TRANSLATE

Presiden Jokowi lantik Kasau baru

Senin, 5 Januari 2015

Presiden Jokowi lantik Kasau baru

Jakarta (ANTARA News) – Presiden Joko Widodo, Jumat siang, melantik Marsekal Madya Agus Supriyatna sebagai Kepala Staf Angkatan Udara menggantikan Marsekal Ida Bagus Putu Dunia.

Acara yang berlangsung di Istana Negara tersebut dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan pimpinan TNI serta para kepala staf angkatan.

Hadir juga para menteri Kabinet Kerja serta Kepala Staf Kepresidenan Luhut B Pandjaitan.

Marsma Agus Supriyatna dilantik menjadi Kasau berdasarkan Keputusan Presiden nomor 1 TNI 2015.

Agus Supriyatna merupakan lulusan Akabri 1983 sebelum menjadi Kasau menjabat Kepala Staf Umum TNI.

Ia juga pernah menjabat sebagai Wakil Irjen TNI dan Pangkoopsau II.

.
Kasau Marsekal Agus Supriatna Dilantik, TNI AU Butuh 12 Radar

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo melantik Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Madya TNI Agus Supriatna yang menggantikan Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia yang memasuki masa pensiun.

Pelantikan yang berlangsung di Istana Negara Jumat (2/1/2014)dihadiri oleh sebagian besar Menteri Kabinet Kerja. Seperti biasanya, pengambilan sumpah berlangsung secara hikmat, kemudian dilanjutkan pemberian ucapan selamat dan ramah tamah.

Agus mengatakan semua rencana strategis TNI AU 2015-2020 menjadi prioritas terutama meningkatkan pertahanan udara yang diketahui masih banyak mengalami kekurangan seperti radar dan pesawat. “Rencana strategis kita butuh 12 radar, ke depan radar lama diperbaiki,” katanya seusai dilantik oleh Presiden.

Radar ini, lanjutnya berfungsi untuk memantau semua pergerakan pesawat, terutama pesawat asing yang melewati wilayah udara tanah air berkaitan dengan kedaulatan bangsa. Agus berharap pemerintah mengalokasikan anggaran untuk sistem pertahanan udara dalam pos APBN.

Selain membantu pertahanan negara, radar juga berfungsi untuk membantu pencarian pesawat yang hilang kontak seperti kecelakaan AirAsia QZ8501 penerbangan Surabaya-Singapura yang mengalami hilang kontak 28 Desember 2014. “Kita jelas menginginkan pertahanan udara, radar-radarnya supaya Angkatan Udara bantu juga pesawat seperti kemarin,” jelasnya.

Dalam renstra, TNI AU berencana mengganti pesawat F-5 Tiger yang sudah menua. Selain itu, helikopter dan hercules dari Australia akan didatangkan dari Australia untuk membantu penanganan bencana alam.

.
Kasau Baru Dilantik, TNI AU Butuh 12 Radar

Solopos.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal Madya TNI Agus Supriatna, yang menggantikan Marsekal TNI, Ida Bagus Putu Dunia, yang memasuki masa pensiun.

Pelantikan yang berlangsung di Istana Negara, Jumat (2/1/2014), dihadiri oleh sebagian besar Menteri Kabinet Kerja. Seperti biasanya, pengambilan sumpah berlangsung secara hikmat, kemudian dilanjutkan pemberian ucapan selamat dan ramah tamah.

Agus mengatakan semua rencana strategis TNI AU 2015-2020 menjadi prioritas terutama meningkatkan pertahanan udara yang masih banyak mengalami kekurangan seperti radar dan pesawat. “Rencana strategis kita butuh 12 radar, ke depan radar lama diperbaiki,” katanya setelah dilantik oleh Presiden.

Radar ini berfungsi untuk memantau semua pergerakan pesawat, terutama pesawat asing yang melewati wilayah udara tanah air berkaitan dengan pertahanan bangsa. Agus berharap pemerintah mengalokasikan anggaran untuk sistem pertahanan udara dalam pos APBN.

Selain membantu pertahanan negara, radar berfungsi untuk membantu pencarian pesawat yang hilang kontak seperti AirAsia Q78501 penerbangan Surabaya-Singapura. “Kita jelas menginginkan pertahanan udara, radar-radarnya supaya Angkatan Udara bantu juga pesawat seperti kemarin,” jelasnya.

Selain radar, TNI AU mau mengganti pesawat F5 dan akan datang helikopter dan hercules dari Australia. Helikopter dan hercules berperan dalam membantu penanganan bencana alam.

.
TNI AU Bakal Remajakan Sistem Pertahanan

Jakarta, CNN Indonesia — Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Madya TNI Agus Supriatna mengatakakan, TNI AU bakal melakukan peremajaan alat utama sistem pertahanan (alutsista). Rencana itu akan direalisasikan sebagai program prioritas satuannya.

“Insya Allah sudah baca mungkin di renstra (rencana strategis) ya. Kami rencana mau ganti F5, juga mau datang pesawat-pesawat, helikopter, dan ada juga Hercules yang dari Australia. Mudah-mudahan ke depan,” ujar Agus setelah dilantik Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Jumat (2/1).

Menurut Agus, pemutakhiran alutsista tidak bisa diperjuangkan sendiri. Dibutuhkan bantuan dari publik agar urgensi dapat didengar cepat oleh pemerintah.

“Semua tidak bisa kalau dari media saja. Bantuan media sudah pasti. Kalau media bicara pasti didukung oleh pemerintah,” katanya.

Agus sebelumnya menjelaskan, pihaknya membutuhkan radar yang bekerja baik agar tidak akan ada pesawat yang masuk ke wilayah Indonesia sembarangan.

“Baru masuk sebentar sudah di-intercept, force down oleh kita. Itu nanti akan dilihat dari kekuatan radar dan pesawat-pesawat tempur,” ujarnya.

Selain radar, TNI AU juga membutuhkan penambahan unit pesawat angkut.

Untuk mengamankan wilayah udara, kata Agus, TNI AU akan fokus pada wilayah perbatasan terutama di sebelah utara dan selatan. Sebanyak 12 radar dibutuhkan TNI AU untuk pengamanan wilayah udara.

Terkait pengadaan alutsista, Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan Ismono Wijayanto sebelumnya meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengawasi. Ismono menyebut, Kementerian Pertahanan bersama KPK akan membuat nota kesepahaman untuk pengawasan.

Nota kesepahaman dengan KPK diharapkan dapat membuat pengadaan alutsista terbuka dan dapat dikontrol publik. Karena sebagaimana temuan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sebelumnya, pengadaan barang dan jasa merupakan salah satu pos yang rentan korupsi.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia