TRANSLATE

Menhan: Pengadaan Alutsista Disesuaikan dengan Ancaman Negara

Jumat, 2 Januari 2015

Menhan: Pengadaan Alutsista Disesuaikan dengan Ancaman Negara

JAKARTA, (PRLM).- Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamirzad Ryacudu mengemukakan, pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) harus dilakukan secara efektif dan efisien. Untuk itu, pemerintah memandang penggunaan alutsista harus berdasarkan hakekat ancaman.

“Ancaman apa, yaitu kita cari, apa untuk mengatasinya dan alat apa yang diperlukan,” kata Menhan kepada wartawan seusai mengikuti sidang kabinet yang membahas tentang Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), di kantor Presiden, Jakarta, Selasa (30/12/2014).

Ryamizad menyebutkan, ancaman itu ada yang nyata dan ada yang belum nyata atau sedikit sekali kemungkinan. Yang belum nyata itu, kata dia, adalah perang terbuka atau perang besar antara negara . Namun Menhan menilai, kemungkinan itu sangat kecil, mungkin tidak ada.

Ditegaskan Menhan, Indonesia bukan negara invasi, atau negara agresor. Karena itu, pemerintah memandang perang bagi Indonesia adalah mempertahankan negara dan bangsa.

“Itu perang bagi kita, tidak ada perang selain itu. Artinya, perang yang kita laksanakan adalah pertahanan atau perang semesta. Jadi seluruh bangsa mempertahankan bangsa dan negara,” papar Ryamirzad.

TNI dengan alutsistanya itu, dan rakyat dengan senjatanya ada moral dan wawasan kebangsaan, kata Menhan, adalah senjata utama kita mempertahankan negara atau perang semesta. Untuk itu, wawasan kebangsaan harus tinggi. “Kita sudah berkoordinasi dengan Kementerian Pendiidkan dan Kebudayaan,” ujarnya.

Menurut Menhan, perang yang nyata yang mungkin terjadi, dan dua bulan sebelumnya sudah bisa dinyatakan. Namun ia juga menyebutkan ada sejumlah ancaman yang juga perlu diperhatikan, seperti aksi teror, bencana alam, pencurian ikan, pelanggaran wilayah dan perompakan di laut, dan penyebaran penyakit. Selain itu, lanjut Menhan, juga ada perang cyber, perang intelijen.

Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/

.
INDUSTRI PERTAHANAN: Menhan Datangi Pengusaha Di Bandung

Bisnis.com, BANDUNG—Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu beserta jajarannya mendatangi sejumlah pelaku industri pertahanan yang berada di Kota Bandung, di antaranya PT Len Industri, Senin (29/12/2014).

Dalam kunjungannya tersebut, rombongan diterima oleh Direktur Utama PT Len Industri (Persero) Abraham Mose dan Kepala Unit Bisnis Elektronika Pertahanan (Elhan) PT Len Industri Nurman Setiawan.

Kedatangan Ryamizard ke Len merupakan realisasi dari salah satu program kerjanya, yaitu untuk melakukan kunjungan ke perseroan di bidang industri pertahanan. Dikabarkan, Menhan pun mengunjungi PT Pindad dan PT Inti pada hari yang sama,

Dalam sambutannya, Ryamizard selain menyampaikan apresiasinya atas prestasi Len yang merupakan salah satu industri komponen utama di Indonesia, juga mendorong pengembangan teknologi pertahanan.

“Ke depannya akan banyak program pemerintah yang perlu mendapat dukungan dari BUMN, salah satunya adalah pengembangan sistem radar,” ujarnya.

Dirut PT Len Abraham Mose menyampaikan kesiapannya dalam mendukung kemandirian alutsista TNI, termasuk dengan rencana pembangunan dan pengembangan bisnis pertahanan di Len Technopark, Subang.

“Hingga kini produk pertahanan Len sudah running well dan telah diaplikasikan ke berbagai alat pertahanan yang digunakan para TNI,” sebutnya.

Abraham pun berharap pemerintah dapat memberikan dukungannya terhadap pengembangan industri pertahanan nasional serta terus mengaplikasikan produk unggulan Len dalam sistem pertahanan Republik Indonesia, sejalan dengan peran strategis PT Len.

Acara ditutup dengan peninjauan ke Grha Samaun Samadikun. Di gedung tersebut seluruh produk unggulan Len dipajang, antara lain Combat Management System (CMS) dan sistem radar.

.
Soal Alutsista, Menhan Sarankan Adanya “Transfer of Technology”

Jakarta – Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu menyatakan, pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) harus disesuaikan dengan kebutuhan, terkait besarnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jika dulu pembelian alutsista kurang memperhatikan masalah transfer of technology (TOT), maka sekarang menjadi keharusan.

Hal ini dikatakannya saat mengunjungi lokasi pabrik PT CMI Teknologi, di Jalan Sukarno Hatta, Bandung, Jawa Barat, Senin (29/12). Menhan didampingi oleh KabaRanahan, Kaur Administrasi, Pangdam-III Siliwangi, tim Dirtekin, dan jajarannya.

Pada kesempatan itu, Kabalitbang juga menekankan harus dipenuhinya standar nasional Indonesia (SNI) oleh para pelaku industri pertahanan Indonesia. Direktorat Teknologi Industri juga meminta agar CMI turut mempersiapkan diri dalam menghadapi pembuatan pesawat tempur buatan Indonesia, IFX.

Dalam kunjungan ini juga terungkap soal kesiapan CMI untuk menguasai teknologi dan memproduksi peralatan radio dan radar dengan teknologi terbaru. CMI telah menginvestasikan lebih dari US$ 4 juta untuk memenuhi pasokan kebutuhan peralatan komunikasi bagi TNI AD dan angkatan lainnya.

Rombongan menhan sempat berkeliling, meninjau seluruh proses produksi yang dilaksanakan di lokasi ini, termasuk meninjau berbagai jenis radar pesawat tempur TNI AU, yang telah berhasil diperbaiki dan diaktifkan kembali.

Dalam kesan dan pesannya, menhan menyatakan bangga atas prestasi CMI Teknologi, serta berharap agar prestasi ini terus dilanjutkan dan ditingkatkan.

PT CMI Teknologi merupakan salah satu dari sedikit perusahaan swasta pribumi, yang mengkhususkan diri membangun kemampuan bangsa dalam bidang teknologi radio. Selama lebih dari 25 tahun, sekelompok anak bangsa secara konsisten berusaha menunjukkan bahwa bangsa kita juga mampu bersaing di bidang teknologi.

Sumber : http://www.beritasatu.com/

.
Menhan Tinjau Pos Motaain

JAKARTA (Pos Kota) – Menteri Pertahanan Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu meninjau Pos Motaain PLB yang berada pada pintu lintas batas RI-RDTL. Dalam kunjungannya bersama Pangdam IX Udayana, Dirjen Strahan Kemhan, Danrem 161/WS, Menhan ingin meninjau kondisi perbatasan, memberi pengarahan serta mengucapkan selamat Hari Raya Natal kepada prajurit TNI yang bertugas di perbatasan RI-RDTL.

Sejumlah 100 prajurit Satgas Pamtas RI-RDTL Yonif 514/R Kostrad dibawah pimpinan Mayor Inf Muhammad Nas,S.I.P. mendapat pembekalan dan pengarahan dari Menhan sertaucapan selamat Hari Raya Natal kepada para prajurit yang merayakannya.

Pengarahan tersebut dilaksanakan secara singkat dan sederhana di lapangan, tetapi mengandung makna yang sangat besar bagi setiap prajurit yang mendapat kehormatan untuk melaksanakan tugas operasi pengamanan di perbatasan RI-RDTL.

Dalam kunjungannya, Bapak Menteri Pertahanan memberi pengarahan singkat selama 15 menit kepada prajurit Satgas Pamtas RI-RDTL. Ia berpesan kepada seluruh prajurit untuk selalu menjaga disiplin dalam kehidupan sehari-hari serta disiplin tempur dalam melaksanakan tugas, karena tanpa kedisiplinan keberhasilan tidak mungkin akan tercapai. Menhan juga berpesan untuk selalu menjaga kondisi fisik dan kesehatan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

Amanat singkat dari Bapak Ryamizard Ryacudu memiliki makna yang luas dan memberi pengaruh yang besar kepada prajurit yang melaksanakan operasi di perbatasan RI-RDTL.

Selain memberi suatu pesan yang bermanfaat untuk mendukung keberhasilan tugas operasi, kehadiran Menteri Pertahanan di perbatasan juga memberi dukungan moril yang tinggikepada prajurit karena tepat di saat Hari Raya Natal beliau masih bisa meluangkan waktu untuk mengunjungi para prajurit yang berada di garis terdepan bangsa.

.
Ke Perbatasan RI-RDTL, Menhan Dapati Pos-Pos TNI Hampir Roboh

POS KUPANG.COM, KUPANG — “Banyak pos di wilayah perbatasan yang hampir roboh dan harus segera dilakukan perbaikan. Selain itu, masalah kelengkapan persenjataan dan kekuatan personil TNI juga menjadi perhatian untuk menjaga wilayah perbatasan”.

Demikian Menteri Pertahanan RI, Jenderal TNI ( Purn ) Ryamizard Ryacudu ketika ditemui saat menuju pesawat sebelum meninggalkan Lanud El Tari Kupang, Kamis (25/12/2014) sore.

Ia mengatakan hal ini menjawab pertanyaan soal hasil kunjungan kerjanya di wilayah perbatasan RI-Timor Leste.

Menteri Pertahanan RI, Jenderal TNI ( Purn ) Ryamizard Ryacudu melakukan kunjungan kerja ke wilayah perbatasan RI-RDTL yakni ke Pulau Batek, Pos Lintas Batas Yonif 514 Raider Kostrad Motaain dan Brigif 21/Komodo di Naibonat.

Menteri Pertahanan RI didampingi Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Torry Djohar Banguntoro, Dirjen Strategi Pertahanan, Mayor Jendral TNI Yoedi Swastanto, Staf Ahli Keamanan, Mayjend TNI Witjaksono, Direktur Rencana Pengembangan Pertahanan, Marsma TNI M Safi’i, Kepala Biro TU RI, Brigjend TNI Ida Bagus Purwalaksana dan Kapuskom Publik RI, Kolonel Inf Jundan Eko Bintoro serta beberapa staf penting lainnya.

“Kunjungan kerja ini sebagai tindak lanjut kunjungan pak Presiden beberapa waktu lalu,” kata Ryacudu sambil terus berjalan menuju pesawat Boeing 737 400 TNI AU yang akan membawa pulang dirinya bersama rombongan ke Jakarta.

Sebelum menuju wilayah perbatasan yakni Pulau Batek, Pos Lintas Batas Yonif 514 Raider Kostrad Motaain dan Brigif 21/Komodo di Naibonat, Menteri Pertahanan RI, Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu terlebih dahulu mendapat pemaparan materi dari Danrem 161/Wira Sakti, Brigjen TNI Achmad Yuliarto, Danlantamal VII Kupang, Laksma Teddy Muhibah Pribadi dan Danlanud El Tari Kol Pnb Andi Wijaya tentang situasi dan kondisi serta permasalahan menonjol di masing-masing Angkatan di Lanud El Tari Kupang. Setelah itu, menhan RI dan rombongan menuju Pulau Batek dan wilayah perbatasan menggunakan Helly Bell 412 Penerbad.

.
Menhan Kunjungi Perbatasan RI-Timor Leste Dalam Suasana Damai Natal

Kupang- Dalam suasana hari raya Natal, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, mengunjungi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis, (25/12). Menhan meninjau pos perbatasan Timor Leste, Pulau Batek dan pos perbatasan Motaain.

Menhan yang didampingi Panglima Daerah Militer (Pangdam) IX Udayana, Mayjen TNI, Torry Banguntoro, menerima penjelasan perkembangan daerah perbatasan di NTT oleh Danrem 161 Wirasakti Kupang, Brigjen Achmad Yuliarto. Menurut penjelasan Danrem, wilayah perbatasan RI-Timor Leste terbagi wilayah Timur dan Barat. Untuk wilayah barat dari pos Wini hingga pos Oepoli ada 19 pos satgas pengamanan perbatasan. “Satu pos diisi 25 pasukan dari Yonif 744 Satya Yudha Baktidari,” kata dia.

Sementara kata dia, untuk wilayah Timur terdapat 20 pos pamtas yang diperkuat 25 pasukan setiap pos dari Yonif 514 Raider Kostrad Kodam V Brawijaya. “Jumlah ideal pos pamtas seharusnya 56,” kata Danrem.

Danrem mengatakan, beberapa pos khususnya, di pulau Batek, Kecamatan Amfoang Timur, Kupang, NTT kondisinya rusak dan perlu direnovasi. Di samping itu, kebutuhan mendesak yang diperlukan personel saat ini adalah air bersih dan makanan. Fasilitas lain yang mendesak adalah peralatan telekomunikasi. “Untuk mendapat kebutuhan logistik harus menuju pos Oepoli dengan menggunakan perahu karet sekitar 30 menit,” kata Achmad.

Usai menerima paparan, Menhan langsung mengunjungi pulau Batek menggunakan Helikopter Bell TNI AD. Pulau Betek yang disebut warga setempat Fatu Sinai berada di lepas pantai Laut Sawu dan di perbatasan wilayah Kabupaten Kupang, dengan Enclave Oecusse, Ambeno, Timor Leste. Di pulau itu Menhan memeriksa kelengkapan dan fasilitas yang digunakan prajurit TNI AD

Usai meninjau Pulau Batek, Menhan dan rombangan meneruskan kunjungan ke pos perbatasan, Motaain Kabupaten Belu dengan menggunakan Helikopter Bell TNI AD. Pos perbatasan Motaain, yang merupakan serambi terdepan Indonesia berbatasan langsung dengan Batugade, Distric Bobonaro Timor Leste di Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, NTT.

Pada kesempatan itu Menhan melihat secara dekat proses pelayanan serta fasilitas di pintu perbatasan Motaain. Selain itu Menhan juga meninjau garis batas Indonesia dan Timor Leste yang terdapat jembatan penghubung di pintu lintas batas Motaain, Desa Silawan, Kecataman Tasifeto Timur.

Menhan juga menyempatkan mengunjungi Markas Brigif 21-Komodo, didampingi Danbrigif untuk bertatap muka dengan para prajurit TNI dan 100 warga Tuak Pukan yang merupakan mantan pejuang Timor Timur. Dalam sambutannya, TNI harus lebih peka dengan ancaman-ancaman yang akan terjadi di wilayah perbatasan.

“Ancaman yang harus kita waspadai ialah bencana alam, serangan penyakit, serangan teroris, perebutan wilayah negara, perang intelejen dan cyber,” ungkap Ryamizard di Mako Brigif 21/Komodo, Naibonat.

Sumber:Suara Pembaruan

.
Menhan Segera Tindak Lanjut Keluhan Eks Pengungsi Timtim

POS KUPANG.COM, KUPANG — Menteri Pertahanan RI, Jenderal TNI ( Purn ) Ryamizard Ryacudu dalam Kunjungan Kerja ke Markas Brigif 21/Komodo di Naiobonat Kabupaten Kupang, Kamis (25/12/2014) selain memberikan pengarahan kepada Prajurit TNI AD, TNI AL dan TNI AU juga melakukan tatap muka dengan 100 warga Tuapukan, yaitu para pejuang Timor Timur yang juga eks pengungsi Timtim.

Kepada 100 warga Tuapukan ini, Menteri Pertahanan RI, menyampaikan Selamat Hari Natal 2014 dan Tahun Baru 2015, juga menyampaikan terima kasih kepada warga Tuapukan yang telah menyempatkan diri hadir dalam acara tatap muka ini.

Acara ini merupakan kesempatan yang sangat baik sekali karena bisa melihat dan mendengarkan langsung tentang kesulitan dan permasalahan yang warga Tuapukan.

Dalam tatap muka tersebut dilaksanakan sesi tanya jawab, sehingga terjadi komunikasi dua arah antara Menteri Pertahanan RI dengan Warga Tuapukan.
Menteri Pertahanan RI akan segera menindaklanjuti setiap kesulitan dan permasalahan yang dialami oleh warga Tuapukan, diantaranya masalah tempat tinggal, lahan untuk berkebun dan masih adanya para pejuang yang belum menerima Penghargaan dari Pemerintah Republik Indonesia.

Mengakhiri acara tatap muka ini Menteri Pertahanan RI memberikan Tali Asih kepada warga Tuapukan sebagai salah bentuk perhatian dan apresiasi dari Pemerintah atas dedikasi dan loyalitasnya selama ini.

Usai melaksanakan kunjungan kerja ke Brigif 21/Komodo, Menteri Pertahanan RI beserta rombongan kembali ke Lanud El Tari Kupang dengan menggunakan jalan darat.

Kurang lebih pada pukul 17.30 Wita, Danrem 161 Wira Sakti, Danlantamal VII Kupang, Danlanud El Tari dan Kajati NTT melepas Menteri Pertahanan RI hingga pintu pesawat Boeing 737 400 TNI AU, untuk melanjutkan kunjungan kerjanya ke Denpasar.

.
Hari Natal, Menhan Tinjau Pengamanan di Perbatasan RI-Timor Leste

Kupang – Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu hari ini bertolak ke Nusa Tenggara Timur (NTT). Menhan dijadwalkan akan meninjau pos pengamanan perbatasan RI-Timor Leste.

?Pantauan detikcom, Menhan bertolak dari Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur dengan menggunakan pesawat Boeing 370-400 TNI AU dan tiba di Lanud Eltari, Kupang, NTT, Kamis (25/12/2014) sekitar pukul 09.45 WITA.

Sesaat baru turun dari pesawat, Ryamizard disambut dengan penghormatan militer?. Dari Lanud Eltari, Ryamizard akan menggunakan Helikopter untuk meninjau pengamanan di perbatasan RI-Timor-Leste tersebut.

Kepala Pusat Komunikasi Publik, Kemhan, Kolonel Infantri Djundan mengatakan, dalam kunjungan ini, Menhan ingin melihat pengamanan di perbatasan RI-Timor Lesta serta ingin merayakan natal bersama anggota yang bertugas di daerah perbatasan.

“Melihat pengaman di sana. Dalam kondisi natal, ingin merasakan sama-sama natal bareng anggota yang bertugas di perbatasan. Tak hanya anggota, masyarakat juga yang di perbatasan,” Katanya di Lanud Eltari, Kupang, NTT.

Berdasarkan agenda yang diterima detikcom, ?Menhan akan meninjau pos pengamanan di Pulau
Batek yang merupakan pulau terluar Indonesia dan berbatasan dengan Timor Leste.

Selain itu, Menhan juga akan ke Motaain. Di perbatasan RI – Timor Leste ini, Menhan juga melakukan tatap muka dengan warga Perkampungan Tuak Pukan dan Anggota Brigif 21/Komodo.

Ini Tanggapan Menhan Terkait Anggota ISIS Tantang Panglima TNI

Jakarta – Seorang pria bernama Abu Jandal Al Yamani Al Indonesi menantang Panglima TNI Jenderal Moeldoko untuk turun ke peperangan di Irak dan Suriah memerangi ISIS. Bagaimana tanggapan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu?

“Udah dengar itu, saya juga udah dengar. Itu bukan Islam itu, Islam bukan seperti itu,” katanya saat dimintai tanggapan perihal tantangan melalui youtube itu usai memberikan pengarahan kepada 516 Perwira TNI se-Bali di Kodam IX Udayana, Bali, Jumat (26/12/2014).

“Aaahh, capek ngomong gitu, Islam tidak? mengajarkan bunuh-membunuh orang. Itu yang merusak Islam di mata agama lain ya itu?,” sambungnya.

Kendati begitu, Menhan menyatakan pasti ada langkah-langkah antisipasi.?? “Ya ada aja lah (antisipasi),? pasti, masak nggak ada,” ujarnya.

“Jadi apa pun yang bunuh-membunuh itu, bukan Islam?,” tuturnya.

Sebelumnya, jagad dunia maya dihebohkan oleh tayangan seorang pria yang menantang Panglima TNI untuk turun ke medan peperangan di Irak dan Suriah memerangi ISIS. Video tersebut berdurasi 4 menit 01 detik.

Sebuah laman berita jihad menyebutkan bahwa pria berkupluk hitam dengan berbalut jaket loreng adalah Abu Jandal Al Yamani Al Indonesi. Abu Jandal, dalam pernyataanya tersebut menanggapi keinginan Jenderal Moeldoko untuk membangun kerja sama dengan Washington dalam menghadapi kelompok ISIS di kawasan Asia Tenggara.

Jenderal Moeldoko mengatakan kepada The Washington Times bahwa secara personal dirinya meminta Kepala Kerjasama Militer AS Jenderal Martin E Dempsey untuk mengizinkan pejabat tinggi TNI ikut berpartisipasi sebagai peninjau dalam Gugus Tugas anti ISIS di Washington.

“Pesan ini saya tujukan kepada Moeldoko Panglima TNI, Polri, dan Banser. Kami menunggu kedatangan kalian. Kami telah mendengar bahwa kalian menginginkan untuk membantu pasukan koalisi untuk melenyapkan daulah khilafah,” pernyataan pembuka Abu Jandal, dalam video yang dirilis Rabu (24/12/2014) tersebut.

Dalam pernyataanya tersebut, dia menunggu kedatangan pihak militer Indonesia di negeri yang tengah dirundung konflik, Suriah dan Irak.

“Karena sungguh, apabila kalian tidak mendatangi kami maka kami lah yang akan mendatangi kalian,” tantang pria berperawakan kurus tersebut.

Sumber : detik

.
Menhan Komentari Ancaman Kelompok ISIS yang Disebar via YouTube

DENPASAR, KOMPAS.com — Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu tidak akan menyepelekan ancaman kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang mengancam akan menyerang Panglima TNI, Kapolri, dan Banser. Hal ini disampaikan Ryamizard seusai memberikan pengarahan di hadapan ratusan perwira TNI Kodam IX/Udayana Bali.

“Udah dengar ya? Itu bukan Islam itu. Islam tidak seperti itu,” ujar Ryamizard di hadapan media di Denpasar, Bali, Jumat (26/12/2014).

Ryamizard menegaskan, pemerintah juga melakukan antisipasi dengan beredarnya video ancaman di YouTube berdurasi 4 menit 1 detik itu. [Baca: Kepolisian Tingkatkan Kewaspadaan Terkait Munculnya Video Ancaman ISIS]

“Adalah jelas, pastilah kita juga antisipasi. Islam tidak mengajarkan untuk bunuh-membunuh orang. Itu yang merusak agama Islam di mata agama lain, ya itu,” ujarnya.

Mantan Kepala Staf TNI AD ini sempat memberikan arahan kepada prajurit Kodam IX/Udayana untuk tetap ingat terhadap tugas pokoknya. Dia juga mengingatkan prajurit dalam hal loyalitas, tegak lurus, dan tidak ada perintah, kecuali dari pimpinannya.

Diharapkan, TNI dan Polri sebagai aparat keamanan tetap menjaga keharmonisan dan bersatu dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

.
Menhan: Penanganan Bencana Prioritas TNI

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR — Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menekankan kepada prajurit TNI agar upaya penanganan bencana alam menjadi salah satu skala prioritas lembaga yang bertugas menjaga kedaulatan negara itu.

“Penanganan bencana alam menjadi skala prioritas tugas TNI,” katanya usai memberikan arahan kepada ratusan prajurit TNI di Markas Komado Daerah Militer IX/Udayana di Denpasar, Jumat (26/12).

Menurut dia, tentara tidak hanya bertugas mengangkat senjata apabila ada perang namun juga membantu kemanusiaan seperti dalam bencana alam.
Bencana alam, kata dia, saat ini merupakan ancaman nyata yang tidak bisa diprediksi disamping ancaman lain di antaranya terorisme dan narkoba.
“Kita tentara ke depan bukan berperang saja tetapi bantu orang. Bisa dari Zipur dan Infantri,” imbuhnya.

Untuk itu pihaknya juga merancang adanya penambahan anggaran untuk pengadaan alat-alat berat yang sewaktu-waktu digunakan untuk upaya penanganan bencana.

“Anggaran lalu dan sekarang itu sekitar Rp90 triliun, 40 persen di antaranya untuk gaji dan belanja pegawai, tinggal 50 persennya,” ucapnya.

Selain peralatan alat berat, pihaknya juga tengah menjajaki dengan instansi lain untuk pengolah air bersih yang sangat dibutuhkan di dalam situasi bencana alam.
“Kami juga jajaki untuk air mineral bagaimana air yang tidak bagus bisa diolah dan diminum (dalam kondisi bencana),” katanya.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia