TRANSLATE

Pilot TNI AU: Semua Pahlawan

Senin, 5 Januari 2015

Pilot TNI AU: Semua Pahlawan

Jakarta, CNN Indonesia — Pilot-pilot pesawat TNI Angkatan Udara memberikan banyak kontribusi dalam pencarian pesawat AirAsia QZ8501. Selain Reza, ada juga Kapten Pnb Irwanda Syafriadi yang kali pertama menemukan bayangan pesawat di bawah laut. Berkat itu, area pencarian semakin menyempit dan penemuan-penemuan lain pun bermunculan.

Namun, Irwanda enggan disebut sebagai pahlawan dalam pencarian ini. Dia menganggap, kerja SAR adalah kerja bahu-membahu antar anggota tim.

“Semuanya pahlawan. Tidak ada orang yang bisa disebut lebih berjasa di sini,” ujar Irwanda di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (4/1).

Dia mencontohkan, sebagai penerbang, dia hanya memantau dari ketinggian karena sudut pandangnya lebih luas. Kemudian, dia akan memberi informasi kepada tim laut agar mencari di wilayah yang dia tunjukkan.

“Di laut sendiri sangat bahaya. Kapal yang menunggu penyelam bisa terus menerus dihantam ombak tinggi,” katanya.

Irwanda menilai, semua orang yang terlibat dalam pencarian ini adalah orang berjasa. “Bahkan nelayan yang memberikan informasi juga berjasa,” ucapnya.

Di kesempatan terpisah, Panglima Komando Operasional TNI Angkatan Udara I Marsekal Muda Agus Dwi Putranto menyatakan, akan memberikan penghargaan untuk para pilotnya.

“Nanti akan ada apel khusus pemberian penghargaan. Tapi sekarang belum waktunya. Penghargaannya internal saja, sudah biasa seperti itu,” kata Dwi.

Dia menyatakan, penghargaan ini akan diberikan jika Badan SAR Nasional menyatakan operasi pencarian sudah selesai.

Saat ini pencarian sudah memasuki hari kedelapan. Sudah semakin banyak temuan yang dihasilkan dari misi pencarian ini, termasuk korban dan puing-puing pesawat.

Sementara itu, faktor cuaca masih terus menghambat pencarian. Besok, Senin (5/1), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan hujan masih akan turun di perairan Karimata, tempat operasi pencarian dilakukan.

.
Soal Reward, Pilot SAR AirAsia TNI AU: Ini Kerja Tim, Semua Kesatuan Berjasa

Jakarta – Panglima Komando Operasi 1 TNI AU Marsda A Dwi Putranto akan memberikan reward bagi kru pesawat di jajarannya yang ikut dalam misi SAR pencarian Pesawat AirAsia QZ8501. Namun bagi para pilot dari TNI AU, bukan reward yang mereka kejar dalam misi ini.

Seperti yang diungkapkan oleh Pilot Pesawat Hercules yang turun dalam pencarian, Kapten Pnb Irwanda Syafriadi. Ia mengaku menjalankan tugas ini tidak untuk mencari nama, namun murni karena kemanusiaan.

“(Misi) SAR kan kita bahu membahu, bukan perorangan, kerja tim. Kita terbang, apalagi ini seperti ada beban moral terhadap keluarga korban. Kita awalnya ingin semua ketemu dalam keadaan selamat,” ujar Irwanda saat berbincang di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (4/1/2015).

Perwira yang merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 2004 ini mengaku semua pihak berjasa dalam misi SAR pencarian Pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura tersebut. Baginya, semua pihak maupun kesatuan yang ikut terlibat dalam misi itu semuanya memiliki peranan yang penting.

“Kalau mau lihat siapa yang berjasa, semuanya berjasa. Dari yang di laut juga, yang di heli, Basarnas, kepolisian, bahkan nelayan juga berjasa. Semua pahlawan di sini,” kata Irwanda yang pertama kali menemukan bayangan seperti pesawat di area pencarian itu.

“Kita udara kan melihat dari atas, lalu kita infokan ke unsur laut, karena kita kalau dari atas lebih bisa lihat luas daripada yang di laut. Kami infokan agar mereka nggak cari-cari tanpa arah lagi. Setelah itu lalu ada tim evakuasi dan yang mengidentifikasi,” sambung pria kelahiran Palembang yang juga Pilot Pesawat Kepresidenan ini.

Senada dengan Irwanda, Copilot Lettu Galang Mauldcard Casae juga mengatakan hal yang sama. Baginya, menjalankan misi ini merupakan tugas yang harus dijalankan semua prajurit yang mendapatkan perintah.

“Saya di sini intinya adalah melaksanakan perintah, apakah ada reward atau imbalannya, saya tidak mikir. Kalau ada misi, yang paling penting adalah menjalankan misi, misi itu bisa dijalankan dan membuahkan hasil dan kita bisa menyelesaikan misi dengan baik,” ucap Galang.

Galang menjadi Copilot Irwanda saat Hercules A-1320 melakukan pencarian QZ8501 hari ketiga, Selasa (30/12), berhasil menemukan petunjuk bayangan pesawat di dalam laut. Jika memang reward nanti akan diberikan, bagi Galang ia akan menerimanya secara profesional sebagai prajurit yang menyelesaikan misi atau penugasannya.

“Kalau memang ada reward, saya sebagai prajurit akan menerimanya sebagai bentuk profesionalisme, dan saya berterimakasih. Tapi bisa menyelesaikan misi dan bisa mendarat dengan selamat usai menjalankan tugas, itu sudah lebih dari reward apapun,” tutur pria kelahiran Malang 26 tahun lalu.

“Tapi memang biasanya kalau dalam misi kemanusian ada seperti itu. Biasanya penghargaan bintang jasa. Kayak dulu misi ketika bantuan bencana Topan Haiyan kita pesawat Hercules pertama yang datang ke Filipina. Kapten Pilotnya dapat bintang jasa dari PBB,” tutup Galang.

Kru Pesawat TNI AU Pencari QZ8501 Akan Diganjar Penghargaan

Jakarta – Penemuan area jatuhnya AirAsia QZ8501 tidak terlepas dari kerja keras yang dilakukan oleh para kru pesawat TNI AU. Dari penyisiran udara yang dilakukan, serpihan dan jenazah korban terlihat pertama kali yang kemudian dilaporkan ke Basarnas untuk ditindaklanjuti melalui jalur laut.

Mengapresiasi kinerja jajarannya, Pangkooposau I Marsda A. Dwi Putranto mengaku akan memberikan reward. Meski begitu, hal tersebut masih harus menunggu hingga misi SAR AirAsia ini selesai.

“Akan kita kasih reward. Setiap ada prestasi pasti akan kita beri reward, begitu pula kalau ada kesalahan pasti ada punishment. (Reward) Sudah saya rencanakan, nanti kalau sudah saatnya,” ujar Dwi di Posko Tim SAR TNI AU di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (4/1/2015).

Saat ditanya apa bentuk reward yang akan diberikan TNI AU tersebut, Dwi tidak menjelaskan dengan detil. Meski begitu, menurutnya, reward tidak sampai kenaikan pangkat bagi anggotanya yang terlibat dalam pencarian pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura yang jatuh di selatan Perairan Pangkalan Bun, Kalteng, pada Minggu (28/12/2014) lalu.

“Tidak sampai situ (kenaikan pangkat). Ada apel khusus, sudah saya rencanakan. Minimal ada sertifikat, untuk kru pesawat. Nanti kita kumpul, konsolidasi. Tunggu Basarnas menyatakan (SAR) selesai,” ucap Dwi.

Seperti diketahui, pilot-pilot pesawat TNI AU yang diterjunkan dalam misi kali ini berperan cukup penting dalam penemuan area jatuhnya Pesawat AirAsia. Seperti Kapten Pnb Irwanda yang pertama kali dengan Hercules A-1320 menemukan bayangan seperti pesawat yang kemudian memberikan koordinatnya dan lalu ditindaklanjuti oleh tim-tim SAR lain yang melakukan evakuasi.

Pesawat CN-295 yang pada Selasa (30/12/2014) melakukan pencarian menemukan serpihan pesawat pertama kali. Saat itu CN-295 dengan nomor A-2906 diterbangkan oleh Kapten Pnb Reza Palevi juga ditumpangi oleh Pangkopsau I Marsda Dwi Putranto.

Di waktu yang sama, pesawat Hercules A-1319 dengan kapten pilot Mayor Pnb Akal Juang menemukan pertama kali jenazah korban AirAsia. Setelah itu kemudian pesawat-pesawat lainnya menemukan serpihan dan jenazah lainnya, dimana setelahnya hasil penemuan tersebut ditindaklanjuti oleh KRI untuk melakukan evakuasi.

Sumber : detik

.
Armada Asing di Operasi SAR AirAsia Diawasi Intel TNI

VIVAnews – Kehadiran kapal dan pesawat asing dalam operasi pencarian dan evakuasi Pesawat Air Asia di Selat Karimata memang sangat diharapkan. Namun, tetap saja seluruh aktivitas pihak asing diawasi secara ketat.

“Seluruh armada asing yang ikut dalam operasi Air Asia kita awasi ,” kata Pangkoops AU, Marsekal Muda, Agus Dwi Putranto saat berbincang dengan tvOne, Minggu malam, 4 Januari 2015.

Agus memaparkan, semua pergerakan baik kapal maupun helikopter dan pesawat negara asing yang ada di lokasi pencarian Air Asia dalam pengawasan intelijen TNI.

“Mereka hanya diperbolehkan beraktivitas di area yang telah ditentukan,” tegasnya.

Seperti diketahui, dalam operasi SAR Air Asia, sejumlah negara mengirimkan armada militer mereka untuk membantu pencarian Air Asia.

Bantuan asing datang tiga negara besar seperti Amerika Serikat, Rusia, Jepang dan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia