CLUSTERED REGULARLY INTERSPACED SHORT PALINDROMIC REPEATS (CRISPR): TANTANGAN, PELUANG DAN ANCAMAN BAGI INDONESIA

Kamis, 5 September 2024

Oleh : Gede Priana Dwipratama, S.E., M.M.

Analis Pertahanan Negara Ahli Muda Ditjen Pothan Kemhan

 

I. PENDAHULUAN

Kemajuan teknologi genomik membuka luas pengetahuan bagi para peneliti dalam memanipulasi gen patogen. Kemajuan teknologi tersebut turut meningkatkan rekayasa patogen yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan di luar fasilitas laboratorium. Laporan Disruptions on the Horizon 2024 dari Kanada memberikan analisis mendalam tentang berbagai ancaman teknologi dan keamanan yang mungkin akan timbul di masa depan, salah satunya senjata biologis buatan rumah (homemade bioweapons) atau dengan peralatan sederhana. Senjata biologis diprediksi akan dapat diproduksi di luar fasilitas laboratorium resmi atau instansi pemerintah. Perkembangan teknologi genomik dan bioteknologi memungkinkan individu, kelompok atau aktor non-negara mendapatkan akses informasi untuk melakukan rekayasa genetik dan sintetis patogen. Internet menyediakan akses yang luas seperti publikasi ilmiah, tutorial, dan forum diskusi yang mengajarkan teknik pembuatan serta manipulasi patogen. Informasi tersebut kurang terdistribusi dengan baik dan dapat diakses oleh siapa saja. Beberapa buku panduan tentang bioteknologi dan biologi sintetik juga memberikan informasi teknis yang dapat digunakan untuk membuat senjata biologis. Meskipun beberapa sumber informasi tersebut dirancang untuk tujuan ilmiah, namun tetap dapat disalahgunakan. Selain itu, alat laboratorium yang digunakan dalam pembuatan dan pengujian patogen seperti inkubator, mikroskop, peralatan sterilisasi, dan sebagainya telah banyak tersedia di pasar komersial. Peningkatan kemampuan teknis individu, kelompok atau aktor non – negara memungkinkan pembuatan patogen atau toksin dengan peralatan yang relatif sederhana.

 

II.  Latar Belakang.

Homemade bioweapons diproduksi diluar sistem pengawasan resmi, sehingga sulit untuk melacak dan mengendalikan potensi ancamannya. Homemade bioweapons dikhawatirkan dapat menyebabkan kontaminasi dan penyebaran penyakit secara luas, salah satunya jika terjadi kebocoran patogen. Hal ini memberikan risiko besar karena potensi penyebaran patogen tidak terdeteksi. Individu, kelompok, aktor non-negara hingga teroris dikhawatirkan dapat menggunakan homemade bioweapons dalam melancarkan aksinya. Sistem kesehatan yang tidak siap menangani wabah penyakit akan kesulitan dalam merespon serangan senjata biologis. Biaya produksi senjata biologis diperkirakan dapat lebih rendah dibandingkan dengan biaya senjata konvensional. Hal ini mengidentifikasikan bahwa ancaman homemade bioweapons semakin nyata. Homemade bioweapons juga dikhawatirkan dapat muncul dari Gerakan Do-It-Yourself (DIY) Biologi. Gerakan DIY Biologi sebenarnya memiliki tujuan yang positif. Gerakan tersebut mengajak individu agar melaksanakan eksperimen biologis di luar laboratorium formal. Meskipun demikian, beberapa anggota gerakan ini dapat berpotensi menyalahgunakan pengetahuan mereka membuat senjata biologis. Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats (CRISPR) merupakan teknologi pengeditan gen melalui modifikasi Deoxyribonucleic Acid (DNA) dengan presisi yang tinggi. Menurut Suryadi, Rais, Nayla dan Diana (2024) dari Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, konsep dasar CRISPR – Cas9 pertama kali diidentifikasi oleh Yoshizumi Ishino dan rekannya pada tahun 1987 saat mempelajari struktur genetik bakteri Escherichia Coli. Saat itu belum diketahui fungsi sebenarnya dari pola DNA yang berulang dari bakteri tersebut.

Menurut Wiedya Kristianti Angeline seorang Resident Medical Doctor dari Murni Teguh Memorial Hospital Medan (2020), CRISPR dapat mengubah, memperbaiki, mengganti, mendelesi, ataupun menginsersi bagian DNA pada sel dan makhluk hidup. Komponen utama sistem ini memerlukan enzim Cas9 (CRISPR-associated protein-9 nuclease) yang biasanya berupa guide-RNA (gRNA) atau single guide-RNA (sgRNA). Wiedya juga menyampaikan dalam analisisnya bahwa RNA pemandu akan mencari kode sekuens asam nukleat DNA yang mengancam dan berbahaya (DNA target), kemudian memandu Cas9 ke lokasi sekuens spesifik yang akan diubah tersebut. Cara kerja CRISPR diumpamakan seperti sistem find, cut, dan paste sebuah komputer. CRISPR – Cas9 memiliki manfaat positif untuk pengobatan genetik dengan mengoreksi mutasi genetik yang menyebabkan penyakit seperti cystic fibrosis, hemofilia, dan beberapa bentuk kanker. Implementasi CRISPR – Cas9 dalam sektor pertanian juga memberikan manfaat dalam pengembangan tanaman dengan sifat yang diinginkan, seperti ketahanan terhadap penyakit atau peningkatan nilai gizi dengan harapan dapat meningkatkan hasil pertanian dan keamanan pangan.Ha

Menurut Suryadi, Rais, Nayla dan Diana (2024), teknologi CRISPR – Cas9 memiliki hambatan utama berupa potensi off-target effects, dimana sistem CRISPR – Cas9 secara tidak sengaja dapat memotong dan mempengaruhi sekuens DNA yang tidak diinginkan. Hal ini dapat menyebabkan perubahan genetik yang tidak diinginkan dan berpotensi menimbulkan risiko bagi kesehatan seluruh organisme.

  • Modifikasi genetik manusia menggunakan CRISPR – Cas9 terutama pada embrio menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan penyalahgunaan teknologi ini dan dampaknya terhadap generasi mendatang. CRISPR – Cas9 dapat digunakan untuk membuat atau memodifikasi mikroorganisme, seperti bakteri atau virus yang mungkin memiliki potensi patogenik. Jika digunakan secara tidak etis dapat mengarah pada penciptaan patogen yang lebih virulen atau resisten terhadap pengobatan. Implementasi CRISPR pernah menimbulkan masalah seperti di RRT pada tahun 2018. Seorang peneliti dari Southern University of Science and Technology (SUSTech) di Shenzhen RRT mengaku telah menciptakan kelahiran bayi perempuan kembar yang telah diubah secara genetik dengan tujuan untuk membuat bayi lebih resisten terhadap Human Immunodeficiency Virus (HIV). Pemerintah RRT menjatuhkan hukuman 3 tahun penjara atas tindakan tidak etis yang telah dilakukannya, namun peneliti tersebut masuk dalam daftar Time’s 100 Most Influential People of 2019. Hal ini menjadi perdebatan karena sebagian orang ternyata mengganggap apa yang telah dilakukannya dapat bermanfaat di masa depan. Menurut PubMed Central (2023), pengeditan gen embrio untuk tujuan non-reproduksi telah diperbolehkan                        di 11 negara, termasuk RRT, Amerika Serikat dan Inggris. Namun demikian, 19 negara termasuk Belarus, Kanada, Swedia, dan Swiss telah melarang uji coba penyuntingan gen pada embrio manusia. Beberapa negara lainnya (termasuk Rusia) mengambil posisi yang netral terkait hal ini.

Annual Threat Assesment of the U.S. Intelligence Community 2004 dari U.S. Office of the Director of National Intelligence menyatakan bahwa genomic editing merupakan salah satu bagian dari Weapon of Mass Destruction (WMD). Modifikasi genetik pada hewan dapat menghasilkan spesies yang berpotensi membahayakan manusia, baik sebagai pembawa penyakit atau sebagai predator baru dalam ekosistem. Organisme yang dimodifikasi genetiknya dapat mengalami kebocoran genetik kepada spesies liar. Jika spesies liar mengadopsi gen-modifikasi tersebut, dikhawatirkan dapat menimbulkan ketidakseimbangan ekologis atau dampak negatif lain yang tidak diinginkan. Organisme yang dimodifikasi genetiknya juga dapat mengalami perubahan yang tidak terduga selama evolusi dan menghasilkan spesies baru dengan sifat yang dapat membahayakan manusia atau lingkungan.

CRISPR – Cas9 memungkinkan rekayasa genetik pada bakteri dan virus yang dapat digunakan untuk menciptakan patogen baru atau memperkuat patogen yang sudah ada. Bakteri yang sebelumnya tidak patogen dapat dimodifikasi untuk menghasilkan toksin atau menambah virulensinya. Modifikasi pada patogen bisa menciptakan strain yang lebih resisten terhadap antibiotik, menambah kompleksitas dalam pengendalian infeksi dan mempengaruhi kesehatan manusia. Virus dapat dimodifikasi untuk menjadi vektor genetik dalam terapi gen menggunakan CRISPR – Cas9, tetapi jika virus ini tidak terkendali bisa menjadi patogen baru. Virus yang telah dimodifikasi genetiknya untuk tujuan terapeutik bisa mengalami perubahan yang tidak terduga, meningkatkan kemampuannya untuk menyebabkan penyakit. Virus atau vektor yang dirancang untuk menyampaikan gen terapeutik bisa menularkan informasi genetik yang berbahaya atau bahkan menyebabkan penyakit baru. Hewan yang dimodifikasi genetiknya, seperti predator yang lebih agresif atau spesies yang dapat bertahan dalam kondisi ekstrem akan menjadi ancaman bagi ekosistem dan manusia. Contohnya, hewan yang diperkenalkan ke lingkungan yang berbeda dari habitat aslinya dapat menjadi spesies invasif yang mempengaruhi keseimbangan ekologis. Hewan transgenik yang diperkenalkan ke habitat baru dapat mengganggu rantai makanan dan interaksi ekologis yang ada, sehingga dapat menyebabkan penurunan spesies lokal atau mengubah struktur komunitas ekosistem.

Tanaman yang dimodifikasi dengan CRISPR – Cas9 dengan tujuan peningkatan ketahanan juga dapat menghasilkan hibrida atau varietas yang berpotensi invasif. Misalnya, tanaman dengan karakteristik yang membuat mereka sangat kompetitif dapat mengalahkan spesies lokal dan mengubah komposisi tanaman asli. Tanaman yang dimodifikasi secara genetik dapat berinteraksi dengan spesies lain secara tidak terduga, termasuk mengubah pola pertumbuhan, penyerbukan, atau pengendalian hama secara ekosistem. Spesies yang mengalami modifikasi genetik dapat berkembang dengan cara yang tidak terduga, menghasilkan variasi yang tidak pernah direncanakan sebelumnya. Perubahan ini bisa berakibat pada evolusi sifat yang mungkin berbahaya bagi manusia atau lingkungan. Spesies yang mengalami evolusi genetik dapat mengembangkan resistensi terhadap pengendalian atau pengobatan yang ada, membuatnya lebih sulit diatasi jika menimbulkan masalah. Gen dari spesies yang dimodifikasi bisa berpindah ke spesies liar melalui berbagai mekanisme, seperti penyerbukan atau pertukaran genetik. Kontaminasi ini bisa menghasilkan spesies baru dengan sifat yang tidak diinginkan dan mungkin berbahaya. Kontaminasi genetik dapat menyebabkan perubahan dalam populasi spesies liar, dengan potensi untuk menciptakan ketidakseimbangan genetik yang dapat mempengaruhi ekosistem.

Spesies baru atau dimodifikasi yang mengubah dinamika rantai makanan dapat mempengaruhi predator dan mangsa, dengan efek domino pada seluruh ekosistem. Misalnya, spesies predator yang lebih efisien bisa menyebabkan penurunan populasi mangsa dan merubah struktur komunitas ekosistem. Spesies yang dimodifikasi secara genetik untuk menjadi lebih kompetitif atau agresif bisa mengalahkan spesies asli, mengubah persaingan sumber daya dan pola predasi dalam ekosistem. Spesies atau patogen baru yang muncul dari penggunaan CRISPR – Cas9 bisa menyebabkan penyakit baru atau meningkatkan risiko infeksi. Misalnya, virus yang telah dimodifikasi mungkin memiliki potensi infeksi yang lebih tinggi atau lebih sulit diobati. Tanaman atau hewan dengan modifikasi genetik mungkin menghasilkan produk atau senyawa yang menyebabkan reaksi alergi atau efek kesehatan yang tidak diinginkan pada manusia. Dengan kemampuan CRISPR – Cas9 untuk memodifikasi genom dengan presisi tinggi, aktor non-negara bisa mengembangkan patogen berbahaya seperti bakteri atau virus dengan sifat yang sangat virulen atau resisten terhadap pengobatan. Misalnya, patogen yang dirancang untuk menular dengan cepat atau yang dapat menimbulkan penyakit yang parah.

Potensi penggunaan CRISPR – Cas9 dalam terorisme biologis, di mana patogen yang dimodifikasi dapat digunakan untuk menyebabkan wabah penyakit secara massal, berpotensi mengancam kesehatan publik secara global. Kelompok teroris atau organisasi yang tidak bertanggung jawab dapat menggunakan CRISPR – Cas9 untuk menciptakan organisme, seperti tanaman atau hewan, yang dirancang untuk menjadi invasif dan merusak ekosistem. Misalnya, tanaman yang bisa bersaing dengan tanaman pangan utama atau hewan yang dapat merusak pertanian. Modifikasi hewan dengan sifat agresif atau patogen dapat meningkatkan risiko penularan penyakit atau menciptakan ancaman bagi ekosistem dan manusia. Penggunaan CRISPR – Cas9 untuk menciptakan patogen berbahaya dapat menyebabkan munculnya penyakit baru atau wabah. Patogen yang dirancang untuk menular dengan cepat dan sulit diobati dapat mengakibatkan krisis kesehatan global, meningkatkan angka kematian dan menyebabkan gangguan ekonomi besar. Patogen baru yang dimodifikasi genetik mungkin sulit dideteksi dan dikendalikan, menghambat respons medis dan pengendalian penyakit. Spesies invasif yang dimodifikasi dapat mengganggu keseimbangan ekosistem, menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah. Misalnya, tanaman yang dimodifikasi untuk tumbuh dengan agresif dapat mengalahkan spesies lokal, menyebabkan penurunan keragaman hayati. Organisme transgenik yang merusak pertanian dapat menyebabkan kerugian ekonomi besar, merusak hasil panen, dan mempengaruhi keamanan pangan. CRISPR – Cas9 dapat digunakan untuk mengembangkan senjata biologis yang lebih canggih dan efektif, meningkatkan ancaman terhadap negara dan populasi. Potensi pengembangan senjata biologis yang dapat menyebabkan kerusakan massal atau bencana kemanusiaan. Penyebaran teknologi CRISPR – Cas9 yang digunakan untuk tujuan merusak dapat memperburuk ketidakstabilan geopolitik, memperbesar risiko konflik internasional, dan memperumit keamanan global.

  1. CRISPR – Cas9 merupakan salah satu wujud dari perkembangan teknologi global yang disebabkan oleh hadirnya revolusi industri dan revolusi sosial. Revolusi tersebut berdampak kepada Revolution in Military Affairs (RMA) dan revolusi generasi peperangan, dimana salah satunya berupa Chemical, Biological, Radiological, Nuclear, and Explosives (CBRNE). CRISPR – Cas9 menawarkan manfaat besar dalam penelitian medis dan pertanian, namun ada tanggung jawab untuk mempertimbangkan potensi dampak negatif jika teknologi ini digunakan untuk tujuan yang merugikan. Serangan biologis yang melibatkan patogen yang dimodifikasi dengan CRISPR – Cas9 dapat berdampak luas kepada masyarakat, termasuk kesehatan masyarakat, ekonomi, dan stabilitas sosial. Risiko yang ditimbulkan oleh akses yang semakin mudah terhadap teknologi dan informasi terkait CRISPR – Cas9 dapat disalahgunakan untuk membuat patogen yang berbahaya. Pengawasan dan regulasi yang ketat terhadap penggunaan CRISPR – Cas9 diharapkan dapat meminimalisir potensi terjadinya ancaman hibrida tersebut. Tanpa regulasi yang memadai, risiko penyalahgunaan teknologi ini untuk pembuatan senjata biologis dapat meningkat, dengan potensi dampak yang luas bagi kesehatan masyarakat, pertahanan dan keamanan baik nasional maupun global. Menurut Israel Moses De Breving (2024) dalam tesisnya yang berjudul the Impact of the October 7th Attack by Hamas Towards Israel’s National Security Doctrine (2023-2024), pencegahan dan pengambilan keputusan merupakan komponen kunci yang efektif dalam menghadapi musuh atau ancaman. Peringatan dini, pertahanan, potensi penggagalan atau pencegahan, dan partisipasi koalisi diharapkan dapat dipandang sebagai variabel yang memungkinkan komponen dasar pencegahan dan pengambilan suatu keputusan berfungsi secara optimal. Penguatan konsolidasi dapat meningkatkan fokus pada bidang keamanan dan memastikan bahwa seluruh sistem pendukung bekerja secara keseluruhan dalam kolaborasi yang efektif. Hal tersebut dapat diterapkan dalam bidang pengawasan dan regulasi terhadap penggunaan CRISPR – Cas9.

 

  1. CRISPR – Cas9, dengan kemampuannya untuk melakukan rekayasa genetik yang presisi, dapat mempengaruhi peningkatan potensi pembuatan homemade bioweapons. Jika disalahgunakan, dapat memungkinkan individu atau kelompok untuk menciptakan patogen atau toksin berbahaya dengan kemampuan yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan tanpa menggunakan fasilitas laboratorium profesional. Beberapa rekomendasi terkait CRISPR – Cas9 sebagai berikut:
  1. Pengawasan yang ketat dan kolaborasi internasional diharapkan dapat dicapai untuk memastikan bahwa teknologi CRISPR – Cas9 digunakan secara positif dan tidak disalahgunakan untuk tujuan yang membahayakan masyarakat atau keselamatan umat manusia.
  2. Penguatan regulasi dan pengawasan diperlukan untuk mencegah penyalahgunaan teknologi CRISPR – Cas9 dalam pembuatan senjata biologis, sehingga dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat, pertahanan, dan keamanan dapat diminimalkan. Regulasi mencakup kontrol terhadap pembelian dan penggunaan bahan serta peralatan yang diperlukan untuk rekayasa genetik.
  3. Meningkatkan kesadaran di kalangan peneliti, pembuat kebijakan, dan publik tentang potensi risiko dari teknologi bioteknologi melalui pendidikan dan pelatihan yang fokus pada pemahaman risiko dan tindakan pencegahan yang sesuai.
  4. Kolaborasi antara kementerian/lembaga terkait, seperti Kemenkeu, Kemensos, Kemenaker, dan lainnya, sangat penting untuk menangkal ancaman ekonomi dan teknologi, khususnya yang berkaitan dengan penyalahgunaan sumber daya genetik dan agensia biologi.
  5. Strategi pertahanan nirmiliter di Indonesia harus melibatkan penggunaan sumber daya nasional yang mengedepankan peran kementerian/lembaga di luar bidang pertahanan, dengan unsur utama, yang ditunjuk melalui Peraturan Presiden dalam menghadapi ancaman non-militer penyalahgunaan agensia biologi. Hal ini berdasarkan Permenhan Nomor 14 Tahun 2023 tentang Strategi Pertahanan Negara.
  6. Selain itu, Permenhan Nomor 14 Tahun 2023 tersebut juga masuk dalam sasaran strategis Kemhan melalui Ditjen Pothan Kemhan yang memiliki tugas dan fungsi terkait Pertahanan Nirmiliter (Non-Military Defence) untuk mendukung dan membantu upaya Kemenkeu, Kemensos, Kemenaker, Kemendag, Kemenpan RB, BNN, KKP, KLHK, PPATK, Kemen ESDM, BI, Kemendes PDTT serta kementerian/lembaga terkait dalam menangkal dan menindak ancaman berdimensi ekonomi dan teknologi, dimana salah satunya berupa sumber daya genetik dan penyalahgunaan agensia biologi.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Office of the Director of national Intelligence (2024). “Annual Threat Assessment of the U.S. Intelligence Community”.

Policy Horizons Canada (2024). “Disruptions on the Horizon 2024 Report”.

Israel Moses De Breving (2024). “The Impact of the October 7th Attack by Hamas Towards Israel’s National Security Doctrine (2023-2024)”. President University.

Frederick Fenter & Jeremy Jurgens (2024). “Top 10 Emerging Technologies of 2024 Flagship Report”. Centre for the Fourth Industrial Revolution. World Economic Forum.

Martin Pacesa, Oana Pelea & Martin Jinek (2024). “Review: Past, Present, and Future of CRISPR Genome Editing Technologies”. 50 CellPress.

Suryadi Islami, Rais Amaral Haq, Nayla Nadhifah Arianto, Diana Larisa Sabina (2024). “Teknik Penyuntingan Gen Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats-Cas9 (CRISPR-Cas9) sebagai Terapi Penyakit Genetik Bawaan”. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Tholen Blasko & Michael Phelps (2023). “Steamside Detection of Chinook Salmon (Oncorhynchus Tshawytscha) Environmental DNA with CRISPR Technology”. Departement of Animal Sciences Washington State University, Pullman, Washington, USA.

Raman P. Nagarajan, Leigh Sanders, Natalie Kolm, Alejandro Perez, Taylor Senegal, Brian Mahardja, Melinda R. Baerwald & Andrea D. Schreier (2023). “CRISPR-Based Environmental DNA Detection for a Rare Endangered Estuarine Species”. Departement of Animal Sciences Washington State University, Pullman, Washington, USA. U.S.

Stephen Hummel and John Burpo with Jeremy Hershfield, Andrew Kick, Kevin O’Donovan, and Jason Barnhill (2022). “A New Age of Bioterror”. Special Issue: the Biological Threat – Part One. Combating Terrorism Center at West Point (CTCSENTINEL). Volume 15. Issue 4.

Wiedya Kristianti Angeline (2020). “CRISPR-Inovasi Biologi Molekuler dan Medis yang Kontroversial”. Resident Medical Doctor Murni Teguh Memorial Hospital, Medan, Indonesia.

Ashley M. Rasys, Sungdae Park, Rebecca E. Ball, Aaron J. Alcala, James D. Lauderdale, Douglas B. Menke (2019). “Cell Reports: CRISPR-Cas9 Gene Editing in Lizards through Microinjection of Unfertilized Oocytes”. CellPress.

Christoper A. Lino, Jason C. Harper, James P. Camey and Jerilyn A. Timlin (2018). “Delivering CRISPR: a Review of the Challenges and Approaches”.

“Hazard Communication: CRISPR/Cas9 Technology”. UCLA Research Safety & Animal Welfare Administration.

https://www.kemhan.go.id/pothan/2024/08/15/peran-industri-pertahanan-dalam-mitigasi-perubahan-iklim-melalui-reforestasi-hutan-mangrove-lessons-learned-melalui-indo-pasific-environmental-security-forum-ipesf-2024.html

https://www.kemhan.go.id/pothan/2024/07/03/pengembangan-senjata-biologi-sintetik-menggunakan-kecerdasan-buatan-sebagai-potensi-ancaman-aktual-non-militer-terhadap-pertahanan-negara.html

https://forkominhan.id/wp-content/Inhan/edisi03apr2024/mobile/index.html

https://www.kemhan.go.id/pothan/2024/05/22/pengembangan-teknologi-rekayasa-kebumian-tantangan-peluang-dan-ancaman-bagi-indonesia.html

https://www.kemhan.go.id/pothan/2024/04/25/swarm-drone-tantangan-peluang-dan-ancaman-bagi-indonesia.html

https://www.kemhan.go.id/pothan/2024/03/20/implikasi-kecerdasan-buatan-dalam-industri-pertahanan-tantangan-dan-peluang-bagi-indonesia.html

https://www.kemhan.go.id/pothan/2024/02/23/pengembangan-teknologi-semikonduktor-nasional-dan-kemandirian-industri-pertahanan.html

https://www.kemhan.go.id/pothan/2024/01/12/integrasi-lintas-medan-dan-pengembangan-industri-pertahanan-nasional-agar-dapat-maju-kuat-mandiri-dan-berdaya-saing.htm

https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/11/22/pengembangan-nanoteknologi-dan-manfaatnya-bagi-sektor-pertahanan-sub-sektor-industri-pertahanan.html

https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/10/05/dampak-revolutions-in-military-affairs-rma-terhadap-pengembangan-senjata-gelombang-mikro-berdaya-tinggi.html

https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/09/08/potensi-dual-use-disrupsi-teknologi-dalam-mewujudkan-industri-pertahanan-yang-maju-kuat-mandiri-dan-berdaya-saing.html

https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/07/25/potensi-triple-helix-model-dalam-pengembangan-directed-energy-weapons-dews-demi-kemandirian-industri-pertahanan-nasional.html.

https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/06/21/potensi-dwiguna-rare-earth-elements-rees-dalam-pengembangan-sistem-c6isr-dan-interoperabilitas-trimatra-terpadu-produk-industri-pertahanan-indonesia.html.

https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/05/25/sifat-dual-use-agensia-biologi-sebagai-potensi-ancaman-aktual-non-militer-terhadap-pertahanan-negara.html.

https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/05/10/strategi-copying-from-dalam-memperkuat-pertahanan-negara-pada-domain-military-aviation.html.

https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/05/02/strategi-five-interdependent-goals-departemen-pertahanan-amerika-serikat-untuk-meraih-freedom-of-action-dalam-spektrum-elektromagnetik.html.

https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/04/14/naskah-karya-tulis-ilmiah-esai-sishankamrata-dual-use-aspek-militer-dan-sipil-sebagai-upaya-penguatan-pertahanan-dan-ekonomi-menggunakan-strategi-military-civil-fusion-mcf.html.

https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/02/04/analisis-swot-terhadap-pembentukan-holding-bumn-industri-pertahanan-dalam-rangka-memperkuat-pertahanan-negara.html.

https://forkominhan.id/wp-content/Inhan/edisifebapr2023/mobile/index.html.

https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/02/06/potensi-kerja-sama-industri-pertahanan-indonesia-dengan-jepang-dalam-new-domains-of-warfare-studi-pustaka-pada-kebijakan-pertahanan-indonesia-dan-the-defense-of-japan-white-paper-2022.html.

https://www.science.org/content/article/crispr-bombshell-chinese-researcher-claims-have-created-gene-edited-twins

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10471948/#:~:text=Nineteen%20countries%2C%20including%20Belarus%2C%20Canada,position%20is%20adopted%20(5)

https://innovativegenomics.org/covid-19-research-projects/crispr-based-dna-vaccine-enhancer-covid-19/

https://www.brunel.ac.uk/news-and-events/news/articles/Zombie-apocalypse-How-gene-editing-could-be-used-as-a-weapon-%E2%80%93-and-what-to-do-about-it#:~:text=But%20CRISPR%2DCas9%20could%20theoretically,them%20more%20transmissible%20or%20fatal

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10471948/#:~:text=Nineteen%20countries%2C%20including%20Belarus%2C%20Canada,position%20is%20adopted%20(5)

https://www.yourgenome.org/theme/what-is-crispr-cas9/#:~:text=CRISPR%2DCas9%20is%20a%20unique,buzz%20in%20the%20science%20world

https://bisnisindonesia.id/article/ri-pursuing-a-dual-approach-strategy-in-the-development-of-semiconductor-ecosystem

https://indonesia.jakartadaily.id/ekonomi-bisnis/69312434611/joe-biden-umumkan-bangun-pabrik-semikonduktor-senilai-rp-640-triliun-gandeng-korsel

https://theglobal-review.com/artificial-intelligence-sangat-potensial-dimanfaatkan-untuk-pengembangan-program-laboratorium-bio-militer/

https://papua.tribunnews.com/2024/05/30/intip-kekuatan-udara-tni-au-drone-game-changer?page=2

 




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia