TRANSLATE

Jokowi Minta PT PAL Punya Spesifikasi Produksi Kapal

Senin, 12 Januari 2015

Jokowi Minta PT PAL Punya Spesifikasi Produksi Kapal

VIVAnews – Presiden Joko Widodo minta PT PAL Indonesia, Surabaya, yang merupakan industri strategis harus memunyai ciri atau spesifikasi produksi kapal, tidak beraneka ragam. Tidak hanya PT PAL, tetapi juga PT DOK dan semua industri maritim lain di seluruh Indonesia.

“Jadi harus spesifik, tidak perlu beraneka ragam produksinya. Kalau kapal, ya kapal saja. Kalau membuat kapal selam, ya kapal selam saja, dua jenis saja. Dan manajemen harus diperbaiki. Jika kurang modal, baru PMN (Penanaman Modal Nasional) masuk,” kata Joko Widodo saat berkunjung di perusahaan kapal, PT PAL Indonesia, Sabtu, 10 Januari 2015.

?Dia juga menyarankan agar mesin-mesin setiap lima tahun sekali harus di upgrade. “Dan yang lebih penting, selama lima tahun harus terus mendapat order,” lanjutnya.

Sementara untuk jenis pekerjaan lain, bisa digarap oleh perusahaan lain ?seperti PT DOK dan sejenisnya. Tujuannya, agar perusahaan sejenis juga bisa berkembang.

Se?belumnya, Direktur PT PAL Indonesia, M Firmansyah Arifin, menjelaskan perkembangan pembangunan yang dicapai perusahaan tersebut. Di antaranya, dengan menunjukkan tiga prototipe Perusak Kapal Rudal PKR Sigma 10514, dan dua tipe lainnya.

Saat itu, Jokowi juga melihat dari dekat galangan kapal tertua di Indonesia, dan memberikan saran sejumlah hal yang perlu dibenahi. Di lokasi lainnya, ia melihat kesiapan Terminal Penumpang Gapura Surya, didampingi Direktur Utama PT Pelindo III, Pelabuhan Tanjung Perak, Djarwo Surjanto. Dan juga Menteri BUMN ?Rini Soemarno.

.
Jokowi: PT PAL dan PT DOK Bisa Jadi Industri Maritim RI

Liputan6.com, Surabaya – Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Sabtu (10/1) siang mengunjungi dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) strategis di Surabaya, Jatim, yaitu PT Dok dan Perkapalan dan PT PAL Indonesia.

Didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Pertahanan Ryarmirzad Ryacudu, Sekretaris Kabinet (Seskab) Andi Wijayanto, dan Gubernur Jatim Soekarwo, Presiden Jokowi pertama kali mengunjungi PT Dok dan Perkapalan. Selanjutnya, Presiden Jokowi berkunjung ke PT PAL Indonesia yang bermarkas di areal Tanjung Perak Surabaya.

Seusai peninjauan ke kedua BUMN tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan rasa optimismenya akan bisa mengembangkan industri kemaritiman.

“Kalau melihat dari kondisi dan luas areal pabrik, sebetulnya ya cukup untuk bisa dijadikan awal pengembangan industri maritim kita. Tidak hanya PT PAL, tapi ada juga PT Dok dan Perkapalan Surabaya, serta lain-lainnya,” kata Jokowi yang dikutip dari Setgab.go.id, Minggu (11/1/2015).

Namun untuk mencapai tujuan tersebut, menurut Presiden Jokowi, perusahan ini (PT PAL) harus fokus untuk satu proyek pengerjaan. Yang bukan bidang atau keahliannya sebisa mungkin dikurangi.

“Bisa mengerjakan, tapi ya harus fokus. Kalau ini untuk kapal ya kapal, kalau untuk kapal selam ya kapal selam. Pada suatu titik akan menjadi produk yang matang dan sempurna. Susah kalau harus gonta ganti produk,” ujar Jokowi.

Untuk menuju industri kemaritiman yang handal, menurut Presiden Jokowi, sebelum dapat menggaet pesanan, yang paling penting adalah memperbaiki manajemen terlebih dulu. Setelah kedua hal itu selesai, baru diperhitungkan berapa modal yang kurang.

PT PAL, kata Jokowi, merupakan satu di antara industri strategis diIndonesia. Mestinya bukan hanya masalah yang muncul sekarang yang harus diselesaikan. Tapi urusan-urusan ke depan juga harus sudah dipikirkan dan diperhitungkan.

“Bukan melulu pada untung dan rugi, tapi ini industri setrategis kita, sehinga semua harus sudah dipikirkan,” tutur Jokowi.

Presiden juga menilai, mesin-mesin di PT PAL sebenarnya sudah canggih. Namun sudah banyak buatan tahun 1980-an. Ia meminta secepatnya harus dilakukan up grade, jika tidak akan tertinggal jauh oleh perusahaan galangan kapal di negara lain.

“Jadi kalau tidak di upgrade setiap lima tahun sekali, maka ya akan ketinggalan kereta,” tutur Presiden Jokowi.

.
Berkunjung Ke PT PAL, Apa Saja Wejangan Dari Jokowi?

Kabar24.com, SURABAYA—Presiden Joko Widodo berkunjung ke PT PAL Indonesia yang bermarkas di areal Tanjung Perak Surabaya. Di sana, dia berpesan agar perusahaan pembuat kapal itu lebih fokus menggaet order dan menggarap produk dengan spesifikasi khusus.

“Kalau melihat dari kondisi dan luas areal pabrik, sebetulnya ya cukup untuk bisa dijadikan awal pengembangan industri maritim kita. Tidak hanya PT PAL, tapi ada juga PT Dok dan Perkapalan Surabaya, serta lain-lainnya,” katanya, Sabtu (10/1/2015).

Mengevaluasi kinerja perusahaan pelat merah tersebut, Jokowi berkata yang dibutuhkan PT PAL saat ini adalah permintaan yang stabil dan memastikan bahwa dalam 5 tahun ke depan sudah ada pesanan yang dapat digarap.

Tujuannya adalah agar organisasi dan manajemen perusahaan dapat mempersiapkan permesinan dan infrastruktur lainnya. “Perusahaan ini harus dipenuhi dengan pesanan. Tidak perlu membuat barang yang terlalu beraneka ragam. Fokus saja pada dua jenis barang, sehingga proses produksinya lebih cepat, dan penguasaan problemanya lebih gampang.”

Menurut Jokowi, setiap tahunnya PT PAL mengalami pemesanan kapal yang tidak stabil alias “kadang ada kadang tidak”. Akibatnya, perusahaan tersebut menerima order yang ala kadarnya, termasuk pesanan atas barang-barang yang sebetulnya bukan spesifikasinya.

“Akhirnya ada order apa saja diterima. Ada order platform offshore diterima, padahal sebetulnya bukan di bidang keahliannya. bisa mengerjakan, tapi kalau kita ingin mengembangkan industri maritim, ya kita harus fokus. Fokus, kalau PT PAL ini untuk kapal, ya membuat kapal .”

Jokowi mengatakan apabila PT PAL lebih fokus dalam satu bidang produksi, pada satu titik mereka akan dikenal sebagai produsen sebuah produk yang matang dan sempurna.

“Tapi kalau kita gonta-ganti produk, ordernya akan sulit diterima semua. Kerja itu harus fokus, bisa efisien, dan problem atau masalahnya bisa dikuasai sehingga menjadi satu produk yang baik.”

Lebih lanjut, dia berkata hal yang perlu dilakukan PT PAL saat ini adalah memperbaiki manajemen, sebelum dapat menggaet pesanan. Setelah kedua hal itu selesai, baru diperhitungkan berapa modal yang kurang.

“Saya rasa ini akan cepat bisa diperbaiki. Saya melihat tempatnya, ruangannya, mesinnya juga seharusnya diupgrade setiap lima tahun sekali. Ini kan industri srategis, urusannya bukan hanya sekarang tapi ke depan bagaimana. Tidak melulu pada urusan untung rugi, karena ini bukan perusahaan biasa yang hanya mencari keuntungan saja.”

.
Jokowi Ingin PT PAL Fokus ke Pembuatan Kapal, Tak Terima Order Lain

Surabaya – Presiden Jokowi meminta agar PT PAL Indonesia lebih fokus dalam melakukan proses produksi. PT PAL diharapkan agar fokus membuat kapal saja. Selain membuat kapal, ternyata PT PAL juga menerima pesanan lain seperti platform off shore.

“Saya pikir kalau ingin mengembangkan industri maritim, ya fokus. Kapal ya kapal,” ujar Jokowi kepada wartawan saat mengunjungi PT PAL Indonesia di Surabaya, Sabtu (10/1/2015).

Dengan fokus pada satu produks, kata Jokowi, pada suatu titik produk tersebut akan menjadi suatu produk yang matang dan sempurna. Dengan fokus pada satu produksi, maka suatu produk juga bakal semakin efisien.

“Proses dan penguasaan produksi juga lebih cepat dan gampang,” lanjut Jokowi.

Jokowi juga mengatakan bahwa mesin produksi juga berperan penting untuk proses industri. Bila mesin yang digunakan sudah tua, sudah pasti nantinya akan ketinggalan dengan kompetitor.

“Untuk modal, yang penting manajemen diperbaiki. Kalau sudah betul dan pesanan ada, baru modal masuk,” pungkas Jokowi.

Sumber : detik

.
Cerita blusukan Jokowi di pelabuhan Surabaya, sampai tanya Risma

Merdeka.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendatangi kompleks pembuatan kapal dan perawatannya di Pelabuhan Perak, Surabaya. Seperti biasa, Jokowi tak mau berlama-lama mendengarkan pemaparan tanpa melihat secara langsung. Alhasil, tidak banyak persiapan yang dilakukan tuan rumah, karena memang informasi kunjungan presiden diberikan secara mendadak.

Merdeka.com bersama sejumlah wartawan Istana Kepresidenan berkesempatan ikut dalam kunjungan Jokowi, Sabtu (10/1). Selama di Kota Pahlawan ini, Jokowi mendatangi tiga lokasi hanya dalam waktu yang sangat singkat. Di sela-sela jadwalnya yang padat, Jokowi masih menyempatkan hadir ke pernikahan keponakannya di Auditorium Universitas Airlangga.

Jokowi tiba di Galangan PT PAL sekitar pukul 16.50 WIB, telat sekitar dua jam dari jadwal semula karena harus menjadi saksi pernikahan keponakannya dr Riyan Charlie Milyantono. Kondisi ini tak lepas dari keterlambatan keberangkatan di Jakarta, Jokowi dan rombongan yang seharusnya tiba di Surabaya sekitar pukul 13.40 WIB, mundur menjadi pukul 14.45 WIB.

Di lokasi pembuatan kapal tersebut, Jokowi mendengarkan pemaparan sejenak yang disampaikan Direktur Utama PT PAL Firmansyah Arifin. Tak kurang dari 15 menit, Jokowi langsung mendatangi satu per satu bangunan, di mana di dalamnya terdapat pelat baja dan bahan-bahan pembuat kapal.

Saat mendatangi satu per satu lokasi, nampak tidak ada persiapan sama sekali dari PT PAL untuk merapikan pelat baja yang berserakan. Semua benda dibiarkan berada pada tempatnya masing-masing, bahkan masih ada satu ruangan, yakni tempat pembuatan mesin kapal yang masih digembok dengan rantai.

Karena mendadak, petugas yang membawa kunci tidak berada di tempat, meski akhirnya Jokowi yang didampingi Menteri BUMN Rini Soemarmo, Menteri Pertahanan Ryamizard Riyacudu dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo diarahkan ke pintu lain. Akhirnya, peninjauan tetap berlangsung dan presiden kembali ke kantor pusat PAL dengan menggunakan bus milik TNI AL.

Di tengah perjalanan, ternyata Jokowi ingin mengunjungi PT Dak dan Perkapalan, setelah sebelumnya sempat ditunda karena harus menghadiri pernikahan keponakannya. Di tempat itu, Jokowi melihat-lihat proses perbaikan KRI Fatahillah yang sedang dibongkar secara total.

Setelah turun dari kapal, Jokowi yang berjalan menuju mobil dinas kepresidenan tiba-tiba teringat sesuatu. Sejenak, dia meminta stafnya memanggil Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. “Risma, Bu Risma mana,” teriak Jokowi.

Mendengar namanya dipanggil, Risma tampak tergopoh-gopoh mendekati Jokowi dan menyalaminya. Sembari tersenyum, Risma meminta maaf karena tidak bisa menyambut dan menemani seluruh kunjungannya di Surabaya.

“Ibu ini sibuk sekali, sampai sulit sekali ditemui,” kata Jokowi lantas tertawa.

Setelah mendatangi PT Dak, menurut agenda yang disiapkan biro protokoler adalah waktu Jokowi dan rombongan beristirahat sekaligus makan malam. Namun, ternyata Jokowi memilih melihat secara langsung Terminal Penumpang Gapura Surya Nusantara yang berada di dalam Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

Agenda ini terhitung sangat mendadak, setelah mendatangi kantor Pelindo III, Jokowi langsung masuk ke dalam terminal khusus angkutan laut tersebut. Karena tidak ada persiapan, sebagian lampu masih tampak dimatikan, bahkan pemegang kunci masih harus dicari-cari terlebih dahulu.

Di tengah kekurangan itu, Jokowi justru berdecak kagum melihat kenyamanan yang diberikan terminal tersebut. Dia malah ingin menjadikannya sebagai pilot project pembangunan terminal angkutan laut di seluruh Indonesia. Setelah berbincang-bincang, Jokowi menuju Hotel Sahid untuk santap malam dan beristirahat.

Dari Hotel tersebut, Jokowi kembali menghadiri resepsi pernikahan keponakannya, acara ini tertutup bagi media. Di tempat itu, Jokowi membawa istrinya, Iriana Jokowi dan kedua anaknya Kaesang Pangarep dan Kahiyang Ayu pulang ke Jakarta.

.
Presiden Tinjau Fasilitas Galangan Kapal

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Presiden Joko Widodo Sabtu sore (10/1) meninjau sejumlah fasilitas galangan kapal di PT PAL, Surabaya, Jawa Timur.

Dalam peninjaun tersebut Presiden didampingi oleh Menteri BUMN Rini Soemarno, Direktur PT PAL Firmansyah Arifin, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Wali Kota Tri Rismaharini, Menhan Ryamizard Ryacudu dan Seskab Andi Widjajanto.

Andi Widjajanto kepada wartawan mengatakan kunjungan Presiden dimaksudkan untuk mengetahui kondisi salah satu industri strategis itu dan bagaimana pengembangannya ke depan.

“Setelah sidang Komite Kebijakan Industri (KKI) akhir Desember untuk industri pertahanan seperti ke PT Pal, PT Pindad, PT DI dan LEN, Presiden ingin melihat langsung tentang belum optimalnya output kinerja industri pertahanan,” kata Andi.

Ia mengatakan setidaknya ada tujuh program pengembangan industri strategis, antara lain kapal selam, pengembangan pesawat tempur dan rudal, Presiden menginginkan pengembangan yang lebih luas dan spesifik.

Presiden, kata Andi, menginginkan pengembangan berbasis dua hal.

“Misi pertama harus bisa menuju kemandirian pertahanan, setiap ada pengadaan alutsista harus dibarengi transfer teknologi,” katanya.

Andi menambahkan, “(yang kedua-red) andalan untuk menerap teknologi mengembangkan teknologi ganda.”

Presiden, menurutnya, menilai untuk menjalankan hal tersebut harus dimulai dengan pahami sumber masalah di industri pertahanan.

Selain meninjau PT PAL, Presiden juga meninjau PT Dok Surabaya. Di lokasi itu, kepala negara meninjau kegiatan perusahaan tersebut, termasuk naik ke KRI Fatahillah yang tengah dalam perbaikan.

Kepala Negara juga menyempatkan singgah dan melihat kelengkapan Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Perak.

Presiden Joko Widodo merasa puas dan menilai terminal Gapura Surya Nusantara dan mengatakan fasilitas dan kelengkapan bangunannya akan menjadi percontohan pengembangan pelabuhan penumpang di daerah lain.

Presiden dan rombongan dijadwalkan kembali ke Jakarta pada Sabtu malam.

.
Jokowi puji terminal pelabuhan Surabaya terbaik di Indonesia

Merdeka.com – Presiden Joko Widodo akan menjadikan Terminal Gapura Surya Nusantara di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, sebagai contoh nasional. Terminal ini dinilai telah berkonsep modern dan sesuai kebutuhan pasar saat ini.

“Apa yang dikembangkan oleh PT Pelindo III (Persero) ini sudah bagus dan laik dijadikan konsep terminal penumpang lain di Tanah Air,” katanya, ditemui di Terminal GSN di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, dilansir dari Antara, kemarin.

Fasilitas penopang terminal ini antara lain ketersediaan garbarata seperti di bandara. Kemudian, loket untuk layanan tiket penumpang juga sudah baik.

“Kami pikir semua yang sudah ditata dan direalisasikan di sini termasuk standar terminal penumpang terbaik di Indonesia,” ujarnya.

Pemerintah dalam waktu dekat akan menerapkan hal serupa di Makassar. Berikutnya di Pelabuhan Merak-Bakauheni dan Belawan.

“Secara umum, kami mengapresiasi upaya ini dan diharapkan terus dilakukan dalam upaya mendorong perkembangan sektor kemaritiman nasional,” katanya.

.
Kecelakaan AirAsia Jadi Momentum, Jokowi: Pembenahan Total Harus Dilakukan

Jakarta – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, peristiwa kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 menjadi momentum. Pembenahan total di dunia penerbangan harus dilakukan.

“Ini pembenahan total, harus dilakukan. Yang penting jangan merugikan maskapai,” kata Jokowi kepada wartawan saat mengunjungi PT PAL Indonesia, Surabaya, Sabtu (10/1/2015).

Jokowi menjelaskan, pembenahan harus dilakukan di dunia penerbangan Tanah Air. Tak hanya di Kementerian Perhubungan (Kemenhub), tetapi juga di stakeholder lainnya seperti Airnav, Angkasa Pura, dan lainnya.

“Ini momentum pembenahan karena sudah bertahun-tahun seperti itu dan dibiarkan saja,” imbuh Jokowi.

Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan sendiri telah menjatuhkan sanksi kepada 11 pejabat Kemenhub terkait pelanggaran izin terbang. Kesebelas oknum itu akan disanksi pembatasan tugas dan dimutasi. Selain itu 61 Penerbangan dari 5 maskapai dibekukan Kemenhub.

Jonan hingga saat ini masih melakukan bersih-bersih di dunia penerbangan. Ia mengaku rela lengser jika tidak mampu melaksanakan tugas berat itu.

Sumber : http://news.detik.com/

.
Jokowi: Kesalahannya Memang Ada di Pemerintah

SIDOARJO, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo mengakui karut-marut manajemen penerbangan udara di Indonesia adalah kesalahan pemerintah.

“Kesalahannya memang ada di pemerintah,” ujar Jokowi di pelataran VVIP Bandar Udara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (10/1/2015) siang.

Jokowi menegaskan, kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 harus menjadi momentum pembenahan manajemen angkutan udara di dalam negeri. “Tidak ada lagi yang terbang tidak punya rute. Ndak bisa, ndak bisa. Ini harus pembenahan total,” ujar Jokowi.

Jokowi tidak menumpukkan kesalahan kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) saja. Menurut dia, kesalahan juga dilakukan oleh sejumlah pihak yang terlibat pemberian izin terbang.

“Ya kan tidak hanya perhubungannya saja toh. Banyak pihak. Ada BUMN-nya, AirNav-nya, dan lain-lain, semuanya harus dibenahi,” lanjut dia.

Seperti diberitakan, Kemenhub menjatuhkan sanksi kepada lima maskapai penerbangan karena melanggar izin penerbangan. Maskapai itu ialah Garuda Indonesia, Lion Air, Wings Air, Trans Nusa, dan Susi Air. Sanksi diberikan dengan membekukan 61 rute penerbangan oleh maskapai tersebut.

Ke-61 rute tersebut ialah Garuda ada 4 pelanggaran, Lion Air 35 pelanggaran, Wings Air 18 pelanggaran, Trans Nusa 1 pelanggaran, dan Susi Air ada 3 pelanggaran.

.
Presiden Jokowi Akan Bentuk Badan Cyber Nasional

KOMPAS.com – Presiden Joko Widodo, Rabu (7/1/2015) melakukan rapat dengan para menteri membahas berbagai persoalan, termasuk rencana pemerintah membentuk Badan Cyber Nasional.

Menurut pemerintah Badan Cyber Nasional untuk memperkuat pertahanan cyber Indonesia mencegah serangan-serangan dari jaringan komputer yang dilakukan pihak manapun.

Rencana tersebut mendapat respons positif dari berbagai kalangan karena Indonesia dinilai sudah sangat membutuhkan pertahanan cyber didalam negeri.

Kepada VOA di Jakarta, Jumat, pengamat dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI yang juga mantan Direktur Aplikasi Telematika Kemenkominfo, Aswin Sasongko menegaskan perang cyber antar negara akhir-akhir ini semakin sering terjadi sehingga Indonesia juga harus mengantisipasi jika terjadi situasi sama. Maka menurutnya rencana pemerintah membentuk Badan Cyber Nasional merupakan langkah tepat.

“Ketahanan cyber kita lemah, ini perlu kita perkuat dan banyak sekali hal yang menunjukkan kelemahan dari mulai penggunaan website kita. Kemudian data center kita dan sebagainya, Brazil, Rusia, India, China sekarang mulai meningkatkan keamanan mereka. Nah, pola ini adalah tren-tren bagaimana dunia mulai mengamankan cyber security nasionalnya, karena itu dari segi ilmiah normal sekali kalau Indonesia juga harus melihat trend global meningkatkan pola keamanannya, cara seperti apa tentu setiap negara punya cara sendiri-sendiri, ” kata Aswin Sasongko.

Aswin Sasongko menambahkan sumber daya manusia Indonesia untuk sektor informasi teknologi tidak perlu diragukan. Ia optimtistis Badan Cyber Nasional tidak akan sulit mencari para ahli.

“Kemampuan IT Indonesia itu sebenarnya cukup besar cuma mungkin orang-orangnya tersebar di berbagai tempat, itu bisa dilihat dari program-program yang sudah ada. Indonesia ini negara yang mampu membuat sistem IT untuk pesawat. Indonesia juga salah satu negara yang sanggup melaksanakan sistem IT, sistem komputer untuk alutsista. Begitu pemerintah melaksanakan suatu program tertentu, dikonsentrasikan maka ahli-ahlinya tingga dipanggil saja,” lanjut Aswin.

Namun Aswin mengingatkan, kebijakan tepat dari pemerintah dibutuhkan sebelum Badan Cyber Nasional dibentuk.

“Policy nasional mengenai IT ini harus ditentukan dulu, mau seaman apa, mau seperti apa, obyek-obyek mana yang harus dilindungi dari segi cyber security, data mana yang penting, data mana yang tidak penting. Bagaimana approve kita untuk melindungi data-data penting kita, melaksanakan policy tersebut. Jangan sampai bikin badan tanpa ada policy,” papar Aswin.

Sementara itu, Enda Nasution, pemerhati perkembangan cyber dari lembaga layanan media sosial Indonesia, Sebangsa, menilai untuk menjaga kedaulatan bangsa, Indonesia harus waspada terhadap berbagai kemungkinan terjadi dilakukan pihak manapaun melalui cyber.

“Urgent, karena sekarang sudah mulai ada perang cyber, sebagai sebuah negara kita juga perlu memelihara kedaulatan dialam cyber juga. Kalau dulu kan lebih kekerahasiaan, komunikasi antara pejabat publik, sekarang ini memasuki dunia digital, di Badan Cyber Nasional. Ini perspektif keamanan dan perlindungan data-data pemerintah yang sensitif,” kata Enda.

Pemerintah juga mengakui sebagai negara kepulauan, tidak mungkin pertahanan dilakukan hanya secara konvensional mengandalkan pasukan TNI di perbatasan, sehingga pertahanan melalui cyber sangat dibutuhkan.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia