Menhan: Cuma Indonesia Tak Punya Intelijen Pertahanan

Kamis, 9 Juni 2016

275692 menteri-pertahanan-ryamizard-ryacudu 663 382

Intelijen pertahanan akan berbeda dengan BIN dan BAIS

Jakarta – Menteri Pertahanan Jenderal (purn) Ryamizard Ryacudu tetap kukuh dengan rencananya membentuk badan intelijen.

Ia memastikan intelijen yang akan dibentuknya tidak ada kesamaan antara intelijen yang ada di Badan Intelijen Negara (BIN) atau pun di Badan Intelijen Strategis (Bais).

Menurut Ryamizard, keinginannya untuk membentuk badan intelijen pertahanan, berdasarkan kebutuhan. Sebab, kata dia, cuma di Indonesia yang tak memiliki intelijen yang menginduk ke Kementerian Pertahanan.

“Tiap negara itu punya intelijen. Intelijen luar negeri, dalam negeri, dan kementerian pertahanan. Aneh bin ajaib, selama berapa puluh tahun ini, belasan tahun kementerian pertahanan tidak ada intelijen,” kata Ryamizard di kantornya, Kamis, 9 Juni 2016.

Ia meyakini, dengan adanya intelijen di kementeriannya, maka Presiden dapat lebih matang dalam mengambil sebuah kebijakan ataupun pertimbangan.

“Bagaimana memberikan laporan kepada Bapak Presiden kalau intelijen tak ada. Untung saya ini bekas intelijen juga, jadi mengerti begitu,” ujar mantan Kepala Staf Angkatan Darat.

Sejauh ini, meski masih menjadi pro dan kontra, Ryamizard mengklaim bila rencananya membentuk intelijen pertahanan telah dikomunikasikannya ke Presiden Joko Widodo.

“Udah dong (dibicarakan). Awal-awal saya bilang, kementerian pertahanan yang aneh di dunia ini satu. Siapa? Indonesia, saya bilang,” katanya. (ase) VIVA.co.id




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia