PROFIL PUSBAHASA


PROFIL PUSDIKLAT BAHASA

1. Sejarah.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Bahasa pada awal dibentuk bernama Prolemsa (Proyek Lembaga Bahasa)Hankam yang didirikan pada tanggal 30 Desember 1976 dan sebagai kepala proyek ditunjuklah Brigjen TNI H. Nastap S.A

Tiga tahun kemudian, yakni pada tanggal 15 Oktober 1979, Prolemsa Hankam berubah menjadi Lemsa Hankam dibawah komando langsung Kepala Staf Angkatan Laut. Dengan demikian maka tanggal 15 Oktober 1979 adalah pertama kalinya terbentuk sebuah organisasi struktural yang mengadakan pengendalian program pendidikan bahasa untuk personel Dephankam / ABRI. Atas dasar itu maka ditetapkan tanggal 15 Oktober 1979 sebagai Hari Jadi Pusbasa Hankam.

Pada awal tahun 1985 Lemsa Hankam berubah nama menjadi Sebasa Hankam yang berlokasi di Lembaga Kedokteran Gigi Angkatan Laut, Jalan Bendungan Jatiluhur No. 130, Pejompongan, Jakarta Pusat.  Pada tanggal  10 Juli 1991, Sebasa Hankam berubah nama menjadi Pusbasa Hankam .

Perubahan nomenklatur Pusdiklat Bahasa selanjutnya berdasarkan :

a. Surat Keputusan Menhankam nomor  Kep/11/M/VI/1999 tertanggal 22 Juni 1999, Pusbasa Hankam berubah nama       menjadi Pusbasa Dephankam hingga tahun 2000.

b. Keputusan Menhan Nomor: Kep/19/M/XII/2000 tanggal 29 Desember 2000, Dikarenakan reformasi TNI/Polri yang       berimbas keluarnya unsur Polri dari jajaran Dephankam dan ABRI yang ditandai dengan perubahan nama                     Dephankam menjadi Dephan pada tahun 2000 menjadikan Pusbasa  Dephankam berbuah nama menjadi Pusdiklat       Bahasa Dephan.

c. Peraturan Menhan RI Nomor: PER/01/M/VIII/2005 tanggal 25 Agustus 2005, Pusdiklat Bahasa Dephan berubah           nama menjadi Pusdiklat Bahasa Badiklat Dephan.

d. Peraturan Menhan RI Nomor: 16 Tahun 2010 tanggal 27 September 2010, Pusdiklat Bahasa Dephan berubah nama     menjadi Pusdiklat Bahasa Badiklat Kemhan.

 

2. Lambang Pusdiklat Bahasa.

PSBS

Lambang Pusdiklat Bahasa terdiri dari beberapa bagian yaitu:

a. Sesanti SIGRA TAN MAGITA. Yang berarti cepat, namun tidak tergesa-gesa. Maksudnya adalah apabila ada keinginan     untuk mempelajari bahasa tertentu segeralah memulainya, jangan ditunda-tunda. Namun perlu disadari penguasaan     terhadap suatu bahasa tidak mungkin langsung jadi(instant) karena belajar bahasa hanya dapat dicapai dengan           proses belajar, berlatih dan prkatik secara bertahap dan terus-menerus dengan kesabaran.

b. Buku. Buku melambangkan ilmu pengetahuan yang harus diserap guna meningkatkan profesionalisme untuk               menghadapi tugas pada masa mendatang yang semakin penuh tantangan.

c. Lukisan Burung Phoenix. Burung Phoenix adalah seekor burung yang berasal dari negeri China. Menurut Legenda,       burung Phoenix mampu hidup hingga 600 tahun, pada saat menjelang akhir hayatnya burung tersebut membakar       diri dan dari bulunya muncul burung muda. Ibarat burung Phoenix, manusia dengan kemampuan bahasanya dapat     menembus dimensi ruang dan waktu. Luasnya wawasan menjadikan mereka lebih bijak dan dapat menjadi sumber       inspirasi antar generasi.

d. Tulisan di lingkar luar. Tulisan tersebut melambangkan bahwa Pusdiklat Bahasa adalah Unit Pelaksana dari Badiklat.

e. Bingkai. Bingkai dengan tali berwarna merah melambangkan alat pemersatu. Ibarat seutas tali yang kuat, bahasa          dapat menyatukan manusia atau bangsa-bangsa di dunia. Warna tali merah berati berani dan percaya diri dalam          pergaulan. Jumlah pilinan 79 melambangkan tahun berdirinya Pusdiklat Bahasa Badiklat Kemhan RI.

f. Warna.

– Hitam: Pada dasar lukisan berarti bahwa bahasa akan membimbing manusia dalam menembus kegelapan.

– Kuning:Memberikan gambaran sifat elegan, terpelajar,dan bijaksana.

– Biru muda : melambangkan bahwa siswa belajar di Pusdiklat Bahasa dari berbagai kepulauan di Indonesia dab            berbagai penjuru dunia.

– Pita warna merah putih : melambangkan pengabdian yang tulus kepada bangsa dan negara Indonesia tercinta.

 

3. Para Kapus dari tahun ke tahun.

a. Brigjen TNI Hutomo Nastap S. (Kaprolemsa, 1976 – 1979)

b. Kolonel Laut (A) Alex  Picaulima (Kalemsa Hankam, 1979 – 1982)

c. Kolonel Laut (A) Petrus Suryono ( Kalemsa Hankam, 1982 – 1984)

d. Kolonel Laut (A) Soegiarto (Kalemsa Hankam, 1984 – 1985, Kasebasa Hankam, 1985 – 1991)

e. Brigjen TNI Syam Soemanegara (Kapusbasa Hankam, 01-09-1991 – 28-07-1993)

d. Brigjen TNI (Mar) Soegiharto, RGM (Kapusbasa Hankam, 28-07-1993 – 15-08-1995)

e. Brigjen TNI Ferry Tinggogoy (Kapusbasa Hankam, 15-8-1995 – 16-09-1997)

f. Brigjen TNI Aqlani Maza, MA (Kapusbasa Dephan, 16-09-1997 – 01-07-2000)

g. Brigjen TNI Anton Herrybiantoro (Kapusbasa Dephan 2000, Kapusdiklat Bahasa Badiklat Dephan, 01-06-2000 – 01-11-2006)

h. Marsma TNI Iswahju Saleh (Kapusdiklat Bahasa Badiklat Dephan, 01-11-2006 – 30-06-2008)

i. Marsma TNI Djoko Setiono, S.AP (Kapusdiklat Bahasa Badiklat Dephan, 30-06-2008  – 30-11-2009)

j. Brigjen TNI Herry Noorwanto, MA, M.Ed (Kapusdiklat Bahasa Badiklat Kemhan, 30-11-2009  – 16-03-2012)

k. Brigjen TNI Yoedhi Swastanto, M.B.A (Kapusdiklat Bahasa Badiklat Kemhan, 16-03-2012  – 19-10-2012)

l.  Laksma TNI Ir. Paruntungan Girsang, M.Sc., M.A. (Kapusdiklat Bahasa Badiklat Kemhan, 19-10-2012 – 10-10-2014)

m. Laksma TNI Benny Rijanto Rudy S., M.B.A. (Kapusdiklat Bahasa Badiklat Kemhan, 10-10-2014  –  Sekarang)

4. Bahasa dan Budaya ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Bila ingin menguasai suatu Bahasa maka budaya Negara dari bahasa tersebut perlu pula dikuasai untuk mempermudah pemahamannya. Dalam rangka memfasilitasi kemudahan tersebut, Pusdiklat Bahasa menyelenggarakan berbagai kegiatan yang berorientasi budaya, seperti kunjungan ketempat-tempat wisata budaya, museum, pasar tradisional, dll.

Disamping itu, sejak tahun 2001 diselenggarakan pula kegiatan Malam Bahasa dan Budaya Internasional (MBBI), yang merupakan salah satu program unggulan Pusdiklat Bahasa dalam rangka saling mengenalkan budaya dari Negaras masing-masing siswa, namun dihadiri pula oleh para pejabat di lingkungan Kemhan/TNI, Duta Besar dan Atase Pertahanan Negara sahabat di Jakarta, serta undangan lainnya.

Dalam rangka peningkatan mutu diklat, Pusdiklat Bahasa juga telah berhasil mendapatkan sertifikat “Terakreditasi A” untuk lembaga Pusdiklat Bahasa dan 7 (tujuh) program Kursus Intensif Bahasa, yaitu Arab, Indonesia (untuk siswa mancanegara, Inggris, Jerman, Korea, Mandarin, serta Prancis dari Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Non Formal (BAN-PNF) Kemendikbud. Diperolehnya sertifikat akreditasi tersebut menyempurnakan pengakuan yang telah diperoleh Pusdiklat Bahasa selama ini, baik secara nasional maupun internasional.

Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia