TRANSLATE

Panglima TNI: Kami akan Kerja Keras Bantu SAR AirAsia

Jumat, 2 Januari 2015

Panglima TNI: Kami akan Kerja Keras Bantu SAR AirAsia

Jakarta – TNI akan terus membantu Basarnas mencari korban dan bangkai pesawat AirAsia QZ8501 di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Bantuan akan diberikan secepatnya sampai pencarian dihentikan.

“Prinsip kami as soon as posible, kita kerja keras tiap malam. Kalau bisa 2 hari ya 2 hari,” ujar Panglima TNI Jenderal Moeldoko di kantor Basarnas di Jalan Angkasa, Jakarta Pusat, Selasa (30/12/2014).

Moeldoko juga mengatakan, mengirimkan body bag dan peti jenazah. “Untuk dibawa ke Pangkalan Bun kami membawa body bag dan peti jenazah untuk korban yang ditemukan,” ujarnya.

Moeldoko mengutarakan, nantinya seluruh jenazah korban yang telah ditemukan akan dikirimkan ke Surabaya. Tidak lupa kita juga akan mengkonsolidasikan kebutuhan dengan Basarnas yang di lapangan.

“Untuk beberapa kapal yang dikirimkan, kita tidak bisa jelaskan. Pastinya seluruh kapal ditarik menuju ke sana termasuk kapal Singapura,” ujar Moeldoko

Sumber : detik

.
Panglima TNI: Hanya Kabasarnas yang Boleh Sampaikan Informasi Perkembangan Pesawat AirAsia QZ8501

JAKARTA, KOMPAS.com — Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko meminta agar segala informasi yang menyangkut tentang perkembangan pesawat AirAsia QZ8501 hanya berasal dari satu sumber. Panglima TNI pun memercayakan itu kepada Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya F Henry Bambang Soelistyo.

Moeldoko tidak ingin ada kesimpangsiuran informasi yang beredar di masyarakat nantinya.

“Mulai saat ini semuanya yang beri informasi hanya Kabasarnas. Tak ada yang lain,” ucap Moeldoko, dalam jumpa pers di kantor pusat Basarnas, Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (30/12/2014).

Moeldoko mengatakan, keputusan ini demi menjaga kebenaran informasi yang beredar di masyarakat. Dia berharap keputusan tersebut bisa membantu proses evakuasi berjalan dengan maksimal.

“Satu kendali ada di Basarnas. Semoga semuanya akan berlangsung dengan maksimal,” kata Moeldoko.

Hari ini, tim SAR gabungan menemukan tiga jenazah yang diduga berasal dari pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak pada Minggu (28/12/2014) pagi. Tiga jenazah itu mengambang di perairan dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Selasa siang.

Ketiga jenazah itu ditemukan dalam kondisi tubuh lengkap. Namun, tim pencari masih belum bisa memastikan identitas ketiga jenazah tersebut.

Kepala Basarnas Marsekal Madya FH Soelistyo juga telah memastikan serpihan-serpihan yang ditemukan di perairan Pangkalan Bun adalah 100 persen milik AirAsia QZ8501 yang hilang sejak Minggu (28/12/2014).

.
Puluhan Penyelam Elit TNI AL dan BSG Dikirim ke Tengah Perairan

TRIBUNNEWS.COM, KUMAI, KALTENG- Setelah kemarin, para penyelam dari BSG (Basarnas Speaial Grup) dan tim elit TNI Al, tidak dapat mencapai titik lokasi serpihan pesawat,lantaran cuaca buruk, pagi ini, Kamis (1/1/2015) mereka kembali mencoba mencapai lokasi tujuan. Para penyelam tersebut diberangkatan menggunakan kapal Catamaran KR SAR 101 Purworejo.

Para penyelam BSG yang diberangkatkan berjumlah 20 orang, setelah ditambah 8 penyelam yang sedang libur cuti. “Mereka yang delapan ini sebenarnya sedang cuti, namun misi kemanusian ini memanggil mereka,” ujar ketua tim BSG, Charles Batlajery.

Sementara itu penyelam dari TNI AL berjumlah 47 yang berasal dari Kopaska, denjaka (detasemen jala mengkara), pasukan elite TNI AL, pasukan intai amfibi, dan Dislambas Air Dinas Penyelaman Bawah Air.

Ada dua rencana opsi penyelaman pada hari ini. Pertama para penyelam didrop ke KRI Banda Aceh yang berada di tengah perairan. Sementara yang kedua mereka turun langsung menyelam dari KN Purworejo. Kedua opsi tersebut sangat bergantung pada cuaca di tengah perairan Kumai.

” ombak bisa 3 meter atau lebih, ini kapala ukurannya 60×14 meter,” ucap Kapten Catamaran KM SAR 101 Purworejo, Adi Triyanto.

Namun lanjut Adi yang menjadi prioritas, yaitu Kapal langsung melakukan pencarian dan menerjunkan penyelam ke titik lokasi perairan.

“Catatan dari Batam langsung searching, intruksi semua penyelam ke sini, 120 mil laut arah Bangka Belitung, masih area 4 dan 5,” katanya.

Begitu juga apabila nantinya korban pesawat AirAsia ditemukan. Proses evakuasi bisa melalui helikopter ataupun KN 224 yang ikut berlayar ke tengah perairan.
“Ada dua sekenario, kita gunakan kapal KN 224 jika cuaca baik dan bisa menembus gelombang, jika tidak evakuasi menggunakan lewat kapal (Helikopter),” tutur Koordiator penyelam TNI AL Profs Dhegratmen.

Pantauan Tribunnews, sampai berita ini diturunkan penyelam sedang melakukan koordinasi di atas kapal. Tampak sejumlah peralatan canggih seperti ROV untuk mendeteksi materi dasar laut dipersiapkan.

Sementara itu kondisi di posko pelabuhan cuaca tampak berbeda dengan hari kemarin. Kali ini matahari bersinar terang tanpa angin kencang.

.
47 Personel TNI AL Mulai Bergerak ke Lokasi Penyelaman

PANGKALAN BUN – Tim gabungan dari Badan SAR Nasional (Basarnas) dengan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) bergerak menuju KRI Banda Aceh, sekira pukul 16.51 WIB.

Tim gabungan yang terdiri dari 12 Basarnas Special Group (BSG) dan 47 TNI AL diberangkatkan menggunakan KN 224 untuk kemudian diantarkan ke titik lokasi serpihan Pesawat AirAsia QZ 8501.

“Ini kita akan mengantarkan tim BSG dan TNI AL ke KRI Banda Aceh untuk melakukan penyelaman,” ujar kru KN 224, Made Oka, di Pelabuhan Kumai, Kalimantan Tengah, Rabu (31/12/2014).

Diantarkannya para penyelam ke KRI Banda Aceh lantaran KN 224 tidak dapat mencapai titik lokasi akibat gelombang tinggi air laut dan angin kencang menyelimuti perairan Laut Jawa dan Selat Karimata.

Pantauan Okezone, kapal KN 224 telah dipenuhi oleh personel BSG dan TNI AL. Selain itu, sejumlah peralatan menyelam jauh lebih lengkap dan lebih banyak dari sebelumnya.

Para penyelam akan diantarkan ke lokasi penemuan serpihan dan jenazah di titik koordinat 03? 50 112 LS/110? 29 BT. Mereka terdiri dari Komando Pasukan Katak (Kopaska), Intai Amfibi (Taifib), Detasemen Jalamankara (Denjaka), dan Dislambair AL.

Sumber : okezone

.
TNI AU Terbangkan PMI dan Tim Selam AL ke Pangkalan Bun

Metrotvnews.com, Jakarta: Pencarian terhadap pesawat Air Asia QZ8501 yang hilang kontak di wilayah perairan Selat Karimata terus dilakukan. TNI Angkatan Udara menerbangkan satu pesawat C130 untuk mengangkut bantuan.

Pesawat yang biasa dikenal sebagai pesawat Hercules itu terbang dari Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusumah sekitar pukul 05.40 WIB, Rabu (31/12/2014). Pesawat mengangkut peralatan pendukung yang akan digunakan dalam proses pencarian pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak di wilayah perairan Selat Karimata.

Selain itu, pesawat Hercules ini juga mengangkut 11 orang anggota Palang Merah Indonesia dan 21 orang Tim selam dari TNI AL. “21 orang tim selam dari marinir, normal bisa menyelam di kedalaman 45 meter, tali yang kita punya 100 meter,” kata Panglima Komando Operasional Marsekal Muda Agus Dwi Putranto di Lanud Halim Perdanakusumah, Rabu pagi.

Kemampuan selam dari tim selam TNI AL ini, lanjut Agus, diharapkan dapat mengungkap keberadaan bangkai pesawat yang belum ditemukan. Terlebih, ada satu lokasi yang tertangkap citra pesawat dengan corak berwarna coklat di wilayah perairan sekitar Selat Karimata. “Warnanya coklat mudah-mudahan itu pesawat,” jelas Agus.

TNI AU, jelas Agus, menerbangkan enam pesawat. Mereka terdiri dari dua pesawat C130, satu pesawat CN 295, satu pesawat jenis Boeing, dan dua Helikopter Super Puma.

.
Tim Paskhas TNI AU Diturunkan ke Lokasi Penemuan 10 Serpihan

WARTA KOTA, JAKARTA – Penemuan 10 serpihan material yang diduga dari pesawat Air Asia QZ 8501 yang hilang di perairan Teluk Air Hitam, Selat Karimata, Kalimantan Tengah, Selasa (30/12/2014) siang, langsung ditindaklanjuti pihak TNI AU dan Basarnas.

“Untuk memastikan temuan tersebut, saya bersama tim Paskhas TNIAU dan Basarnas, akan kembali ke lokasi penemuan serpihan,” kata Marsekal Muda A. Dwi Putranto, Panglima Komando Operasional TNI AU, di Lanud Iskandar Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Selasa (30/12/2014) siang.

Untuk memudahkan pemantauan dan evakuasi, pihaknya menurunkan sebuah halikopter puma. Dimana, helikopter tersebut, dilengkapi peralatan evakuasi.
“Kalau tadi kan dalam pantauan pesawat angkut, sehingga tidak mungkin kami ambil barang-barang (serpihan -red) itu. Jadi kami akan turunkan puma, yang dilengkapi hoist, untuk mengangkut barang atau orang nantinya,” katanya.

Menurut Dwi, penemuan benda atau serpihan tersebut patut dicurigai. Pasalnya, barang-barang tersebut tidak wajar berada di tengah perairan.
“Artinya kalau benda seperti itu ada di laut, benda itu darimana. Sehingga menurt kami tidak biasa, ada benda warna oranye, warna putih baru. Makanya kami harus ke sana,” katanya.

Serpihan-serpihan tersebut, berada terpisah dengan jarak masing-masing sekitar 10 km.

Sementara, titik penemuan serpihan, berada di kordinat, S 03″53.851′ – E 110″34.928′. Yang berjarak kurang lebih 10 hingga 20 km dari sinyal terakhir, Air Asia QZ 8501 yang hilang.

Sebelumnya, pihak TNI AU, menemukan sebanyak kurang lebih 10 serpihan, yang diduga milik Air Asia Qz 8501 yang hilang.

Serpihan tersebut, ditemukan di perairan Teluk Air Hitam, Selat Karimata, Kalimantan Tengah, Selasa (30/12/2014) siang.

Benda tersebut berbentuk kotak dan persegi panjang, seperti besi, ada yang berwarna oranye.

.
Evakuasi Air Asia, TNI AU Punya Senjata Rahasia

TEMPO.CO, Jakarta -Jakarta – Panglima Komando Operasi Angkatan Udara I, Marsekal Muda Agus Dwi Putranto, mengatakan TNI AU ikut menerjunkan pasukan khusus untuk membantu evakuasi jenazah penumpang Air Asia QZ8501. “Delapan personel Paskhas akan diterjunkan,” ujarnya kepada Tempo di Jalan Taman Suropati, Jakarta Pusat, Rabu malam, 31 Desember 2014.

Paskhas atau Komando Pasukan Khas merupakan pasukan khusus yang dimiliki oleh TNI Angkatan Udara, layaknya Komandp Pasukan Khusu pada matra TNI Angkatan Darat. Anggota Paskhas diwajibkan memiliki kualifikasi para-komando plus kemampuan tempur di darat, laut, dan udara.

Agus mengatakan anggota Paskhas yang diterjunkan TNI AU bertugas membantu evakuasi jenazah. Mereka bertanggung jawab mengevakuasi jenazah dari pesawat yang diterjunkan ke lokasi pencarian. Sejauh ini Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas)berhasil mengevakuasi tujuh korban, empat pria dan tiga wanita.

Jenderal bintang dua ini menjelaskan bila TNI AU tak ada rencana menambah armada pesawat untuk mencari korban dan badan pesawat Air Asia. Selama misi pencarian yang telah berjalan empat hari, TNI AU mengandalkan dua unit Hercules C-130, dua helikopter Super Puma, satu unit Boeing 737, dan satu unit CN 295. “Tidak menambah, hanya memaksimalkan armada dan personel yang ada,” kata Agus.

Agus menambahkan misi pencarian tak akan berhenti hingga semua korban ditemukan. Misi pencarian yang digelar Kamis, 1 Januari 2015, akan difokuskan pada area pencarian yang dipersempit setelah tim SAR menemukan serpihan badan pesawat dan jenazah di Selat Karimata. “Luas wilayah pencarian hanya seluas 120 nautical mile atau 216 kilomater di sekitar titik temuan serpihan,” dia menjelaskan.

.
Lika-liku Kru Hercules TNI AU Temukan Jasad dan Serpihan AirAsia

Jakarta – Pesawat jajaran TNI hari ini berhasil menemukan visual serpihan pesawat AirAsia hingga sosok mayat di Perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Salah satu pesawat yang berhasil menemukan serpihan dan jasad tersebut yakni Pesawat Hercules A-1319.

Pesawat Hercules A-1319 merupakan salah satu armada TNI AU yang dikerahkan pada misi SAR dan diterbangkan dari Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, Selasa (30/12/2014). Pesawat ini mendapat tugas penyisiran di sektor 5 yakni di selatan Perairan Pangkalan Bun.

Menurut Pilot pesawat Mayor Akal Juang, rute pencarian Hercules di hari ketiga operasi SAR ini mulai dari Selatan Kalimantan.

“Lewat Pulau Cempedak, kita ke barat lalu ke Pangkalan Bun ke selatan Teluk Kumai, lalu ke selatan menuju Tanjung Puting lalu menyusur lagi ke barat, dengan ketinggian 1500 feet,” kata Akal saat dikonfirmasi di kokpit pesawat.

Pada sekitar pukul 10.30 WIB, seorang kru melihat adanya serpihan pesawat di Selat Karimata di dekat Teluk Air Hitam. Pesawat pun kembali berputar-putar di sekitar lokasi hingga akhirnya berhasil mengambil gambar adanya pelampung berwarna orange, tas berwarna ungu kebiruan, dan serpihan berwarna putih. Tak hanya itu, kopilot Lettu Erwin Tri Prabowo yang meminjam kamera wartawan berhasil menjepret sesosok mayat di dalam air.

Kondisi di dalam kokpit saat penemuan tersebut cukup tegang. Pasalnya berkali-kali obyek-obyek yang terlihat sempat hilang timbul terbawa ombak. Ramp door (pintu belakang) Hercules bahkan sempat dibuka selama beberapa saat untuk melihat lebih jelas lagi.

Penemuan serpihan ini tak hanya didapat oleh Hercules A-1319. Pesawat CN 295 dan Hercules A-1319 juga menemukan pantauan visual yang sama di sekitar lokasi yang sama. Atas perintah Panglima Komando Operasi 1 TNI AU Marsda Dwi Putranto, seluruh pesawat diminta mendarat di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun.

Pesawat CN 295 pun diminta tetap berada di Lanud Pangkalan Bun selama Dwi bersama Basarnas dan TNI AL berusaha mengevakuasi penemuan. Sementara itu Hercules A-1319 kembali mengudara dan menyusuri lokasi lagi.

Atas kegigihan para kru, operasi SAR Hercules A-1319 kembali menemukan obyek. Tak jauh dari lokasi penemuan pertama, pelampung berwarna orange dan serpihan putih kembali ditemukan. Tak hanya itu, sekitar 8 sosok mayat terpantau dari udara di 105 Nautical Mile (NM) dari lokasi mayat pertama.

Mayor Pnb Akal Juang dengan serius mencari titik-titik lokasi mayat. Berkali-kali Hercules berputar-putar di area tersebut. Bahkan Lettu Erwin harus menelungkup di bawah kokpit pesawat untuk mendapatkan gambar secara jelas dengan kamera. Tak sia-sia, Erwin melihat beberapa mayat terpencar dalam radius 5 km, 4 di antaranya bergandengan tangan.

“Ada sekitar 7-8 (mayat). Satu memakai baju putih celana hitam. Saya lihat 3-4 bergandengan tapi nggak sempat kefoto,” ujar Erwin usai mendapatkan gambar.

Para kru sendiri merasa bersyukur operasi SAR yang dilakukan jajarannya menuaikan hasil. “Gimana ya, soalnya (korban) juga ada yang sama-sama kru pesawat juga” katanya.

Kru lainnya, Kapten Sugeng Prawito yang bertugas sebagai Load Master, juga menganggap operasi SAR seperti ini berbeda dengan misi-misi lainnya. Menurutnya, apa yang dilakukan dalam misi ini untuk akan sangat berguna bagi keluarga korban.

“Kami berusaha secepat mungkin, kasihan keluarga korban menunggu khawatir. Kalau memang sudah meninggal semoga jasadnya segera ditemukan,” tutur perwira yang sudah mengabdi di Korps TNI AU sejak tahun 1986 lalu itu.

TNI AU Temukan Bayangan Berbentuk Pesawat di Dalam Laut

Jakarta – Kepala Basarnas Marsdya TNI F Henry Bambang Soelistyo memastikan ada bayangan berbentuk pesawat di dalam laut. Tim saat ini sedang melakukan penelusuran.

“Pukul 12.50 WIB, pesawat TNI AU menemukan objek yang menggambarkan bayangan di dalam laut seperti diduga bentuk pesawat,” kata Soelistyo saat jumpa pers di kantornya, Kemayoran, Jakpus, Selasa (30/12/2014).

Lokasi temuan bayangan berada di 08 derajat 50 menit 43 detik south, lalu 110 derajat 29 menit 21.8 detik east. “Posisinya di sini,” kata Soelistyo sambil menunjuk lokasinya di peta.

Saat ini, tim akan melakukan penelusuran dan mengevakuasi benda-benda yang diduga berkaitan dengan AirAsia QZ8501.

Sumber : detik

.
Pesawat Hercules TNI AU Temukan Obyek Bayangan yang Diduga Berbentuk Pesawat

JAKARTA, KOMPAS.com — Badan SAR Nasional menyatakan bahwa pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara menemukan sebuah bayangan obyek benda yang diduga berbentuk pesawat. Namun, Basarnas belum dapat memastikan apakah bayangan obyek menyerupai pesawat tersebut merupakan pesawat AirAsia QZ8501 atau bukan.

“Pada pukul 12.50 WIB, pesawat Hercules TNI AU menemukan obyek yang menggambarkan bayangan di dalam laut, seperti, diduga, berbentuk pesawat,” ujar Kepala Basarnas Marsdya TNI F Henry Bambang Soelistyo, saat jumpa pers di Kantor Pusat Basarnas, Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (30/12/2014).

Terkait penemuan bayangan obyek yang diduga pesawat tersebut, Basarnas akan dibantu oleh kapal milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), yang memiliki alat pendeteksi obyek besar di bawah laut.

“Setelah semua unsur memastikan, dibantu teknologi, yang sekarang menuju lokasi, seperti kapal-kapal survei, kapal BPPT yang punya alat yang bisa meyakinkan bahwa di bawah (laut) ada bagian besar dari pesawat,” kata Soelistyo.

.
Sambil basah kuyup, TNI AU gelar salat gaib bagi Kapten Iriyanto

Merdeka.com – Pesawat AirAsia QZ8501 dipastikan jatuh di perairan sebelah barat daya Pangkalanbun, Kalimantan Tengah. Komandan Lanud Adisutjipto Marsma TNI Yadi I Sutanandika langsung memerintahkan seluruh personel Lanud melakukan salat gaib.

Sebelumnya personel TNI AU baru saja mengikuti apel dalam keadaan hujan deras. Karena itu tak sedikit di antara mereka yang berzikir dan salat gaib dalam kondisi basah kuyup.

“Salat gaib dan tahlil ditujukan untuk pilot dan crew pesawat termasuk para penumpang. Kita ingin memberikan pelajaran kepada anggota bahwa musibah ini adalah musibah kita semua, sehingga siapapun bisa saja mengalami oleh karenanya kita tidak boleh sombong dan merasa jumawa,” kata Marsma Yadi, Rabu (31/12) kemarin.

Komandan Lanud dan Kapten Iriyanto memang mempunyai hubungan yang cukup erat. Kebetulan Hadi adalah junior Iriyanto di TNI AU.

“Kapt Pnb Irianto yang mengawaki pesawat Airasia QZ 8501 adalah mantan anggota TNI AU. Beliau dari Ikatan Dinas Pendek angkatan 30 tahun 1983 dan pensiun dini tahun 1993. beliau merupakan penerbang F5,” kata Yadi.

Menurut Yadi, Iriyanto merupakan sosok yang friendly dan selalu memberikan contoh yang baik kepada adik-adiknya.

“Kedekatan saya dengan beliau terjalin sejak lama. Dan pernah saya punya pengalaman yang tak terlupakan ketika almarhum terbang dengan saya dan pada saat terbang beliau sempat berada di bawah pesawat saya dan saat itu saya tidak menyadari, dan baru sadar setelah terbang sejajar beliau muncul dari bawah pesawat,” kenang jenderal bintang satu ini.

.
TNI AD dan Polri Susuri Perkampungan Cari Korban AirAsia

Pangkalan Bun – Pencarian dan evakuasi korban pesawat AirAsia QZ8501 yang diperkirakan jatuh di sekitar perairan Selat Karimata terus dilakukan Tim SAR gabungan.

Tak hanya hanya di laut, pencarian juga dilakukan di daratan sekitar lokasi oleh unsur TNI AD dan Polri.

SAR Mission Coordinator, Marsda Sunarbowo menyatakan tak menutup kemungkinan adanya korban yang terdampar di daratan sekitar lokasi jatuhnya pesawat.

Untuk itu, kata Sunarbowo, personil TNI AD, dan Polri dikerahkan ke pantai-pantai yang ada di sekitar area. Tak hanya itu, para bupati yang memimpin wilayah di area pencarian juga telah mengimbau kepada para nelayan untuk turut mencari korban dan serpihan pesawat.

“Dari TNI AD, Polri sudah dikerahkan aparat sampai pantai-pantai. Bupati-bupati juga sudah kerahkan nelayan,” kata Sunarbowo dalam konferensi pers di Posko Utama Pencarian Pesawat AirAsia QZ8501 di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Kamis (1/1).

Dikatakan Sunarbowo, personil TNI AD dan Polri dikerahkan lantaran memiliki struktur hingga menyentuh lapisan masyarakat di tingkat desa.

Anggota TNI AD yang bertugas mulai dari Kodim, Koramil hingga Babinsa serta personil kepolisian dari Polres, Polsek hingga Babin Kamtibmas dan para nelayan telah dikerahkan menyusuri daratan garis pantai sepanjang 150 kilometer.

Meski demikian, kata Sunarbowo, hingga kini belum ada informasi mengenai penemuan korban dan serpihan pesawat di daratan.

“Sudah dikerahkan sampai 150 km tapi belum ditemukan jenazah merapat ke pantai tapi kita mereka sudah berusaha mencari yang dekat ke permukimam mereka,” ungkap Sunarbowo.

Sumber:Suara Pembaruan

.
Mayjen TNI Tatang Zainuddin Mendeteksi Adanya Sinyal Pesawat AirAsia QZ8501

JAKARTA – Direktur Operasional Badan SAR Nasional (Basarnas) Mayjen TNI Tatang Zainuddin Kapal Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Baruna Jaya I yang ikut dikerahkan untuk mencari badan pesawat sudah mendeteksi sinyal dari pesawat. Menurutnya, perkembangan terkini pencairan badan pesawat AirAsia QZ8501 yang sejak Minggu (28/12) menghilang di peraiaran Pangkalanbun, Kotawaringan Barat, Kalimantan Tengah.

Tatang mengatakan Baruna Jaya I saat ini sudah mendekati lokasi sinyal pesawat yang terdeteksi. “Saat ini mendekati lokasi dan akan melakukan pendeteksian sinyal pesawat,” kata Tatang dalam kepada wartawan saat menggelar konferensi pers di Jakarta, Kamis (1/1).

Menurut Tatang, Kapal Baruna Jaya I memang dipersiapkan untuk mendeteksi dan mencari badan pesawat yang tenggelam di dasar laut. Dengan instrumen echo sounder, kapal ini bisa mendeteksi objek hingga kedalaman 2.500 meter di bawah permukaan laut.

Kapal canggih dengan instrumen eco sounder juga bisa melakukan operasi visual yang akan dikonversi kapal Baruna Jaya IV ini mampu memancarkan sinyal elektronik di bawah laut. Sinyal akan dikonversi menjadi gambar bawah laut.

Tatang pun berharapa agar sinyal yang ditangkap oleh kapal BPPT menjadi jalan untuk menemukan badan pesawat. Termasuk black box dari pesawat AirAsia QZ8501 agar bisa mengurai dari penyebab kecelakaan pesawat tersebut.

Sejauh ini, pencarian pesawat Air Asia QZ 8501 rute Surabaya-Singapura hilang kontak terus dilakukan. Pesawat jenis Airbus A320-200 dengan nomor registrasi PK-AXC itu disebutkan mengangkut 155 penumpang yang terdiri dari 138 penumpang dewasa, 16 penumpang anak-anak dan seorang bayi.

Sementara itu data kru pesawat tersebut adalah pilot Iriyanto, kopilot Remi Emmanuel Plesel, pramugari/pramugara adalah Wanti Setiawati, Khairunisa Haidar Fauzi, Oscar Desano dan Wismoyo Ari Prambudi serta seorang engineer Saiful Rakhmad.

Sampai pencarian hari kelima, Basarnas sudah menemukan delapan jenazah korban. Enam korban sudah diterbangkan ke Surabaya, Jawa Timur untuk dicocokkan DNA dengan keluarganya.

Sumber: http://www.indopos.co.id

.
Bos AirAsia Terharu Kegigihan Basarnas dan TNI

TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA – “Saya dalam perjalanan kembali ke Surabaya. Saya tersentuh dengan kehangatan yang diberikan semua orang di Indonesia dan amat kagum dengan Basarnas dan TNI.”

Demikian kicauan CEO AirAsia, Tony Fernandes, Rabu (31/12/2014) via akun twitter ?@tonyfernandes yang telah terverifikasi. Dalam beberapa kali kicauan Fernandes memang menulis Besanas untuk merujuk pada Basarnas di Indonesia. “@tonyfernandes it’s BASARNAS Tan Sri for your next tweet spelling ya..,” tulis Ladini Apti Putri lewat akun ?@ladindv.

Pujian disampaikan kepada Basarnas, TNI dan kepolisian yang bahu membahu menangani proses pencarian dan evakuasi. “Mereka sangat terbuka dan detail. Saya berterima kasih pada dukungan mereka yang luar biasa,” ujar pria bernama lengkap Tan Sri Anthony Francis itu.

Fernandes, pengusaha kelahiran Kuala Lumpur itu mengungkapkan bahwa melihat proses evakuasi korban dan serpihan pesawat membuatnya miris. Namun bersama kerabat, penumpang dan tamu Fernandes mencoba tetap tegar.

Tony Fernandes sebelumnya telah mengonfirmasi tentang serpihan yang ditemukan tim evakuasi. “Saya benar-benar hancur. Ini adalah saat yang sangat sulit bagi kita semua di AirAsia saat kami menunggu perkembangan lebih lanjut dari operasi pencarian dan penyelamatan, tetapi prioritas pertama kami sekarang adalah kesejahteraan anggota keluarga para penumpang QZ8501.”

.
TNI AL: 40 Mayat Penumpang Air Asia Ditemukan?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Tim gabungan Badan SAR Nasional dan TNI menemukan lebih 40 tubuh penumpang pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di Selat Karimata, sekitar laut Pangkalan Bun.

Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal), Laksamana Pertama Manahan Simorangkir kepada AFP mengatakan, menurut radio Angkatan Laut, KRI Bung Tomo yang diterjunkan telah menemukan lebih 40 mayat dan jumlahnya bisa bertambah.

Hanya saja, ia kemudian menyatakan telah terjadi miskomunikasi dengan para stafnya. Menurut dia, jumlah penumpang yang ditemukan belum sebanyak itu.
Adapun, salah satu petugas memastikan bahwa tubuh korban yang ditemukan dalam kondisi memprihatinkan. “Saat kita dekati, tubuh tampak membengkak,” kata Letnan Satu Tri Wibowo dari pesawat Hercules seperti dilansir Tribuneindia.

Sementara itu, Kepala Basarnas Marsekal Madya Bambang Soelistyo menyatakan, pihaknya sekarang berkonsentrasi di lokasi bayangan, di mana puing-puing pesawat telah ditemukan. Lokasinya terletak sekitar 160 kilometer barat daya dari Kota Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Di Pangkalan Bun, terdapat sebuah bandara dan menjadi posisi terakhir yang diketahui keberadaan pesawat sebelum hilang kontak.

Pun dengan produsen pembuat pesawat, Airbus telah “diberitahu oleh pihak berwenang Indonesia bahwa lokasi kecelakaan dari penerbangan QZ8501 telah ditemukan”.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo memuji tim pencarian dan mengatakan tiga kapal perang sudah menuju ke lokasi. “Besok (Rabu) akan ada pencarian besar-besaran oleh kapal dan helikopter,” katanya setelah terbang di atas daerah dan mengunjungi Pangkalan Bun.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia