turut ambil bagian dalam mewujudkan agenda tersebut melalui program pembangunan fisik dan non fisik. Dalam hal ini Kemhan juga bersinergi dengan kementerian/lembaga lain, dengan membentuk Satuan tugas (Satgas) Pelaksana Pembangunan Pengamanan dan Pemberdayaan Wilayah Pertahanan Kawasan Perbatasan Negara di Kalimantan.

Khusus program prioritas pembangunan fisik, Kemhan membangun Jalan Inspeksi Patroli Perbatasan (JIPP) maupun Jalan Administrasi (JA) sepanjang perbatasan kurang lebih 2019 Km, mulai dari Temajuk di Kalbar sampai Sungai Ular di Kaltara. Jalan-jalan tersebut nantinya berguna sebagai penguhubung desa-desa yang berada dekat dengan pos perbatasan.

Komandan Satgas Pembangunan Pengamanan dan Pemberdayaan Wilayah Pertahanan Kawasan Perbatasan Negara di Kalimantan, Brigjen TNI Subagyo, saat meninjau kelapangan didaerah Entikong Kalbar, Sabtu (3/10), menjelaskan bahwa JIPP akan dibangun sepanjang 97,04Km agar dapat dilalui kendaraan-kendaraan patroli pengangkut logistik serta JA sepanjang 24,40Km yang keseluruhan pembangunannya dibagi menjadi empat tahapan.

Tahap pertama yang sudah dimulai pengerjaannya, dibangun JIPP sepanjang 34,50 Km dan JA 2,20 Km dari Temajuk – Sei Tengah, tahap kedua JIPP 18,23 Km dan JA 4,48Km dari Jagoibabang -Sei Saparan, tahap ketiga JIPP 29,32 Km dan JA 3,86 Km dari Entikong – Senaning serta tahap keempat JIPP 15 Km dan JA 13,86 Km mulai dari Simanggaris Baru – Simanggaris Lama.

Pembangunan JIPP melibatkan personel TNI AD dari Batalyon Zeni Tempur (Yonzipur) 6 dan 17 serta Detasemen Zeni Tempur (Denzipur) 8. “Kita minta bantuan Mabes TNI dan Direktorat Zeni Angkatan Darat dan Zeni Kodam,” Jelas Brigjen TNI Subagyo

Pembagunan JIPP yang dilaksanakan Kemhan menggunakan konstruksi pasir batu dan tidak menggunakan aspal. Karena menurutnya jika memakai aspal akan ada kementerian lain yang menggarapnya. Tentu semua ini juga melalui komunikasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum.

Pada kesempatan tersebut Dansatgas menyebutkan beberapa manfaat dari JIPP. Disebutkan secara pertahanan akan mempermudah pasukan patroli dalam melaksanakan tugas untuk memeriksa patok perbatasan kedua negara. Disamping itu JIPP juga bisa membantu melancarkan transportasi dan meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.

“Karena jalan ini bisa mempermudah transportasi dan ekonomi masyarakat. Masyarakat yang berada di kampung yang tidak memiliki jalan jadi bisa memanfaatkan jalur JIPP ini. Masyarakat pedalaman bisa mudah ke Entikong. Sebelumnya lewat jalan setapak atau tembus hutan belantara,” Ungkap Dansatgas.

Selain membangun JIPP dan JA, Brigjen TNI Subagyo menyampaikan Kemhan juga membangun 23 pos pengamanan baru untuk menambah 74 pos yang sekarang sudah ada, sehingga total keseluruhan menjadi 97 pos pengamanan. Masing-masing pos akan diberi alat komunikasi dan alat transportasi. Adapun upaya pembangunan fisik lainnya menurut Dansatgas adalah pemasangan teknologi pemantau patok batas. Pengadaan Drone, lalu lapangan terbangnya, Heliped.

Sementara itu Pengendali dan Pengawas Pembangunan JIPP, Letkol Demi A Siahaan, menjelaskan proses pembangunan terbagi beberapa tahap. Menurutnya, tahap pertama yang dilakukan adalah persiapan. Dengan mengacu gambar rencana, terlebih dahulu dilakukan survei medan yang ada. Kemudian dari patok perbatasan yang ada akan ditarik jarak kemudian dibuat perambuan menandai titik-titik yang akan digunakan jalan.

Tahap selanjutnya adalah dilakukan pembersihan dan pengerasan. dari kondisi alam yang ada hanya terdapat hutan lebat ringan. Hutan ini langsung dibersihkan dengan menggunakan alat berat buldoser dan eskavator. Ditambahkan Letkol Demi A Siahaan, bila cuaca normal satu set alat 2 buldoser dan 1 eskavator dalam satu hari bisa melakukan pembersihan hingga 500 meter. Namun jika cuaca hujan belum tentu bisa dicapai 100 meter. Untuk saat sekarang musim hujan datang kemungkinan pencapaian perhari tidak bisa 500 meter.

“Setelah pembentukan badan jalan akan dipadatkan dengan menggunakan alat berat buldoser dilewati, lalu dirapikan pakai grader. Setelah itu pakai roller atau vibrator roller,” Ungkapnya.

Sumber : DMC




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia